AMBON, LaskarMaluku.com – Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) Cabang Santo Fransiskus Katedral Ambon bekerjasama dengan Tim Penggerak PKK Kota Ambon menggelar sosialisasi pola asuh anak serta literasi digital dan kekerasan seksual berbasis online yang berlangsung di aula Lantai III Pastoran, Minggu (20/8/2023).

Selain melibatkan WKRI, acara sosialisasi juga melibatkan Orang Muda Katolik (OMK), dan Putra Putri Altar (PPA) yang dilakukan setelah Pelantikan Pengurus Ranting dalam Wilayah Cabang Katedral Ambon periode 2023-2026  dalam Perayaan Ekaristi yang dipimpin Uskup Diosis Amboina Mgr Senno Ngutra didampingi Pastor Paroki RD Paul Kalkoy.

Ketua WKRI Cabang Katedral Saswaty matakena saat memberikan sambutan

Ketua WKRI Cabang Katedral Ambon Saswaty Matakena dalam sambutannya menyampaikan proficiat bagi Dewan Pengurus Ranting yang baru saja dilantik.

“Ibu-ibu sudah menyatakan janji pengurus di hadapan Tuhan dan dihadapan umat Allah. Bekerjalah dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggungjawab, sehingga WKRI dapat memberikan kontribusi yang nyata bagi gereja, masyarakat, bangsa dan negara, terutama Kota Ambon yang kita cintai bersama,”harap Matakena.

Dirinya juga menyampaikan terima kasih kepada Tim Penggerak PKK Kota Ambon yang telah berkolaborasi dengan WKRI Cabang Katedral Ambon dalam melakukan Sosialisasi Pola Asuh Anak serta Literasi Digital dan Kekerasan Seksual Berbasis Online hari ini.

“Kami berharap kolaborasi ini akan terus berkelanjutan demi membangun Kota Ambon kedepan,”ungkapnya.

Pastor Penasehat Rohani WKRI Cabang Katedral Ambon, RD Paul Kalkoy

Sementara itu, Pastor Penasehat Rohani WKRI Cabang Katedral RD Paul Kalkoy dalam sambutannya menyampaikan proficiat bagi pengurus ranting dalam wilayah Paroki Katedral yang baru saja dilantik.

“Saya senang, karena saya melihat wanita-wanita yang hebat ini saat dilantik ada sebuah masa depan yang luar biasa. Dan terima kasih juga untuk Ketua Tim Penggerak PKK Kota Ambon Ibu Lisa Wattimena yang hadir bersama pengurus yang akan memberikan sosialisasi bagi ibu-ibu WKRI maupun OMK dan PPA,”ungkap Pastor.

Selain menjadi Pastor Paroki, RD Paul Kalkoy juga bekerja di pengadilan gereja Keuskupan Amboina. Dirinya menitipkan satu hal, bahwa tiap hari berhadapan dengan masalah-masalah keluarga, salah satunya ada anak legitime dan anak natural.

“Anak legitime berarti anak yang lahir dari sebuah lembaga pernikahan yang sah, tetapi saya berjumpa dengan begitu banyak anak natural, lahir diluar lembaga pernikahan dan tantangannya adalah hukum sipil mengatakan anak natural ini selalu menjadi hak asuh ibu, tetapi kita juga berhadapan dengan budaya patriarki, dimana orang hidup kumpul kebo bertahun-tahun tidak menikah punya anak, tetapi laki-laki yang patriarki itu menuntut supaya anak harus menjadi haknya. Kita semua punya tanggungjawab sama-sama untuk memperjuangkan hal ini,”harap Pastor Kalkoy.

Lantaran itu, Pastor meminta peran serta WKRI ada dalam tanggungjawab ini.

Sementara itu berkaitan dengan kekerasan seksual berbasis online, Pastor berharap peran ibu-ibu WKRI dalam melakukan komunikasi dan kontrol dengan anak-anak dalam penggunaan handphone sehingga mengantisipasi kasus-kasus kekerasan seksual berbasis online yang akan terjadi.

Sementara itu, Ketua Tim PKK Kota Ambon Lisa Wattimena dalam penyampaian materi pola asuh anak menyampaikan, pengasuhan otoritatif cenderung merupakan gaya yang paling efektif karena orang tua yang otoritatif menerapkan keseimbangan yang tepat antara sendaling dan otonomi anak, cenderung melibatkan anak baik memberi maupun menerima verbal dan memperbolehkan anak untuk mengutarakan pandangan mereka, kehangatan dan keterlibatan orang tua yang diberikan membuat anak bisa menerima asuhan orang tuanya.

Wattimena menambahkan, dua prinsip utama pola asuh terbagi 2 yakni pertanyaan responsif dan kontrol.

“Marilah bapak/ibu kita didik anak-anak kita, supaya mereka menjadi pribadi -pribadi yang bermoral dan berakhlak mulia,”pintanya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Masyarakat Desa (DP3AMD) Kota Ambon Megy Lekatompessy dalam paparannya mengatakan, sosialisasi mengenai  Literasi dan Kekerasan Seksual Berbasis Online sangat penting karena, berdasarkan kasus yang dilaporkan dan ditangani, kekerasan seksual menempati urutan tertinggi dan kasus kekerasan seksual berbasis online marak terjadi.

Kadis DP3AMD Kota Ambon Megi Lekatompessy saat menyampaikan materi Literasi Digital dan kekerasan Seksual Berbasis Online

Lantaran itu Lekatompessy berharap, melalui sosialisasi ini, ibu-ibu WKRI dan anak-anak remaja maupun pemuda mendapat pengetahuan baru soal etika menggunakan media sosial internet, sehingga bisa melakukan upaya-upaya pencegahan kekerasan seksual berbasis online.

Acara sosialisasi dipandu moderator Rosa Renyaan dan diakhiri dengan agenda internal organisasi penguatan kapasitas bagi pengurus ranting yang baru dilantik. (L06)