LASKAR – Para teroris di wilayah Merauke, Papua mencoba melakukan pembunuhan sebanyak dua kali terhadap Uskup Agung Merauke yang juga merangkap Uskup Administrator Apostolik Keuskupan Amboina, Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC.

Hal ini tertuang dalam surat yang ditulis Bapa Uskup Mandagi kepada Kardinal tentang kronologis rencana pembunuhannya yang juga beredar di media sosial.

Kronologis ini juga ditulis secara resmi dalam akun facebook resmi Keuskupan Amboina, yang bertujuan memberi kejelasan atas simpang siur akibat penafsiran pribadi yang beredar beberapa hari ini.

Uskup Mandagi dalam laporan singkat kronologinya kepada Kardinal Gereja Katolik Roma di Indonesia, Kardinal Julius Riyadi Darmaatmadja, S.J. mengatakan ada 2 kali upaya pencobaan tersebut.

Pertama pada tanggal 1 Januari 2021 saat dirinya baru menjabat sebagai Uskup Agung Merauke.

“Seorang teroris sudah menunggu saya di rumah uskup, ditemui oleh Pastor John Kandam pr sekretaris uskup. Teroris dengan ransel bom berpura-pura mencari tempat kost, padahal dia menunggu kedatangan uskup di rumah keuskupan. Syukurlah saya tidak langsung datang ke rumah keuskupan tapi dibawah oleh umat yang menjemput saya ke Buti, tempat misionaris pertama mendarat dan tempat penguburan pastor dan biarawati,”jelas Bapa Uskup dalam suratnya.

Rencana pembunuhan kedua, tulis Bapa Uskup adalah pada hari Minggu, 30 Mei 2021 saat misa di Katedral Merauke.

“Teroris itu akan meledakkan diri bersama uskup. Tetapi teroris itu mengurungkan diri karena saya tidak ada saat misa. Saat itu saya ada di Kepi, Kabupaten Mappi untuk melayani misa di Saba. Syukurlah teroris itu tertangkap,”jelas Mandagi seraya meminta terima kasih atas doa Bapak Kardinal dan seluruh umat Katolik di Indonesia untuk keamanan masyarakat di Merauke.

Bapa Uskup juga mengucapkan syukur dan mengajak agar semua umat agar selalu berdoa dan tetap waspada menjaga keamanan dan ketertiban negara dari bahasa teroris. (L02)