LASKAR – KabupatenKepulauan Tanimbar menerima penghargaan dalam Anugerah Pesona Indonesia (API) tahun 2020 kategori cinderamata tenun ikat Tanimbar, yang diselenggarakan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Kamis (20/05/2021) di Ina Bay Hotel Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
Penghargaan diserahkan oleh Dirjen Kerjasama Pemberdayaan Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Ham (Kemenkumham) RI, Daulat P Silitonga dan diterima oleh Asisten II Bidang Pembangunan Ekonomi dan Kemasyarakatan Setda Kepulauan Tanimbar, Drs.D.A.T Sabono, MSi.
Tenun Tanimbar sendiri merupakan salah satu produk tradisional kerajinan tangan dari masyarakat Tanimbar yang sudah dilakukan secara turun temurun dari generasi ke generasi dan merupakan salah satu kekayaan budaya nasional.
Kepala Dinas Pariwisata Kepulauan Tanimbar Ir.Edy Batlolona,MT kepala LASKAR usai penganugerahan API tahun 2020 di Labuan Bajo mengatakan, penganuerahan ini memberikan motivasi bagi pemerintah daerah maupun masyarakat agar tetap mempertahankan tradisi menenun yang dilakukan masyarakat sejak dahulu.
“Sampai hari ini khususnya Dinas Pariwisata, kami terus melakukan promosi melalui berbagai kegiatan fashion di dalam maupun luar negeri,”ungkap Batlolona seraya menambahkan, penganugerahan ini memberikan kontribusi dan semangat bagi kami agar masyarakat kreatif yang ada di Tanimbar berinovasi untuk membuat produk-produk baru dari sisi kerajinan untuk menjadi cinderamata yang menarik bagi para wisatawan.
Batlolona menambahkan, semua desa bahkan perempuan di Tanimbar memiliki ketrampilan menyangkut pembuatan tenun.
“Jadi ini sudah dari dahulu turun temurun dari generasi ke generasi, tenun Tanimbar dilakukan masyarakat Tanimbar. Oleh karena itu sejak kita mendapatkan hak kekayaan intelektual terkait dengan 46 motif yang sudah disepakati Kementrian Hukum dan HAM, maka promosi tentun Tanimbar intens dilakukan di berbagai daerah, bahkan sampai ke luar negeri lewat fashion dan juga produk-produk dari kain tenun yang diproduksi dalam berbagai kerajinan,”jelas Batlolona.
Ditambahkan, pemerintah daerah mendorong pengembangan tenun Tanimbar setiap waktu agar menjadi satu kekayaan budaya Tanimbar, budaya Indonesia yang harus dipertahankan turun temurun.
Ketika ditanya mengenai kelompok binaan tenun Tanimbar, Batlolona mengakui, bukan saja Dinas Pariwisata tetapi ada juga kelompok binaan dari Dinas Koperasi, Dinas Perindustrian yang semuanya bersinergi dalam memberikan pembinaan bagi kelompok-kelompok masyarakat yang terus didorong untuk berinovasi melalui tenun Tanimbar.
Antisipasi Blok Masela
Sementara langkah antisipasi terkikisnya budaya tenun Tanimbar dengan masuknya puluhan ribu tenaga kerja dari luar Tanimbar dengan beroperasinya Blok Masela, menurut Kadis Edy Batlolona, pihaknya bekerjasama dengan perusahaan yang menanganai Blok Masela yakni Inpex, dimana dengan dana CSR membantu dinas dalam mempertahankan salah satu tradisi yang luar biasa ini.
“Inpex membantu kami untuk membina kelompok-kelompok masyarakat penenun. Jadi kita kerjasama dengan pihak bank dengan dana-dana CSR, mereka membantu para pengrajin kita untuk berinovasi sampai dengan pemasaran. Kita tetap mempertahankan sebagai tradisi daerah yang memiliki kearifan lokal yang sangat baik untuk tetap dipertahankan,”tutup Batlolona. (L02)