LASKAR – Yayasan Pelangi Maluku (YPM) saat ini menyediakan layanan Skrining HIV Mandiri (OFT) Oral Fluid Test secara gratis bagi masyarakat khususnya di Kota Ambon.
“Skrining HIV Mandiri ini tidak menggunakan jarum suntik tetapi menggunakan alat tes yang sangat sederhana dan bisa dilakukan oleh siapa saja, dimana saja, dan hasilnya langsung bisa dilihat 10-20 menit. Alat ini sendiri baru di launching secara nasional Bulan Maret 2022 dan YPM sudah mulai melakukan skrining sejak awal April,”jelas Direktur Yayasan Pelangi Maluku, Rossa Pentury kepada pers, usai Briefing Media Tentang Vaksinasi Covid-19 dan Imunisasi Rutin di Provinsi Maluku, Selasa (12/4/2022) di Kantor Dinkes Maluku, Karang Panjang Ambon.
Skrining HIV Mandiri ini kata Pentury, merupakan rujukan dari Kementrian Kesehatan RI untuk menjangkau komunitas yang masih takut dengan jarum suntik.
Oleh sebab itu, Kementrian Kesehatan melakukan pendekatan yang lain dengan menggunakan Skrining HIV Mandiri (OFT) Oral Fluid Test.
Alat ini kata Pentury, sangat mudah dilakukan oleh komunitas dan terbukti tingkat akurasinya 90 persen serta mudah menjangkau kelompok populasi kunci yang masih tersembunyi.
“Kalau kita lihat di google biaya alat tesnya cukup mahal Rp 1,2 juta, tetapi Kementrian Kesehatan RI telah menyiapkan begitu banyak anggaran negara untuk menyediakan alat Skrining HIV Mandiri ini yang nantinya akan terdistribusi ke seluruh Indonesia,”kata Pentury seraya memberikan apresiasi kepada komunitas pers dalam hal ini 3 wartawan laki-laki yang bersedia melakukan Skrining HIV Mandiri, dan 10 menit kemudian hasil keluar reaktif.
Lantaran itu, Oca – sapaan akrab Pentury ini menghimbau masyarakat yang beresiko bisa melakukan Skrining HIV Mandiri gratis dengan menghubungi staf Yayasan Pelangi Maluku atau ke kantor yayasan di Kawasan Amahusu Nusaniwe, dan jika hasil skrining garis dua berarti reaktif dan langsung dirujuk ke layanan klinik.
Ditanya soal stok alat Skrining HIV Mandiri di YPM, Pentury mengaku bahwa stoknya saat ini masih terbatas, namun jika permintaan banyak maka pihaknya akan meminta ke Kementrian Kesehatan untuk penambahan lebih banyak lagi.
“Yang sudah menggunakan sampai saat ini sekitar 60 lebih dan yang hasilnya reaktif 4 orang dan langsung dirujuk. Kami berharap semakin banyak yang melakukan tes semakin baik mengingat kasus HIV di Indonesia saat ini semakin tinggi,”harapnya. (L02)