LASKAR – Kepala Desa Lamdasar Barat Kecamatan Tanimbar Utara Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Alexander Sainafat terpaksa harus berurusan dengan pihak kepolisian lantaran melakukan tindakan pengancaman dengan menggunakan benda tajam (parang-red) dalam keadaan mabuk kepada Sekretaris Desa Kelaan, Kortukel Baulu dan Kasie Kesos, Daud Lutlutur.
Tindakan pengancaman ini ditengarai berkaitan dengan masalah tapal batas antara Desa Lamdasar Barat dengan Desa Kelaan, terutama pada lokasi proyek penggalian material galian C yang berada di Desa Kelaan.
Kepala Urusan Keuangan Desa Kelaan, Henrison Baulu kepada Laskar via telepon selular menjelaskan, kejadian ini terjadi di lokasi proyek di Desa Kelaan, Jumat (23/07/2021) sekitar pukul 17.00 WIT, dimana Kades Lamdasar dalam keadaan dipengaruhi minuman beralkohol dengan memegang parang langsung mengancam Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial Desa Kelaan Daud Lutlutur dengan menaruh parang di perutnya, sementara ancaman yang sama juga dilakukan kepada Sekretaris Desa Kelaan Kortukel Baulu.
“Dalam kondisi mabuk Kades memegang parang dan menunjuk kearah perut Pak Daud Letlutur sementara Kades juga melakukan hal yang sama kepada Sekdes Kelaan dengan mengayun-ayun parang didepan wajah Pak Sekdes,”jelas Henrison
![](https://laskarmaluku.com/wp/wp-content/uploads/2021/07/lokasi-proyek-Kelaan-1024x559.jpg)
Sementara itu Sekretaris Desa Kelaan, Kortukel Baulu menjelaskan saat kejadian terjadi dirinya baru saja kembali dari Larat dan ditelepon oleh Kasie Kesos bahwa Kades Lamdesar Barat sementara berada di lokasi proyek dan meminta operator untuk menghentikan proses pengambilan sirtu.
“Saya pun langsung memerintahkan kepada Kasie Kesos untuk meminta operator tetap melanjutkan pekerjaan sebab ini berada di lokasi Desa Kelaan,”kata Kortukel seraya menambahkan saat tiba di lokasi Kades Lamdasar Barat dan masyarakat menuju ke Keliobar, namun sekitar 30 menit mereka sudah kembali dalam kondisi sudah berbau alkohol.
Sekdes menjelaskan, mereka datang dari Keliobar dengan menggunakan truk Bumdes dan parkir di lokasi pengambilan sirtu.
“Pada saat turun Kades belum membawa parang tetapi beberapa menit kemudian beliau kembali ke mobil untuk mengambil parang panjang sambil marah-marah dan berteriak kepada operator untuk menghentikan pekerjaan dan mengklaim kalau itu wilayah Desa Lamdasar Barat,”kata Sekdes meniru perkataan Kades.
Namun, Kortukel berusaha untuk meredam pembicaraan Kades dan meminta untuk berbicara secara baik-baik. Bahkan dirinya meminta Kades untuk melaporkan saja masalah ini ke polsek supaya diselesikan secara baik-baik di polsek.
Kades Sainafat tidak memperdulikan perkataan Sekdes Kortukel dan terus melakukan pengancaman sambil mengayun-ayun parang di depan Sekdes dan Kasie Kesos.
Puncaknya ketika, sang Kades mengetahui jika Kasie Kesos Daud Letlutur sementara mengambil video semua proses di lokasi kejadian. Kades pun naik pitam dan meminta videonya dihapuskan sambil menaruh parang di perut Letlutur dengan nada ancaman.
Kades pun dengan suara lantang berteriak akan kembali ke Desa Lamdesar Barat dan akan membawa masyarakat dalam jumah yang banyak.
Sekdes mengakui, saat itu juga dirinya berkoordiasi dengan Babinsa dan Kabid Kamtibmas Polsek Tanimbar Utara melaporkan kejadian tersebut dan langsung melaporkan tindakan Kades untuk diproses hukum.
![](https://laskarmaluku.com/wp/wp-content/uploads/2021/07/Handrison.jpg)
Atas insiden tersebut, Kaur Keuangan Desa Kelaan, Henrison Baulu meminta pihak kepolisian untuk mengusut tuntas masalah ini sampai selesai sehingga tidak menimbulkan presen buruk bagi masyarakat Desa Kelaan maupun Lamdesar Barat, karena ini sudah merupakan kriminal, apalagi jabatan yang melekat adalah kepala desa.
“Kami juga meminta kepada Pemerintah Daerah dalam hal in Pak Bupati untuk bisa menindaklanjuti permasalahan ini sehingga masyarakat juga tidak dikorbankan,
harap Henrison.
Sementara itu Kepala Desa Lamdasar Barat Alexander Sainafat belum berhasil memberikan keterangan, pasalnya ketika dihubungi via handphone, operator menjawab telepon anda dialihkan, (L03)