LASKAR – Sudah 76 tahun Indonesia merdeka, namun faktanya hingga saat ini masih ada banyak daerah-daerah di Maluku yang terisolasi dengan masalah kelistrikan. Padahal listrik menjadi salah satu kebutuhan masyarakat yang tidak utama.

Dan daerah yang belum Teraleri lampu listrik, salah satunya di Kepulauan Aru di Pulau Lao-Lao yang sampai saat ini belum merasakan listrik, mereka terpaksa hidup dalam kegelapan dengan menggunakan lampu seadanya, seperti lampu pelita untuk penerangan rumah mereka.

Hal ini disampaikan Ketua Komisi II DPRD Provisi Maluku Saoda Tethool kepada pers, Senin (20/6/2022). Menurutnya,  untuk Maluku ada 97 titik yang belum teraliri listrik, salah satunya mungkin di Kepulauan Aru di pulau Lao-lao.

Dirinya mengakui, kondisinya sangat miris, bahwa ada daerah yang sampai dengan detik ini, itu belum teraliri listrik.

“Apa lagi dengan regulasi yang baru, kita dari kembali ke Enerji terbaru. Sementara kita dengan posil, sambung Tethol itu saja kita belum menikmati listrik secara baik, secara utuhlah,”ujar Tethol kepada wartawan di ruang komisi II DPRD Maluku, Senin (20/6/2022).

Kendati demikian, menurut Tethool hasil pertemuan komisi dengan pihak PLN sudah ada beberapa titik yang sudah teraliri listrik secara baik.

Dirinya mencontohkan, untuk Maluku Tenggara (Malra) itu pulau Dula dan Tayando yang mereka pulau sendiri, yang listrik juga tidak pernah ayala. Namun pada saat ini walapun dengan 12 jam itu sudah bisa menyala secara baik.

“Untuk Kepulauan Aru, itu memang benar-benar sangat miris sekali, banyak desa yang belum teraliri listrik,” ungkapnya seraya berjanji akan memanggil pihak PLN Wilayah Maluku dan Maluku Utara untuk melihat daerah-daerah tersebut.

“Ini sudah menjadi tanggung kami bersama sebagai wakil rakyat lainnya dan ini menjadi tanggung jawab Negara. Oleh sebab itu kami minta juga sebagai Wakil rakyat di RI, itu tetap harus mendorong untuk Teraleri listrik bagi masyarakat di daerah-daerah plosok, terpencil,” harapnya.

Masih menurut Tethool, untuk Kepulauan Aru dan SBT tidak beda jauh, tetapi Aru itu sangat miris sekali. “Disana listrik tidak ada, jalan pun tidak ada, sehingga sangat tertinggal. Jadi pemerintah yang menyampaikan harus membangun dari desa, mana buktinya, sampai sekarang kami Maluku itu belum menikmati listrik secara baik,” tegasnya.

Lebih lanjut, Tethool mendesak pemerintah pusat untuk membantu, dengan memberikan dispensasi bagi Maluku. Walapun ada regulasi baru yang menghendaki untuk enerji baru terbarukan membangun listrik dengan tenaga alam yang ada, tapi infrastruktur saja belum terbangun, apa lagi kita mau menikmati listrik dengan Enerji baru terbarukan.

“Tapi muda-mudahan dengan perjuangan, mulai dari Kabupaten, provinsi sampai ke pusat, mudah-mudahan bisa menjadi perhatian pemerintah, sehingga listrik untuk masyarakat di daerah terpencil ini bisa teraliri listrik secara baik. (L04)