LASKAR – Guna memenuhi kebutuhan listrik pada daerah-daerah yang belum teraliri listrik di Provinsi Maluku, maka PT. PLN Persero, berkomitmen mendorong pembangunan pembangkit berbasis energy baru terbarukan (BET) demi mencapai target netral pada 2060 mendatang.
Lantaran itu, atas komunikasi yang intens antara Komisi II DPRD Maluku dengan PT.PLN Persero Maluku dan Maluku Utara, maka pihak PLN telah merealisasikan dengan mendatangkan 14 unit mesin berkapasitas 100 Kilo Watt (KW) untuk Provinsi Maluku dan Maluku Utara pada tahun 2021 lalu.
Selain itu, penambahan kapasitas unit-unit mesin penggerak akan terus ditingkatkan pada tahun 2022 sebanyak 83 unit mesin, masing-masing berkapasitas 100 KW.
Demikian disampaikan Ketua Komisi II DPRD Maluku Saoda Tethol, kepada wartawan di Balai Rakyat Maluku, Selasa, (15/3/2022).
“Pembicaraan serius terkait masalah kelistrikan di daerah ini, Komisi II telah membahasnya sebanyak lima kali pertemuan dengan PT. PLN Persero, makanya Provinsi Maluku mendapat dispensasi untuk memperoleh mesin-mesin penggerak di beberapa daerah seperti, Tayando, DullaHLaut Kei Kecil dan Maluku Barat Daya (MBD),”ungkap Tethol
Dikatakan, pemenuhan kebutuhan listrik di Maluku bukan hanya perjuangan dari Komisi II DPRD Maluku semata melainkan ikut didorong oleh perwakilan masyarakat yang duduk di DPR RI saat ini yang bersenergitas dengan pemerintah daerah kita.
Hal ini, sambung Tethol untuk menunjang sistem pendidikan di Provinsi Maluku. Sebab terobosan ini jika tidak dilakukan segera tentu akan mempengaruhi mutu pendidikan di Maluku.
Listrik di Pulau Kesui Akan Terpenuhi
Ketika ditanya mengenai kebutuhan listrik di Pulau Kesui, Tethol menegaskan bahwa pengadaan mesin baru berkapasitas 100 Kilo Wat (KW) akan dipenuhi pada tahun 2022 ini.
“Jadi, satu unit mesin ini nantinya ditempatkan pada PT PLN di Kesui. Kita sudah dengar bersama, bagaimana komunikasi langsung dengan General Menager (GM) PT.PLN Persero Maluku dan Maluku Utara, barusan saya punya permintaan kepada beliau supaya tahun 2022 ini, satu unit mesin berkapasitas 100 KW harus ditempatkan pada PT PLN di Kesui,”ungkapnya.
Proses komunikasi via handphone ini dilakukan Saoda Tethol setelah mendengarkan masukan dari tokoh masyarakat Kesui bahwa penyambungan jaringan listrik pada desa pesisir sebelah barat yakni Desa Karlomin, Desa Kildor dan Kilyaur Kecamatan Wakate Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) yang hingga tiga tahun terahir belum juga teraliri listrik.
Bahkan sejumlah tiang penyangga listrik yang sudah berdiri nyaris roboh tertimpah pohon kelapa yang roboh akibat terjangan angin topan belum lama ini.
Untuk diketahui, dari 97 unit mesin pengadaan untuk Provinsi Maluku dan Maluku Utara, 14 unit diantaranya telah dipenuhi pada tahun 2021 lalu sedangkan sisanya akan dipenuhi atau pengadaannya pada tahun 2022 ini, ujar GM PT PLN Persero Maluku dan Maluku Utara.
Menurut Tethol dan penjelasan dari GM PT.PLN Persero Maluku, Adam Yoga, terhambatnya akses penyambungan listrik pada beberapa daerah di provinsi ini, terkendala dengan aliran dana atau biaya penyambungan (BP).
Untuk itu pihaknya meminta pengertian semua pihak agar persoalan BP ini harus diatasi masyarakat atau pemerintah daerah setempat menanggulanginya sehingga pasokan listrik bisa tersambung segera.
Dilansir dari Bisnis.com PT PLN (persero) menargetkan pembangkit energy baru terbarukan (EBT) dengan total kapasitas 648 megawatt (MW) bakal beroperasi pada 2022.
Langkah dilakukan perseroan untuk mempercepat transisi energy dan mengurangi emisi karbon yang menjadi salah satu agenda penting dalam pertemuan G20 di Indonesia.
Direktur Perencanaan Korporat PLN Evy Haryadi mengatakan, persoroan terus melakukan pembangunan pembangkit EBT untuk mendukung pemerintah mencapai target net zero emission pada 2060.
Untuk tahun ini target penambahan kapasitas terpasang pembangkit EBT mencapai 648 MW terdiri dari pembangkit tenaga surya, air panas bumi, angin hingga sampah.
Khusus untuk Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara kapasitas terpasang pembangkit EBT nya sebesar 2,05 GW. Selain itu sesuai rencana untuk mempesiunkan PLTU pada 2026, PLN akan menggantikan pembangunan PLTU denganpembangkitlistrik EBT baseload dengan total 1,1 GW. (L05)