LASKAR – SMP Negeri 19 Ambon membuat monumen Tampa Garam dan Smart Class  yang didiresmikan langsung oleh Pj Walikota Ambon Bodewin Wattimena, Rabu (9/11/2022)

Tampa garam adalah suatu adat istiadat di Maluku, sehingga SMPN 19 Ambon membuat tulisan dalam penelitian olimpiade siswa Indonesia tentang budaya tampa garam sebagai media pembentuk karakter anak sehingga memperoleh peringkat ke II Nasional untuk Bidang Sosial dan dapatkan medali perak.

Demikian disampaikan Kepala Sekolah SMPN 19 Ambon Novi Gaspers dalam sambutannya

Dikatakan, peresmian monumen tampa garam dan smart class di SMP Negeri 19 Ambon yang sudah di rencanakan beberapa waktu lalu baru di terealisasi pada hari ini.

Kenapa? Karena tampa garam yang kami pilih, adalah suatu adat  istiadat di Maluku, dari orang tatua dolo-dolo (dulu-dulu).

“Ini sebagai implementasi dari apa yang dikerjakan oleh siswa-siswi walaupun dalam bentuk tulisan, tapi kita merealisasikan dalam bentuk tugu tampa garam, karena tampa garam orang tua dulu-dulu taru di meja makan, dan meja makan tempat kita berkomunikasi, menyampaikan banyak masalah karena itu dipakai tampa garam sebagai objek penelitian siswa pada tahun 2018,”jelasnya seraya menambahkan kita juga akan meresmikan Smart Class, Karena Smart Class adalah Class yang nantinya membawa siswa menjadi Smart.

Tugu ini juga kata Gaspers, sebagai peringatan bahwa dulu-dulu orang tatua kasih sekolah katong susah-susah, cuma di meja makan ada tampa garam kalau tidak ada lauk pauk kita makan nasi dengan garam

Pemkot Apresiasi

Di tempat yang sama Pj Walikota Ambon Bodewin Wattimena mengatakan Pemerintah Kota Ambon memberikan apresiasi atas peresmian tugu monumen tampa garam dan smart class.

“Ini adalah acara yang penting peresmian tugu monumen tampa garam dan smart class milik SMP Negeri 19. Oleh karena itu, atas nama Pemerintah Kota kami berikan apresiasi dan berterima kasih atas terselenggaranya acara ini,”ungkap Wattimena.

Dikatakan, ada penggalan lagu dari “Anyiong Mama” dimana panggalan lagu ini mengungkapkan sebuah fakta bahwa perjuangan membangun keluarga dan perjuangan untuk menghidupi anak-anak itu dilapangkan dengan tempat garam.

“Kenapa lambangkan perjuangan?, Karena tampa garam ini selalu ada di meja makan dan ketika makan orang tua selalu mengatakan kepada kita untuk hargai tampa garam, sebab tampa garam menjadi simbol untuk mempersatukan keluarga ketika dimeja makan”jelasnya.

Selain itu, tempat garam bersimbol bahwa anak-anak harus berjuang menggapai masa depan, agar nanti ia bisa menyediakan tempat garam dirumahnya kelak.

Sebab tempat garam itu menyatukan persaudaraan dan mensyukuri nikmat Tuhan.

Dirinya berharap, generasi muda saat ini bisa memaknai apa yang dimaksud dan tujuannya tempat garam, untuk masa depan mereka.

Selain itu juga kata dia, kita lakukan yang namanya, Smart Class, yang merupakan bagian dari upaya untuk peningkatan kompetensi siswa siswi yang dibentuk atas usulan Dinas Pendidikan Kota Ambon.

“Dengan adanya Smart Class ini diharapkan kompetensi siswa dapat ditingkatkan dan menjadikan siswa lebih Smart dan semoga dengan Smart Class ini sekolah ini bisa mencetak generasi bangsa yang unggul dan berwawasan tinggi,”harapnya. (L06)