AMBON, LaskarMaluku.com – Sebanyak 35 peserta mengikuti workshop peringatan dini banjir dan banjir bandang, yang berlangsung di Hotel Manise, Rabu (20/9/2023).

Kegiatan ini digelar oleh Pemerintah Kota Ambon melalui BPBD Kota Ambon yang bertujuan untuk meminimalisasi dampak resiko bencana banjir bandang dan meningkatkan pengetahuan sikap dan aksi masyarakat dan aparat terhadap fenomena bencana, gejala awal bencana, dan mitigasinya.

Demikian disampaikan pejabat Walikota Ambon dalam sambutan  yang dibacakan oleh Asisten II Sekretaris Kota Ambon Fahmi Salatalohy. 

Dirinya mengatakan, Kota Ambon salah satu kota di Indonesia yang termasuk daerah rawan bencana.

Banjir merupakan fenomena yang hampir selalu terjadi setiap tahun, saat memasuki hujan ditambah dengan cuaca ekstrem yang tidak menentu, bahkan saat ini kondisi Kota Ambon semakin identik dengan banjir.

Dimana, ketika hujan deras yang mengguyur dalam hitungan menit saja mampu menciptakan genangan air.

“Harus kita akui bahwa hujan bukan salah satu faktor terjadinya bencana banjir dan banjir bandang di Kota Ambon, tetapi ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi seperti kurangnya kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam membuang sampah pada tempatnya masing-masing, serta pada saluran-saluran drainase dan sungai, kurangnya pengawasan dari lurah, raja, kades dan RT/RW, kurangnya resapan air hujan dibagian hulu karena fungsi hutan sudah berarti fungsi menjadi pemukiman,” ungkapnya.

Dikatakan, kesadaran masyarakat sangatlah penting karena masalah bencana bukan cuma tugas pemerintah saja, harus diimbangi dengan kesadaran masyarakat serta dukungan dari stakeholder dan forkopimda, sehingga masalah ini dapat diatasi secara berlahan-lahan.

Menurutnya, kesadaran masyarakat untuk melakukan pembangunan di lereng-lereng juga perlu, karena dengan membangun di lereng-lereng dapat mengakibatkan bencana.

“Saya rasa kesadaran masyarakat untuk tidak membangun di bagian lereng-lereng itu juga perlu. Sebab itu bisa mengakibatkan terjadinya bencana,” ujarnya.

Dirinya berharap, kegiatan ini harusnya lebih banyak melibatkan masyarakat, sehingga mereka dapat mensosialisasikan ini. (L06)