LASKAR – Tampil sebagai pembicara Wakil Gubernur Maluku Drs. Barnabas N. Orno mengungkapkan nilai-nilai Pancasila ada di dalam nilai-nilai adat.
Bahkan Presiden Soekarno pernah menyampaikan, filosofi Pancasila diambil dari kristalisasi nilai budaya di Indonesia.
“Masyarakat Maluku harus bersyukur, jauh sebelum Pancasila lahir, Maluku telah memiliki nilai Pancasila. Sebab, tiap-tiap negeri telah memiliki adatnya masing-masing sebelum NKRI merdeka,” ungkap Barnabas Orno dalam meteri yang dibawakan dalam Webinar melalui aplikasi ZOOM yang digelar Dewan Pimpinan Daerah Gerakan Pemuda Marhaenis (GPM) Maluku, Ambon, Kamis (11/6/2020).
Dalam rilis Humas Maluku, Wagub menegaskan, indikatornya adalah menjaga kearifan lokal menjadi kekuatan nasional demi keutuhan NKRI. “Saya harus katakan, bahasa daerah tidak boleh dilupakan. Bahasa lokal di kawasan tenggara pada umumnya, Aru, masih terjaga. Sedangkan wilayah Ambon, bahasa lokalnya sudah perlahan punah,” bebernya.
Dalam webinar yang digelar dengan tema “Memaknai Pancasila dalam Bingkai Pela Gandong sebagai Kekuatan Nasional,” Orno juga mencontohkan implementasi Pela Gandong yang pernah dilakukan dirinya saat berkunjung ke Negeri Tambilouw dan Sepa, Kabupaten Maluku Tengah, berapa waktu lalu.
Negeri ini merupakan dari negeri-negeri adat pesisir Seram Selatan. Disana, dirinya sempat mengucap kalimat sapaan persaudaraan penduduk setempat. “Ami Ata Hia-Hia, Ami Aya Hoi-Hoi. Inamu Sei, Anamu Sei, Mese”.
“Coba lihat siapa yang datang. Mese itu sapaan kearifan adat. Kalau kita bilang Mese, semua pasti bersatu. Suka tidak suka. Senang tidak senang,” ujarnya.
Saat itu, lanjut dia, sebagian masyarakat adat menilai, dirinya bukanlah asli pribumi namun sempat berucap semua bersaudara di tanah Seram. Bahkan bagi dia, jika tahu sedikit tentang kearifan lokal tertentu, maka anda atau siapapun tidak akan mengalami kesulitan.
“Andai kearifan lokal ini tidak diceritakan secara rutin, maka generasi berikutnya akan kehilangan budayanya sendiri,” urainya.
“Saya kunjungan ke kecamatan-kecamatan saat menjabat Bupati MBD, disambut dengan tarian adat yang diperagakan penari berusia atas. Saya tegaskan, stop. Ganti penari dengan yang muda-muda (pelajar),” sambung Orno.
Selain Wagub Maluku menjadi pembicara, webinar ini juga menampilkan pembicara lainnya seperti Ketua Ikatan Cendekiawan Maluku Prof. Dr. Mus Huliselan, Ketua Pusat Kajian Pancasila dan Konstitusi Fakultas Hukum Unpatti Ambon Dr.R.H. Nendissa SH MH.
Direktur Program Streightening Legal Education Of Eastem Indonesia Faculty Of Law Pattimura University Dr. R.V. Rugebregt. SH MH, Ketua Umum DPP GPM Drs. Heri Satmoko MH.
Sementara Moderator yang memegang penuh jalannya seminar adalah Ketua DPD GPM Maluku Kapitan Kelibai M,Pd. (L01)