LASKAR – Pemerintah Kota Ambon melakukan penertiban sejumlah lapak di kawasan Pasar Mardika, Kamis (6/9/2022).
Penertiban dilakukan lantaran lapak-lapak pedagang yang dibangun oleh Pemerintah Kota Ambon dan sudah dibayar tetap tidak ditempati oleh para pedagang.
Oleh sebab itu, Pemerintah Kota Ambon mengambil langkah untuk mengcross (X) ratusan lapak tidak bertuan.
“Lapak-lapak yang dicross, adalah lapak-lapak yang telah dibayar oleh Pedagang kepada pihak pengembang, namun hingga kini, tidak ditempati. Baik itu yang diatas trotoar, maupun yang ada di Pasar Apung,”kata Asisten Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Pemkot Ambon, Fahmi Salatalohy, yang diwawancarai via telepon selulernya, Kamis (6/10/2022) malam.
Dirinya membenarkan ada sekitar 200 lebih lapak di Pasar Mardika yang sudah dipasang tanda silang atau cross.
“Kita sudah mendata lapak kosong yang berada di kawasan pasar Mardika, yang akan dibongkar. Lapak-lapak yang dicross adalah lapak yang hingga kini belum dimanfaatkan atau tempati pedagang, terutama sesuai peruntukannya,”ujar Fahmi seraya menambahkan, pemerintah kota memberikan waktu bagi para pedagang untuk segera menempati lapak-lapak tersebut, dalam 1 pekan kedepan.
Fahmi berjanji akan melakukan koordinasi lagi dengan pihak pengembang agar tidak ada masalah di lapangan saat pembongkaran dilakukan.
Lapak-lapak tersebut dibangun agar pedagang tidak lagi berjualan di badan jalan. Sebab itu bakal membuat kondisi pasar menjadi macet.
Namun faktanya, meski telah membayar, pedagang justru tidak menempati, dan memilih tetap betada di badan jalan.
“Untuk itu, pada penertiban hari ini, sedikit keras. Termasuk lakukan cross sekaligus untuk mengidentifikasi nomor dan nama pedagang, siapa saja yang sudah membeli lapak tapi belum menempati,”jelas Mantan Kadis Pendidikan Kota Ambon itu.
Dirinya mempertegas, setelah cross dan lakukan koordinasi dengan pengembang, pekan depan, pembongkaran akan tetap dilakukan, jika tidak juga ditempati pedagang.
“Tadi, fokus kita di Pasar Apung Mardika. Karena kondisi pasar ini cukup gelap dan jarak lost satu ke lost yang lain, sangat berdekatan, sehingga dikhawatirkan ada kerawanan sosial juga disitu. Makanya kita lebih fokus ke Pasar Apung,”ujarnya.
Dan pada pasar Apung, tambahnya, juga ada sebagian lost yang juga dijadikan sebagai gudang hingga tempat tinggal pasangan suami istri. Dengan itu, akan dilakukan pembongkaran juga, jika dipergunakan seauain peruntuhkannya.
“Kita akan melakukan pembongkaran jika tidak dimanfaatkan sesuai fungsinya. Sama halnya dengan lapak-lapak kosong yang ada di atas trotoar itu, yang terisi sudah 60 persen, dan 40 persen lainnya yang belum. Kita sudah minta pihak pengembang ambil langkah segera diisi, kalau tidak, akan dibongkar juga,”ungkapnya. (L06)