AMBON, LaskarMaluku.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menggelar Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Matriks Resiko Bencana Banjir dan Longsor dalam based forecast dan warning service di Kota Ambon. Yang berlangsung diruang rapat Vlissingen, Rabu (23/8/2023).

Diketahui BMKG menggandeng Pemerintah Kota Ambon dalam kegiatan  Focus Grup Discussion (FGD).

Plt kepala pusat Metrologi publik BMKG Andi Ramdani mengatakan, ini merupakan strategic BMKG kedepan bagaimana  menghadirkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan sekunder dan berbasis dampak, artinya informasi kedepan BMKG tidak hanya mengeluarkan informasi hujan lebat, hujan ringan tetapi tentu apa dampaknya.

“Jadi kita butuh kerjasama dengan semua Stakholer agar kita dapat memberikan informasi kepada masyarakat dengan baik,”ucapnya.

Pihaknya, minta dukungan dan supportnya  untuk implementasi  gedung kantor layanan BMKG dapat segera terwujud dan direncanakan di 2024 sehingga masyarakat lebih mudah menjangkau semua informasi, dan tentu kami BMKG tidak bisa sendiri dalam mempersiapkan informasi ini perlu masukan-masukan.

“Sehingga kami berharap juga seluruh peserta dapat mengikuti rangkaian sesi ini dengan baik sehingga mendapatkan hasil yang relevan serta semakin siap dalam memperkuat desiliensi atau ketangguhan ketahanan masyarakat terhadap ancaman bencana,”harapnya.

Sementara itu, Pejabat Walikota Ambon Bodewin Wattimena mengatakan cuaca saat ini terus mengalami perubahan yang signifikan yang dipicu oleh perubahan iklim yang terjadi secara global yang diawali dengan semakin memanasnya suhu bumi.

Dikatakan, wilayah lain saat ini sementara terdampak El Nino yakni kekeringan dimana-mana. Sementara Kota Ambon hujan hampir setiap waktu, sehingga sulit untuk menentukan atau meramalkan kondisi cuaca seperti beberapa tahun yang lalu.

“Jadi perubahan iklim ini sulit untuk kita prediksi kecuali yang ada di BMKG, masyarakat biasanya hanya berpatokan pada kejadian berulang-ulang yang terjadi tetapi karena perubahan cuaca atau iklim yang ekstrem itulah kita tidak bisa lagi memprediksi kita sampai dengan tadi malam hampir dua hari hujan di kota ini,”ungkap Wattimena saat memberikan sambutan.

Dijelaskan, pemerintah pusat maupun daerah turut serta merespon hal tersebut dalam rangka aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan terkait dalam upaya menguatkan koordinasi dan penguatan sistem kebencanaan di daerah khusus kota Ambon.

hal ini memiliki tujuan agar mempersiapkan masyarakat khususnya warga Kota Ambon dari sisi kapasitas dan kesiapsiagaan atas bencana yang sering terjadi sehingga dapat menurunkan risiko bencana di Kota Ambon.

“Kegiatan FGD ini menjadi salah satu contoh yang nyata terkait adaptasi dan mitigasi yang saya sebutkan sebelumnya. Identitas ini harus terus dijaga dan terus ditingkatkan hingga ke level masyarakat karena masyarakat saya sangat membutuhkan informasi terkait prakiraan berbasis dampak dan mitigasi,”ungkapnya seraya menyampaikan terima kasih kepada BMKG pusat dan BMKG Maluku serta BPBD Maluku dan Kota Ambon yang terus berupaya dalam semangat kebersamaan untuk membangun kota. (L06)