LASKAR – Walikota Ambon Richard Louhenapessy mengatakan, warga kota secara objektif sudah sadar pentingnya memakai masker dan jaga jarak fisik, serta rajin mencuci tangan untuk memutus mata rantai Covid-19 di Ambon.
”Cuma memang masih ada masyarakat yang tidak betah memakai masker dan itu harus diedukasi terus menerus,” kata Walikota disela-sela kunjungan ke Pasar Mardika pada hari pertama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi, Senin (20/07/2020).
Walikota mengatakan, hari pertama PSBB transisi pemerintah hanya melakukan sosialisasi penggunaan masker, seteah itu diberikan sanksi kepada masyarakat yang tidak memakai masker.
”Sanksi kepada masyarakat yang tidak pakai masker itu dengan kerja sosial dan sanksi denda. Pemberlakukan sanksi tidak bermasker ini karena dalam waktu dekat Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) akan menerbitkan Inpres terkait sanksi untuk warga yang tidak bermasker,”tegasnya.
Lantaran itu, edukasi kepada masyarakat harus terus dilakukan sehingga ketika instruksi presiden keluar masyarakat semua sudah tertib. “Kasihan juga kaau kena sanksi,”aku Louhenapessy.
Sementara itu, untuk pembatasan angkot, menurut Walikota, masih seperti biasa hanya mengangkut penumpang 50 persen saja dari kapasitas mobil.
“Rata-rata sopir sudah pakai masker dan protokol kesehatan harus tetap dijaga,” ajak Walikota seraya menambahkan, untuk rumah kopi dan rumah makan sudah bisa dibuka sampai jam 6 sore, namun hanya boleh 50 persen pengunjung yang ada di dalam dan Gustu akan turun untuk memberi tanda pada kursi dan meja mana saja yang bisa dipakai.
Sedangkan untuk usaha yang bersinggungan langsung seperti salon dan barbershop tetap ditutup dan bagi pegawai yang terdampak akan diberikan sembako.
Walikota meninjau lokasi pasar bersama Komandan Korem (Danrem) 151/Binaiya Brigadir Jenderal TNI Arnold A. P Ritiauw, Wakil Walikota Ambon Syarif Hadler, Sekretaris Kota Ambon A.G Latuheru dan pimpinan OPD terkait lainnya. (L01)