LASKAR – Ditengah ancaman krisis pangan dan energy yang dikuatirkan banyak pihak akibat penyerangan Rusia terhadap Ukraina, tentu membuat banyak negara merasa kuatir. Apalagi negara-negara Eropa dan Afrika yang banyak memiliki ketergantungan terhadap gas milik Rusia dan gandum milik negara Ukraina. Serta naiknya harga minyak global yang dikuatirkan mempengaruhi perekonomian dunia.

Harga minyak dan gas telah melonjak akibat kekuatiran pasokan karena Rusia adalah salah satu produsen dan pengekspor bahan bakar fosil terbesar di dunia.

Kondisi naiknya harga minyak dan gas itu, mendorong pemerintah dan negara-negara di dunia mengambil langkah untuk meringankan kesulitan keuangan bagi konsumen, termasuk Indonesia.

Komoditas lain yang diproduksi secara besar-besaran di Rusia telah melonjak termasuk nikel dan aluminium. Rantai pasokan industry otomotif juga menghadapi gangguan karena suku cadang utama berasal dari Ukraina.

Ancaman Makanan

Rusia dan Ukraina adalah lumbung pangan dunia, menyumbang 30 persen dari ekspor gandum global, serta minyak bunga matahari dan jagung yang masing-masing jadi barang eksportir nomor satu dan empat dunia di Ukraina.

Kendati perekonomian dunia bahkan Indonesia tidak stabil, namun perekonomian Provinsi Maluku, mengalami pertumbuhan yang signifikan yaitu pada triwulan III tahun 2022. Dimana perekonomian Maluku tumbuh sebesar 6,01 persen, dari sebelumnya sebesar 4,48 persen.

Ketua Tim Gubernur Percepatan Pembangunan (TGPP), Hadi Basalamah mengatakan, angka  itu justru lebih tinggi dari angka pertumbuhan ekonomi triwulan III 2022, secara nasional, yakni sebesar 5,72 persen.

“Pertumbuhan Ekonomi tersebut, dimotori oleh pertumbuhan yang tinggi pada sektor-sektor produktif, yakni industri pengolahan 10,70 persen, perdagangan 8,66 persen, informasi dan komunikasi 8,6 persen, jasa perusahaan 7,85 persen, Pertanian, kehutanan, dan perikanan 7,24 persen, serta sektor penyediaan akomodasi makan dan minum 7,16 persen,”jelas Basalamah, ketika memberikan keterangan pers di lantai II Kantor Gubernur Maluku, Rabu (9/11/2022)

Sementara pertumbuhan ekspor Maluku, secara akumulatif, hingga triwulan III-2022, telah mencapai 36,15 persen. Dimana pada akhir triwulan III, neraca perdagangan Maluku, mengalami surplus sebesar US$ 4.666,88.

Dikatakan, capaian ini mencerminkan bahwa aktivitas ekonomi Maluku, semakin bergairah. “Dimana, terjadi aktivitas peningkatan produksi, di berbagai sektor strategis, antara lain sektor pertanian dan perikanan, sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, serta sektor pariwisata,“terangnya.

Hal tersebut, jelas dia, berdampak pada bertambahnya kesempatan kerja  sebanyak 8. 089 orang dan menurunkan angka pengangguran terbuka dari 6,93 persen, pada Agustus 2021 menjadi 6,88 persen pada Agustus 2022.

Tak hanya disitu, disaat bersamaan, tingkat Inflasi, semakin terkendali. ”Inflasi Maluku, secara bulanan (m-t-m) mengalami deflasi sebesar -0,20 persen pada Oktober 2022 dan secara tahunan (y-o-y) Inflasi Maluku mengalami penurunan dari 6,89 persen pada September 2022 menjadi 6,48 persen di Oktober 2022,”urainya.

Penurunan Inflasi ini, lebih banyak terjadi untuk komuditas pangan. “Dimana hak tersebut, merupakan imbas dari suksesnya Gerakan menanam yang digalakan di Kabupaten dan Kota yang menyebabkan produksi pangan, khususnya Cabai dan Holtikultura, mengalami kenaikan yang signifikan,” ujarnya.

Hal tersebut, juga didukung dengan cuaca yang semakin membaik. “Tak mengherankan  jika nilai tukar petani Maluku terus meningkat dari 104, 38 persen di bulan September 104,88 persen meningkat dari Oktober atau meningkat 0,48 persen. Walau begitu, dampak kenaikan BBM masih dirasakan sektor transportasi, sehingga sedikit menghambat laju deflasi,”bebernya.

Oleh karena itu, lanjut dia, domino dari kenaikan harga BBM, masih terus diwaspadai pada akhir tahun ini. Diakui, perkembangan makro ekonomi yang semakin membaik ini, mengindikasikan bahwa ditengah ketidakpastian ekonomi global yang semakin tinggi, namun perekonomian Maluku Tumbuh dengan baik serta stabilitas yang masih relatif terjaga.

