OLEH : Juvrianto Chrissunday Jakob (Dosen Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Ambon)
Pendidikan vokasi, pembelajaran Bahasa Inggris, dan pembangunan pariwisata memiliki hubungan sangat erat satu sama lain. Hal ini terutama jika ditinjau dari perspektif pengembangan tenaga kerja yang berkualitas. Korelasi ketiga faktor ini menjadi topik menarik untuk diperbincangkan di era globalisasi. Lebih penting lagi terutama bagi negara-negara yang kaya akan keindahan alam dan keragaman budaya. Tentu, pertumbuhan pariwisata menjadi tantangan tersendiri, karena keharusan memenuhi permintaan wisatawan mancanegara yang terus meningkat.
Secara umum, pendidikan vokasi memiliki cakupan dan fokus pada keterampilan yang dapat digunakan di dunia kerja nyata. Pada sektor pariwisata, tidak hanya teori yang diperlukan, tetapi juga keterampilan khusus seperti manajemen (sebagai contoh, hotel dan pemandu wisata), pelayanan, dan cara menghadapi pengunjung dengan baik. Pendidikan vokasi dapat menjadi batu loncatan atau “shortcut” bagi anak-anak muda yang ingin memasuki dunia kerja pariwisata. Hal ini membuat lulusan dari Pendidikan vokasi akan lebih siap untuk bekerja di lapangan.
Para lulusan pendidikan vokasi, terutama yang telah mendapatkan pengenalan di bidang pariwisata akan memperoleh keterampilan nyata seperti pelayanan tamu, manajemen hotel, pengelolaan restoran, dan pengetahuan budaya, didukung oleh kemampuan komunikasi yang baik.
Dewasa ini, Bahasa Inggris telah menjadi semacam bahasa wajib pada sektor pariwisata. Mayoritas turis dari berbagai negara menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. Oleh karena itu, jika tenaga kerja pariwisata menguasai Bahasa Inggris secara baik, mereka akan lebih siap berinteraksi secara langsung. Mereka pasti memberikan layanan yang lebih baik sehingga wisatawan merasa nyaman. Mereka juga lebih percaya diri saat bekerja. Bagi mereka yang bekerja secara langsung di lapangan, seperti pemandu wisata, staf hotel, dan pengemudi kendaraan, Bahasa Inggris bisa menjadi pengantar komunikasi yang baik dengan wisatawan mancanegara.
Dilansir dari IndonesiaTimur.co, sebuah artikel berita menyatakan bahwa salah satu kendala yang dihadapi wisatawan mancanegara adalah persoalan bahasa. Masyarakat yang mampu berkomunikasi menggunakan Bahasa Inggris secara baik sangat terbatas. Jika wisatawan mancanegara dapat berkomunikasi dengan lancar menggunakan bahasa yang mereka pahami, mereka cenderung merasa lebih nyaman dan aman.
Bahasa Inggris juga membuka pintu untuk pasar yang lebih besar. Interaksi online, promosi online, dan ulasan pelanggan merupakan salah satu indikator penting dalam ekosistem pariwisata. Informasi pariwisata dalam Bahasa Inggris dapat menjangkau audiens dan pembaca yang lebih luas, destinasi wisata menjadi lebih populer, dan menarik lebih banyak kunjungan.
Di sisi lain, perkembangan pembangunan sektor pariwisata sangat didukung oleh pendidikan vokasi dan keterampilan bahasa Inggris. Industri pariwisata dapat bersaing di tingkat global, menarik lebih banyak turis, dan memberikan kesan yang lebih profesional dengan banyak tenaga kerja yang terampil dan mahir berbahasa asing. Karena lebih banyak wisatawan mancanegara yang datang dan menghabiskan waktu serta uang mereka di daerah tersebut. Dampaknya, dapat meningkatkan ekonomi lokal.
Oleh karena itu, kolaborasi yang baik antara pendidikan vokasi dan pembelajaran Bahasa Inggris dapat dikatakan sebagai “investasi emas” bagi pengembangan sektor pariwisata. Dengan kombinasi dan kolaborasi ini, diharapkan industri pariwisata menjadi lebih profesional, menarik, dan ramah turis. Sederhananya, hal ini menguntungkan semua pihak.
Tenaga kerja akan meningkat, wisatawan merasa senang dan nyaman, dan pariwisata lokal meningkat. Hubungan erat antara Pendidikan vokasi, pembelajaran Bahasa Inggris, dan pembangunan pariwisata sangat penting untuk membangun ekosistem industri pariwisata yang kompetitif dan sustainable.
Keterampilan berbahasa Inggris membantu wisatawan mancanegara berinteraksi dengan lebih baik serta meningkatkan pengalaman mereka dalam berlibur. Sedangkan pendidikan vokasi memberikan keterampilan yang relevan dengan dunia kerja. Kombinasi dan sinergi yang tepat ini dapat menjadi landasan yang kuat dalam meningkatkan daya saing pariwisata di kancah global dengan dukungan kebijakan yang tepat dan kerja sama antara pendidikan dan industri. (*)