LASKAR – Pemerintah Pusat semakin mendukung Ambon sebagai Kota Musik Dunia/World City of Music (WCoM). Hal tersebut ditunjukkan lewat penandatanganan MoU yang dilakukan hari ini, Senin (29/10), antara Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpus RI), Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon dan Museum Musik Indonesia (MMI) terkait pembentukkan Pusat Dokumentasi Musik Nasional (PDMN) di Ambon yang berlangsung di Auditorium Soekarman, gedung Fasilitasi Layanan Perpustakaan Nasional, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta.
Penandatanganan MoU itu sendiri dilakukan oleh Kepala Perpus RI, Muhamad Syarif Bando, Walikota Ambon, Richard Louhenapessy dan Kepala MMI, Hengki Hermanto.
Seperti diketahui, PDMN ini merupakan salah satu dari 25 action plan yang diminta UNESCO sebagai prasyarat menjadikan Ambon sebagai kota musik dunia.
Lewat momentum penandatanganan MoU ini, diharapkan akan terus memperkuat komitmen bersama dalam percepatan atau akselerasi kota Ambon sebagai kota musik dunia pada tahun 2019 mendatang.
Kepala Perpus Nasional, Muhamad Syarif Bando menuturkan, salah satu agenda utama Perpusnas kali ini adalah memperkuat dan mendukung agar segala hal dapat dilakukan guna terwujudnya Kota Ambon sebagai kota musik dunia.
Diakui, dukungan Perpusnas untuk Ambon merupakan kebanggaan tersendiri, dan untuk itu, pihaknya akan sepenuhnya membuka pintu membantu hal itu, apalagi dengan pengalaman-pengalaman mendaftarkan beberapa situs nasional untuk mendapat pengakuan UNESCO.
Bahkan, Perpusnas menawarkan diri untuk nantinya menjadi bagian dari penyusunan naskah akademik, untuk nantinya mendaftarkan Ambon ke salah satu badan PBB tersebut.
Ditempat yang sama, Kepala MMI, Hengki Hermanto mengatakan, pihaknya juga sudah
mempersiapkan berbagai prasarana pendukung untuk nantinya diberikan kepada Ambon guna mengisi koleksi di PDMN yang nanti terbangun disana.
Menurut Kepala MMI, beberapa hal yang sudah dikerjakan antara lain mendokumentasikan lagu-lagu Ambon maupun lagu yang dibawakan musisi Maluku-Ambon baik lewat kaset, CD, piringan dan lainnya.
Pihaknya juga bekerjasama dengan Universitas Brawijaya mengerjakan proyek tinjauan antropologi lagu-lagu Ambon, sehingga nantinya bisa digali lebih jauh dan lebih dalam tentang jati diri masyarakat Ambon sebagai bagian dari pembangunan peradaban Indonesia.
Selain penandatanganan MoU, pada kesempatan itu juga digelar talkshow dalam rangka pendukungan program ambon menuju kota musik dunia versi UNESCO dengan menghadirkan narasumber masing-masing Deputi Fasilitasi Hak Kekayaan Intelektual dan Regulasi BeKraf, Ari Juliano Gema, Walikota Ambon, Richard Louhenapessy, Direktur Ambon Music Office, Ronny Lopies dan Kepala Perpusnas, Muhamad Syarif Bando.
Hadir pada kesempatan itu pula, Direktur Hak Cipta dan Desain Industry Dirjen Kekayaan Intelektual, Direktur Pengendalian Aplikasi Informasi, Dirjen Aplikasi Informatika, Sekretaris Kota Ambon, Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Kota Ambon, Kadis perpustakaan Ambon, Kabag Hukum Setkot Ambon, Kepala Bidang Ekraf Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Ambon, Ketua Persatuan Artis, Penyanyi dan Pemusik Indonesia, Ketua Wahana Musik Indonesia, Ketua Yayasan Anugerah Music Indonesia, Ketua Karya Cipta Indonesia, Ketua Asosisasi Musisi Indie Indonesia dan Ketua Persatuan Artis Musisi Melayu Dangdut Indonesia (PAMMI). (M1R)