LASKAR – Pemerintah Provinsi Maluku menyiapkan sejumlah langkah antisipasi untuk mencegah penyebaran COVID-19 varian omicron menyebar di Maluku . Utamanya dari para pelaku perjalanan maupun penumpang transit dari daerah lain.
Salah satunya dengan menyiapkan dua lokasi tempat karantina, yakni
Balai Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) dan Balai Diklat Pertanian.
“Dua lokasi itu untuk menampung para pelaku perjalanan maupun penumpang transit dari daerah lain yang dinyatakan positif terkonfirmasi COVID-19,”kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Provinsi Maluku, Adonia Rerung, Kamis (17/2/2022) malam saat dikonfirmasi via telpon.
Dua lokasi ini dipersiapkan jika terjadi lonjakan kasus berdasarkan hasil pemeriksaan tim satgas terhadap penumpang yang tiba di bandara internasional Pattimura maupun pelabuhan Yos Sudarso dan Slamet Riyadi.
“Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon, telah menyiapkan tempat karantina terpusat, termasuk Asrama Haji di Negeri Waiheru, Kecamatan Baguala untuk warga Ambon yang berstatus pelaku perjalanan,” ungkapnya
Kepala Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Provinsi Maluku, itu mengakui, saat ini Dinas Kesehatan Maluku sedang mempersiapkan perangkat kerja, baik relawan maupun peralatan penunjang lain guna mendukung upaya menekan lajunya penyebaran COVID-19 khususnya varian Omicron yang sedang meningkat.
“Dinas Kesehatan sedang mempersiapkan shift dan penjagaan, juga tenaga relawan dan perangkatnya,” katanya.
Untuk seluruh perangkat desa dan kelurahan termasuk RT/RW untuk ikut mengawasi secara ketat warganya yang sedang melakukan isolasi mandiri, termasuk membatasi pertemuan sebab ditakutkan ketika warga diisolasi mandiri, tetapi bebas berkeliaran dan menyebarkan virus kepada orang lain.
Sebelumnya, pada Rabu (16/2/2022) kasus aktif COVID-19 di Provinsi Maluku telah mencapai 17.765 orang, dimana jumlah terbanyak yakni di Kota Ambon dengan 1819 kasus, diikuti Maluku Tengah 163 kasus, Kepulauan Aru 133 kasus.
Kabupaten Kepulauan Tanimbar 84 kasus, Maluku Barat Daya 48, Seram Bagian Barat 25 kasus Maluku Tenggara 49 kasus , Kota Tual 29 kasus, Seram Bagian Timur 16 kasus), Pulau Buru 11 kasus dan Buru Selatan 11 Kasus. (L06)