LASKAR – Janji Komisi II DPRD Maluku untuk memanggil pihak Pertamina terkait kelangkaan minyak tanah di 11 kabupaten/kota di Maluku hanya isapan jempol belaka.
Pantauan di lapangan, Kamis (25/8/2022) warga Kota Ambon masih kesulitan mendapatkan minyak tanah. Banyak warga yang berjalan kaki maupun menggunakan kendaraan roda dua nampak memegang cirigen mencari minyak tanah, namun tak kundung mendapatkannya.
Salah satu warga Kota Ambon, Tahrudin P, mengaku, bahwa dalam beberapa hari dirinya berjalan untuk mencari minyak tanah namun tidak kunjung dapat. “Kami merasa sulit, karena minyak tanah adalah salah satu kebutuhan masyarakat,”ungkapnya.
Dirinya mengaku sudah dua hari mencari minyak tanah tapi tidak ada, bahkan sudah mencari di sejumlah lokasi yang menjual tetapi tidak ada juga.
Tahrudin meminta pemerintah harus lebih serius untuk segera menyikapi persoalan kelangkaan minyak tanah, seperti apa yang di alami masyarakat saat ini.
“Jadi kami berharap, masalah ini harus disakapi oleh pemerintah, pemerintah jangan tinggal diam dengan masalah kelangkaan minyak tanah ini, sebab saat ini masyarakat susah sekali dapat minyak tanah. Sekali lagi harapan kami pemerintah bisa melihat persoalan ini. Dan untuk di ketahui persoalan kelangkaan minyak tanah ini juga di alami di pedesaan,” pungkasnya.
Sebelumnya Sekretaris Komisi II DPRD Maluku, Ruslan Hurasan mengatakan kelangkaan minyak tanah di Provinsi Maluku, Pemerintah daerah dan Pertamina harus bijak meliht ini, karena masyarakat kita terutama di perkampungan masih membutuhkan minyak tanah.
“Segera distribusi lewat pangkalan-
pangkalan yang harus di evaluasi dan di perhatikan secara baik. isu-isu konfensi, konser pombensi dari minyak tanah ke gas itu harus di sosialisasikan secara baik,sehingga masyarakat juga harus siap menerima itu,” ujar Hurasan kepada wartawan di kantor DPRD Maluku, Kamis (11/8/2022).
Politisi PKB Daerah pemilihan (Dapil) Maluku tengah ini juga mengatakan, sampaikan sekarang kami menerima beberapa keluhan masyarkat terutama di kampung- kampung kelangkaan minyak tanah ini sangat terasa.
“Di beberapa tempat saya melihat secara langsung ada antrian yang cukup panjang. Di dalam kota Ambon saja ada beberapa pangkalan minyak tanah yang banyak sekali antrian,” bebernya.
“Saya kira, ini harus serius di sikapi oleh pemerintah daerah dan Pertamina. Dan dalam waktu dekat kita sudah koordinasi.
“Usulan ini juga sudah sampaikan kepada pimpinan, nanti dalam waktu dekat komisi II akan memanggil pertamina untuk segera membicarakan ini, apa sebab dan apa dampak dari kelangkaan minyak tanah ini,” jelasnya.
Sayangnya sampai saat ini belum ada realisasi dari Komisi II dalam menyikapi kelangkaan minyak tanah. (L04)