Staf Dinas Kesehatan KKT dan Badan POM KKT saat di lokasi karantina, Minggu (17/05/2020) |
LASKAR – Sebanyak 53 peserta karantina dan relawan di Kabupaten Kepulauan Tanimbar yang mengalami keracunan makanan, Minggu (17/05/2020) langsung ditangani dengan cepat oleh tim medis dari Dinas Kesehatan KKT dibawah kendali dr.Edwin Tomasoa selaku Kepala Dinas.
“Setelah mendapat laporan dari relawan saya langsung berkoordinasi dengan Kepala Dinas Kesehatan dr.Edwin selaku Koordinator Bidang Pencegahan Gustu Covid-19 KKT untuk segera ke lokasi karantina dan melakukan penanganan secara medis,”demikian disampaikan Kepala Sekretariat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Kepulauan Tanimbar Drs Ruben B. Mariolkossu MM kepada LASKAR, Minggu (17/05/2020).
Saat ini semua peserta karantina dan relawan yang mengalami diare sudah tertangani secara medis.
Kendati demikian, Ruben mengaku kondisi tersebut belum bisa dikatakan Kejadian Luar Biasa (KLB).
Pasalnya, disaat kondisi cuaca saat ini, siapa saja bisa rentan dengan diare. Oleh sebab itu, ke depan makanan peserta karantina dan relawan akan lebih diperhatikan sesuai standar gizi sehingga kondisi kesehatan peserta karantina maupun relawan tetap terjamin.
Sementara itu, Ketua Tim Relawan Kesehatan Penanggulangan Covid-19 di Kabupaten Kepulauan Tanimbar dr. Lucia F. R. A. Felnditi mengakui kalau dirinya ke lokasi karantina, Sabtu (16/05/2020) malam dan mendapat laporan jika ada 1 peserta yang mengalami diare.
“Peserta yang mengalami diare minta minum teh panas dan kemudian saya pantau peserta dan petugas di pos tidak ada kejadian yang luar biasa. Saya mendapat informasi jam 5 subuh kalau sebagian besar peserta karantina dan relawan mengalami diare,” jelasnya seraya menambahkan bahwa dirinya langsung berkoordinasi untuk peserta karantina yang mengalami diare segera ditangani secara medis.
Menurutnya, di lokasi karantina ada dokter yang selalu standby 24 jam bergantian sehingga, obat-oabatan sebagian kita drop dari dinas untuk menangani peserta karantina dan relawan yang mengalami diare.
Kepada LASKAR, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan KKT, Otis Laiyan mengaku setelah mendengar informasi dirinya langsung meminta staf berkoordinasi dengan Badan POM dan turun langsung ke lokasi mengambil sampel.
“Dari informasi yang kami terima kemungkinan ada bakteri pada ayam yang dimakan, apakah terdapat bakteri pada ayam tersebut atau cara pengelolaannya. Ini yang nanti dilihat,”jelasnya.
Ditambahkan, Badan POM sudah turun langsung ke rumah tempat pengelolaan makanan untuk peserta karantina, tempat dan semua alat masak juga sanitasinya bagus serta hygenis.
“Nanti dari hasil wawancara dengan peseta karantina dan relawan baru diketahui apa penyebab peserta karantina dan relawan mengalami diare,” jelas Otis
Kondisi kesehatan peserta karantina mulai membaik |
Senada dengan itu, Kepala Seksi Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinas Kesehatan KKT Uli Kelmanutu di lokasi karantina di SMP Negeri 4 Lorulun mengatakan, setelah mendapat informasi sekitar pukul 11.45 WIT bahwa peserta karantina dan relawan mengalami keracunan makanan pihaknya langsung berkoordinasi dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) KKT untuk turun ke lokasi karantina.
“Kami langsung berkoordinasi dan turun ke lokasi karantina melakukan penanganan dan pertolongan pertama secara medis,” jelas Uli
Menurutnya, hasil dari Badan POM kemungkinan besok (Senin-red) baru diterima, apakah ada bakteri di makanan atau karena faktor lain. Karena nantinya petugas Badan POM akan melakukan wawancara dengan peserta dan relawan yang mengalami keracunan.
“Sambil menunggu hasil dari Badan POM peserta karantina dan relawan yang mengalami keracunan makan minum tetap kami awasi setiap saat,” kata Uli seraya menganjurkan mereka untuk terus mengkonsumsi air putih hangat sehingga tubuh tidak dehidrasi atau kekurangan cairan.
Sementara itu, Kepala Badan POM KKT Stefanus Sesa, yang dikonfirmasi membenarkan kalau pihaknya sudah turun langsung ke lokasi karantina maupun ke lokasi pengelolaan makanan.
“Tadi kita sudah turun dengan Dinas Kesehatan, dan masih menunggu beberapa informasi dari relawan yang juga mengalami diare, mungkin ada informasi dari relawan baru kita bisa kompilasi datanya,”kata Sesa seraya mengakui jika tindakan medis sudah dilakukan sehingga kondisi kesehatan peserta karantina maupun relawan saat ini sudah mulai membaik.
Ketika ditanya apakah Badan POM mengambil sampel makanan untuk diuji di laboratorium, Sesa menjelaskan, karena sudah lewat 24 jam dan kemungkinan karena faktor mikrobiologi, jadi sampel tidak bisa diuji.
“Kita hanya wawancara korban yang diare dan kita kumpulkan keterangan juga di tempat pengelolaan makanan. Kami sudah wawancara dan masih menunggu konfirmasi dari teman-teman relawan dan besok baru kita sampaikan,” kata Sesa mengakhiri percakapannya. (L03)