Share

LASKAR – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, mengatakan, Kota Ambon mempunyai nilai jual yang tinggi sehingga Ambon merupakan satu dari 47 kota di dunia yang ditetapkan oleh UNESCO, sebagai kota kreatif berbasis musik.

Oleh sebab itu, patut diberikan apresiasi yang tinggi kepada pemerintah dan warga Kota Ambon karena memberikan ruang yang luar biasa bagi musisi dan komunitas music untuk berkontribusi dalam membangkitkan industry pariwisata dan ekonomi kreatif pada ulang tahun ke-2 Ambon City of Musik (ACoM).

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, saat membuka Festival Musik Rakyat, dalam rangka dua tahun Ambon City Of Music, di depan Gong Perdamaian Dunia, Kota Ambon, Jumat (29/10/2021) malam dengan pemukulan tifa

Hal ini disampaikan Sandiaga Uno saat membuka Festival Musik Rakyat, dalam rangka dua tahun Ambon City Of Music, di depan Gong Perdamaian Dunia, Kota Ambon, Jumat (29/10/2021) malam.

Selain membuka Festival Musik Rakyat, Sandiaga Uno juga meresmikan pengabadian nama musisi pada monumen musik, yang ditandai dengan penandatanganan prasasti yang didampingi Walikota Ambon Richard Louhenapessy, Plh Sekda Maluku Sadli Ie dan penyanyi asal Maluku Ruth Sahanaya.

Menurut Sandiaga Uno, karena Ambon merupakan satu dari 47 kota di dunia yang ditetapkan oleh UNESCO, sebagai kota kreatif berbasis music, maka Kemenparekraf terus mengawal bahwa, UNESCO memberikan pengakuan kepada Kota Ambon, sebagai City Of Music. “Itu berarti, Ambon memiliki nilai jual yang sangat tinggi,”ungkapnya.

Walikota Ambon Richard Louhenappessy

Sementara itu, Walikota Ambon, Richard Louhenapessy mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Menparekraf yang sudah bersedia menghadiri HUT kedua Ambon City of Music.

Ris sapaan akrab Walikota Ambon ini mengakui, perayaan hari ulang tahun ke dua Ambon City Of Music, sebenarnya jatuh pada tanggal 31 Oktober 2021. Namun, untuk mengambil kesempatan dari segi ekonomi kreatif, makanya festival dilaksanakan tanggal 29 Oktober.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, menyerahkan 1 juta antis kepada Walikota Ambon Richard Louhenapessy

Dikatakan, tanggal 28 Oktober Pak Menteri mengikuti puncak Festival Pesona Meti Kei di Kabupaten Maluku Tenggara.

“Sebelum pak Menteri pulang, kita ambil kesempatan, untuk beliau harus ke Ambon buka festival dulu. Dan beliau setuju. Makanya kita lakukan hari ini,”jelasnya sembari menambahkan, ini juga merupakan salah satu peluang sebab banyak tamu nasional yang berkunjung ke acara Meti Kei, sehingga sebelum mereka kembali berkunjung dulu di Kota Ambon, sehingga masyarakat bisa merasakan dampak ekonominya.

Pada kesempatan itu Gubernur Maluku Murad Ismail, dalam sambutannya yang dibacakan plh Sekda Maluku Sadli Ie, mengatakan, kehadiran Pak Menteri merupakan kebanggaan bagi Maluku, karena di tengah tugas dan tanggungjawab yang sangat padat Pak Menteri masih meluangkan waktu untuk berkunjung ke Maluku, sekaligus kondisi pariwisata dan ekonomi kreatif di Maluku.

Gubernur mengungkapkan, pandemi Covid-19 telah berpengaruh besar terhadap seluruh aktivitas kehidupan masyarakat, dimana sektor pariwisata menjadi sektor yang paling terdampak, yang ditunjukkan dengan trend penurunan kunjungan wisatawan yang drastis, serta lumpuhnya aktifitas kepariwisataan lainnya.

“Sektor pariwisata dan ekonomi kreatif ditantang untuk tetap eksis, dengan menjalankan tiga pilar, yaitu inovasi, adaptasi dan kolaborasi,” ucapnya.

Berkaitan dengan Festival Musik Rakyat dan Pengabadian Nama Musisi pada Monumen Musik Maluku, mantan Dankor Brimob Polri ini mengatakan, Maluku memiliki kekayaan seni dan budaya yang beragam.

Salah satu yang menonjol adalah seni musik dan tarik suara yang merupakan anugerah dari Tuhan yang Maha Kuasa bagi masyarakat Maluku dan menjadi maha karya kebudayaan yang sangat eksotik dan memiliki tingkat peradaban yang tinggi.

“Seni dan musik di Maluku telah berkembang menjadi identitas anak negeri Maluku dimanapun berada,” urai Murad Ismail.

Gubernur juga menyampaikan, penetapan dan pengakuan Kota Ambon sebagai kota kreatif berbasis musik, tentunya harus menjai peluang, untuk dapat mengembangkan kemampuan seni musik dan tarik suara masyarakat, sehingga bernilai ekonomis tinggi.

Dalam kegiatan tersebut, terdapat tujuh titik kegiatan Festival Musik Rakyat, yaitu di Pattimura Park akan tampil Ukulele Kids dan Ansambel Musik , di Gong Perdamaian Dunia akan tampil Amboina Brass.

Depan Gereja Maranatha akan tampil Choir Festival, depan Bank Indonesia akan tampil Hawaiian Festival, depan kantor Walikota akan tampil Musik Pop, Musik Reggae, Musik Dangdut, Musik hip hop

Kemudian depan Bank Mega akan tampil Musik Hadrat dan Totobuang, sedangkan di Lapangan Merdeka akan tampil artis-artis Ambon.

Pantauan di lapangan, warga Kota Ambon begitu terhibur dengan suguhan lagu-lagu musisi Maluku dan Kota Ambon. (L02)