AMBON, LaskarMaluku.com – Juru bicara (Jubir) Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon, Joy Adriaansz, mengakui gempa berkekuatan 7,5 SR Selasa (10/1/2023) dini yang mengguncang Kabupaten Maluku Barat Daya dan Kepulauan Tanimbar yang juga dirasakan warga Kota Ambon sudah pasti menimbulkan kepanikan.
Apalagi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sempat mengeluarkan peringatan dini tsunami selama 3 jam dan mencabutnya kembali.
“Kepanikan yang dirasakan warga Kota Ambon merupakan hal yang wajar, namun jangan sampai menimbulkan ketakutan yang berlebihan dan dapat merugikan diri sendiri,”ungkap Joy.
Warga kota Ambon, lanjutnya, yang telah memiliki
pengalaman gempa di tahun 2019 lalu, diminta untuk tetap
waspada dan mengikuti update peringatan dini yang dikeluarkan BMKG,karena wilayah Maluku pada umumnya
merupakan wilayah yang dilalui Ring Of Fire atau Cincin Api,
artinya rawan terjadi gempa bumi.
“Meski pusat gempa cukup jauh dari Kota Ambon, dan hanya dirasakan sebagian kecil warga kota ini, namun harus tetap waspada. Kita bersyukur tidak terjadi gempa susulan,
dan peringan dini Tsunami telah dinyatakan berakhir,”
terangnya.
Dirinya meminta warga kota Ambon untuk mengakses
informasi yang valid tentang bencana melalui kanal informasi dan media sosial resmi BMKG, sehingga tidak termakan informasi hoax.
Pemkot Ambon sendiri, tambah Adriaansz, menyampaikan
bela sungkawa dan simpati yang mendalam terhadap
masyarakat yang menjadi korban gempa di Kepulauan Tanimbar maupun di Kabupaten MBD.
“Pemkot Ambon menyatakan kepedulian terhadap masyarakat KKT dan Kabupaten MBD yang menjadi korban gempa, baik itu korban jiwa maupun infrastruktur yang rusak berat maupun ringan. Semoga masyarakat yang menjadi korban Gempa disana senantiasa diberikan kekuatan dan perlindungan oleh Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa,” tandas Jubir yang juga Kepala Dinas Kominfo dan Persandian Kota Ambon ini. (L06)