LASKAR – Komisi III DPRD Provinsi Maluku menyemprot pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku saat melakukan rapat bersama guna dimintai penjelasan terkait pekerjaan Jaringan Air Baku di Kota Ambon di Desa Halong dan Mahia yang di kerjakan CV Sintah yang menelang anggaran miliaran rupiah, namun sampai saat ini pekerjaanya belum juga tuntas sehingga belum dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

Rapat tersebut berlangsung di ruang Komisi III DPRD Maluku dan dipimpin Hatta Hehanussa, Selasa (31/5/2022).

Selain itu, Komisi juga mempertanyakan soal dampak dari pekerjaan pembangunan Cek Dam yang berada di Kampung Rinjani bagi warga sekitar yang sampai saat ini pekerjaannya juga belum selesai.

Wakil Ketua Komisi III DPRD Maluku Hatta Hehanussa mengatakan, beberapa agenda yang dibicarakan terutama menyangkut tentang Cek Dam Petra dan Yacobus, kemudian menyangkut air bersih di Desa Halong dan Mahia.

“Hari ini kita sudah mendapat satu kepastian dari pihak BWS, bahwa memang pekerjaan itu bermasalah pada sumber air pengeboran. Jadi mereka suda melakukan pengeboran-pemgeboran itu sampai dengan beberapa titik, ternyata sumber airnya itu kadang-kadang berpindah dan tidak dapat,”jelas Hehanussa.

Ditambahkan, jika ada sumber air dan menggunakannya maka itu tidaka akn bertahan dalam jangka waktu lama. “Mungkin beberapa bulan kedepan airnya sudah habis, sehingga mereka tidak bisa mengambil resiko itu, sehingga lokasi pengeboran terus berpindah-pindah,”jelasnya seraya menambahkan untuk hari ini di Halong dan Mahia sudah dapat air tetapi airnya masih keruh, sehinga mereka menyiapkan proses penyaringan.

“Soal kontrak memang kita tahu bersama bahwa kontrak itu tahun 2020. Nah untuk itu kepastian hari ini Komisi III untuk memastikan kepada BWS untuk pekerjaan itu selesai kapan,” ucapnya.

Lebih lanjut, Hehanussa mengatakan, berdasarkan kesepakatan dengan pihak BWS, pada Bulan Juni pekerjaan itu sudah harus selesai dengan pemasangan akhir yaitu, mesin pompa karena berada pada kedalam 120 meter. Yang tadinya diatas pada kedalaman sebelum 100 itu sudah di siapkan mesinnya, tetapi tadi sudah berada pada  kedalaman 100 lebih sehingga mesinnya juga harus dirubah.

“Itu yang paling utama menyangkut tentang kesimpulan rapat hari ini. Oleh sebab, Komisi akan memastikan itu bersama-bersama dengan pihak BWS,” janji Hehanussa.

Hatta Hehanussa

Sementara itu, Kepala Seksi Pelaksana Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku, Edwin Leatemia mengatakan, berjanji untuk fokus pada pekerjaan pengeboran air tanah di Desa Halong dan Mahia

“Untuk Halong itu sudah di dapat pada kedalaman 130 meter sama juga dengan di Mahia. Nah untuk Mahia itu sudah dapat air, tetapi airnya sampai dengan hari ini masih keruh, makanya dia siapkanlah Oto trem  untuk melakukan saringan, itu sementara masih di upayakan,”ungkap Leatemia seraya berjanji untuk Bulan Juni sudah selesai di Halong maupun Mahia.

Dikatakan untuk kegiatan pekerjaan Cek Dam di Kampung Rinjani masuk dalam program Flood Management in Selected River Basins (FMSRB) yang difokuskan pada 5 sungai yang ada di Kota Ambon.

“Nah yang pertama baru dilaksanakan ini adalah di Daerah Aliran Sungai (DAS) Wae Batu Merah salah satunya berada pada lokasi Ahuru, sementara untuk pekerjaan tahun anggaran 2020 dan 2021 itu multi year dimana kegiatannya ada di Cek Dam Petra dan Jacobus yang sudah selesai. Jadi Petra-Jakobus sudah selesai tahun 2021 kemarin tapi apapun dampak itu menjadi tanggung jawab kita karena itu masa pemiliharaan,” ujar Leatemia dihadapan Komisi III.

Sementara untuk upgrading Cek Dam Rinjani sesuai AMDAL sudah dilakukan. “Memang beberapa hari lalu kami juga mengakui bahwa ada kelalaian yang tidak disengaja, tapi hari ini sudah kami coba untuk menyelesaikannya, dan harus kendaraan yang masuk keluar dari pada kegiatan itu, dan itu kami sudah bersihkan,” terangnya seraya menambahkan, beberapa kendala teknis terkait lahan, namun semua akan diusahakan selesai sebelum masa kontrak berakhir. (L04)