LASKAR – Umat Katolik di seluruh dunia merayakan Jumat Agung pada Jumat (02/04/2021), begitu juga dengan umat Katolik di Paroki Katedral Santo Fransiskus Xaverius Ambon.
Kendati diguyur hujan lebat, gedung gereja dipenuhi dengan kehadiran umat yang rindu untuk mengikuti perayaan ekaristi Jumat Agung, dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan.
Jumat Agung merupakan bagian dari Tri Hari Suci Paskah setelah Kamis Putih dan akan diikuti dengan perayaan Paskah.
Selepas perjamuan terakhir dengan para murid, perjalanan Yesus menuju salib semakin nyata. Lewat perayaan Jumat Agung, umat diajak untuk mengenang perjalanan sengsara hingga wafat Yesus di kayu salib.
Kisah sengsara Yesus menurut injil Yohanes memberi banyak pelajaran bagi umat sebagai pengikut Kristus untuk hidup sebagai orang Kristen yang sejati. “Ada banyak hal yang kita bisa petik dari kisah sengsara ini. sebab sengsara Yesus mengajarkan kekristenan yang sejati bagi umat,”ungkap Uskup Administrator Apostolik Keuskupan Amboina Mgr.P.C.Mandagi,MSC dalam khotbahnya yang dikutip dari bacaan injil Yoh,18 :1-19; 42.
Uskup Mandagi menyebutkan dua hal penting yakni, pertama, Petrus murid Yesus yang berani mengakui Yesus sebagai mesias, bahkan rela memotong telinga hanya untuk membela Yesus. Sayangnya, dalam bacaan tadi Petrus tidak setia kepada Yesus dan mengkhianati janjinya dan tidak berkomitmen.
“Saya juga mencontohkan seperti janji perkawinan suami dan istri dihadapan Tuhan, mengatakan senantiasa hidup semati, tetapi banyak pasangan suami istri menghianati janjinya, menghianati kesetiaanya, mereka menjadi seperti Petrus,”ungkap Uskup Mandagi seraya menambahkan, hal yang sama juga kadang terjadi pada para imam, biarawan-biarawati melalui kaul-kaul atau janji di hadapan Uskup banyak biarawan-biarawati, banyak imam yang pada akhirnya mengkhianati komitmenya kepada Tuhan, begitu juga ASN yang tidak setia dengan janjinya dengan melakukan tindakan korupsi.
Uskup Mandagi menambahkan, umat seringkali hidup seperti Petrus. “Oleh sebab itu, pada kesempatan ini mari kita bertobat kita kembali menyatakan kesetiaan kita kepada Yesus, kesetiaan pada janji- janji kita. Kita tidak melanggar janji, jangan seperti orang katakan, janji tinggal janji tapi parlente jalan terus, tetapi mari kita komitmen dengan Yesus. Dan ini hanya terjadi jika kita dekat dengan Yesus,”kata Uskup Mandagi.

Hal yang Kedua, sambung Uskup, Pilatus menyerahkan Yesus untuk disalibkan. Hati nurani Pilatus mengatakan bahwa Yesus itu benar, hati nurani itu adalah suara Allah dalam dirinya, suara hati Allah tinggal dalam diri manusia dan bersuara dari dalam seperti kepada Pilatus.
“Yesus tidak salah, tetapi Pilatus melanggar suara hatinya, menghianati suara hatinya akhirnya kebenaran hancur cuma karena ketakutan Pilatus terhadap orang banyak. Kebenaran dikorbankan demi egioisme, kebenaran dikorbankan demi rasa senang orang takut berkorban demi kebenaran, orang takut menderita demi kebenaran,”kata Uskup Mandagi memberi contoh seraya meminta umat untuk jangan seperti Pilatus tetapi seperti Yesus dengan tetap mengatakan yang benar.
Lantaran itu, Uskup Mandagi mengajak umat Katolik untuk menjadi orang Kristen yang baik seperti yang di contohkan oleh Yesus.
Perayaan Ekaristi Jumat Agung tahun 2021 ini masih dalam situasi pandemic Covid-19, sehingga prosesi penciuman salib diganti dengan penghormatan salib.
Sementara itu, basudara Muslim dari komunitas Maluku Satu Rasa (M1R) ikut berpartisipasi bersama dengan aparat keamanan TNI-Polri dalam menjaga keamanaan selama perayaan misa berlangsung. (L02)
