LASKAR – Sebanyak 400 Pemuda Pemudi negeri Booi, Aboru, Kariu Hualoy (BAKH) Maluku menggelar aksi unjuk rasa di beberapa titik di Kota Ambon, yakni di Kantor DPRD Provinsi Maluku, Polda Maluku dan Kantor Gubernur Maluku dan akan dilanjutkan lagi dengan pembakaran 1000 lilin di titik nol persimpangan Kota Ambon, Rabu (9/2/2022)
Pantauan di lapangan aksi damai yang di gelar ratusan pendemo tersebut mendesak pemerintah segera menyelesaikan pertikaian di Pulau Haruku.
Serta mempercepat agar warga Kariuw di pengungsian bisa segera kembali ke kampung halamannya.
Selain itu aksi damai ini dilakukan menolak perpindahan Kariuw ke Aboru.
Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah merinci dampak pertikaian warga, yakni tiga orang meninggal dunia, tiga orang luka dan jumlah pengungsi sebanyak 1.558 orang dari 350 kepala keluarga.

Sedangkan jumlah bangunan rusak yakni sebanyak 211 unit, meliputi 183 rusak berat dan 28 rusak sedang.
Jumlah tanaman Cengkih yang ditebang 1.030 pohon, jumlah mobil yang terbakar 3 unit, motor yang terbakar 59 unit, jumlah Sekolah yang rusak meliputi 2 ruang kelas SD rusak berat.
Negeri (Desa) Gandong (Saudara) yakni Aboru, Booi dan Hualoy juga turut dalam aksi damai itu.
Aksi pertama di lakukan di depan Kantor Gubernur Maluku. Aksi damai untuk Kariuw pun berlanjut ke Markas Polda Maluku dan di DPRD Provinsi Maluku.
Sambil berjalan masa menyanyikan lagu Gandong, dan mereka pun meneriakan yel-yel penyemangat di sela orasi.
Tolak Perpindahan Kariuw Ke Aboru
Aksi damai ini juga dengan tegas menolak perpindahan Kariuw ke Aboru.
“Katong ingin pulang ke Kariuw,” teriak puluhan pemuda-pemudi yang memiliki ikatan pela gandong (saudara) ini.
Komarudin Tubaka koordinator unjuk rasa, mengatakan kedatangan mereka untuk menyampaikan penolakan rencana perpindahan Kariuw ke Negeri Aboru, meskipun mereka memiliki ikatan satu gandong.

“Biar kata katong Aboru tapi ingin pulang ke Kariuw. Katong pung rumah disana, kenangan semua disana, katong mau pulang,” teriak mereka.
Nampak massa yang terlibat dalam unjuk rasa menggunakan kain merah atau kain berang di kepala.
Tak hanya itu berbagai atribut yang di bawa seperti bendera,Keranda mayat, Banner.
Aksi ini menyita perhatian publik karena salah satu poster yang dibawa massa bertulisan Kapolda Penyebar Hoax.
Sejumlah aparat kepolisian sudah bersiaga di lokasi untuk melakukan pengawalan massa serta mengatur arus lalu lintas. (L06)