“Diharapkan, pada triwulan IV, aktivitas ekonomi Maluku, akan terus meningkat sejalan dengan makin membaiknya faktor cuaca yang menyebabkan makin kondusifnya aktivitas produksi di sektor, Pertanian dan perikanan maupun pariwisata, disisi permintaan diarapkan dorongan pengeluaran menjelang Natal dan Tahun Baru, serta serapan anggaran pemerintah dapat memacu ekonomi yang lebih tinggi lagi. ”ungkap Basalama.

Kendati begitu, Provinsi Maluku pada keterangan pers yang mengikutsertakan Kepala Bank Indonesia, Bakti Ananta, Kadis Kominfo Maluku, Drs Titus Renwarin, M.Si, Kadis Pertanian, DR Ilham Tauda, M.Si, Kadis Perhubungan, Dr Mohammad Malawat, ST, MT, Kadis Disperindag Yahya Kotta dan sejumlah OPD  lainya itu, tidak menghadirkan Kadis EsDM Provinsi Maluku.

Padahal jika berbicara mengenai investasi masa depan pada bidang minyak dan gas alam provinsi Maluku kedepan sangat menjanjikan. Namun investasi pada minyak dan gas alam baru mencapai 3 persen jika dibandingkan provinsi Papua Barat telah mencapai angka 12 persen.

Proses penandatangan pemenuhan Participating Interest (P1) 10 persen antara PT Maluku Energy Abadi (MAE) dengan dua Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yakni PT City Seram Energi dan PT Kalrez Petrelum bakal terlaksana pada akhir Okteber 2022 lalu di Jakarta.

Namun demikian, pemenuhan (P1) 10 persen tersebut, batal terlaksana karena pemerintah provinsi Maluku, menginginkan jatah sebesar 30 persen, dari kedua perusahaan dimaksud.

Permintaan sebesar itu, dengan alasan bahwa banyak sekali hasil minyak dan gas alam bumi Maluku telah lama digarap tampa berikan efek peningkatan kezejahteraan bagi masyarakat Maluku, khususnya masyarakat Seram Bagian Timur (SBT)  

Kesepakatan penandatangan pemenuhan Participating Interest (P1) 10 persen dari kedua perusahaan itu, sebelumnya menguat pada FGD Perkembangan Industri Migas Tahun 2022 di Provinsi Maluku yang diprakarsai SKK-Migas Papua dan Maluku (Pemalu) belum lama ini di lantai enam Hotel Santika Ambon.

 “Dalam rangka Participating Interest (P1) 10 porsen makanya kita berikan kewenangan kepada Maluku energy Abadi (MAE) kerjasama MAE untuk bisa mengelolah P1 10 persen karena ada yang menjadi kewenangan pemerintah daerah pembagiannya lewat MAE “Jadi Maluku Energy dengan kita (Penerintah (SBT) nanti bagi 50;50. Karena kita sudah tandatangan kesepakatan kita dengan Maluku Energy Abadi” ungkap Mukti Keliobas”.

Participating Interest (P1) 10% itu dapat terpenuhi setelah adanya tandatangan kesepakatan antara Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) PT Cytic Seram dan PT Kalrez Petrelum.

Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) adalah pihak yang memiliki kontak kerjasa sama dengan pemerintah (SKK-Migas) merupakan badan usaha tetap yang selama ini melaksanakan kerjasama dengan pihak pemerintah entah itu provinsi maupun kabupaten/kota di Maluku.

Tarik investor

Untuk menarik invetor Hulu Migas, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota harus bersinergi untuk bisa memberikan kemudahan agar bisa menarik investor ke daerah ini. Selain harus memiliki tatakelola yang baik, syarat lain yang dibutuhkan adalah perlunya skema kontrak yang fleksibel namun memiliki berkepastian hukum, serta perizinan yang sederhana agar tata kelola hulu migas tidak birokratis dan efesiensi.

Masalah kepastian hukum menjadi sorotan investor pada FGD yang dipakarsai SKK-Migas Pemalu ini; karena bisnis hulu migas adalah bisnis jangka panjang. Sebelum membuat keputusan investasi, calon investor harus bisa membuat kalkulasi keekonomian suatu kegiatan atau proyek. Oleh karena itu pemrintah dan DPRD Maluku harus memiliki tujuan untuk menarik investor. Salah satu yang harus diperhatikan adalah sanctity of contrac disegala hal, termasuk pda resim pajak yang diterapkan (assume and discharge)  sehingga investor bisa mendapat kepastian, termasuk dipastikan perselisihan tidak masuk ke rana pidanah “ini membuat investor ketakutan karena terkait kepastian hukum. (L05)