AMBON, LaskarMaluku.com – Proses pembenahan terhadap Pengembangan Pelabuhan Laut Tulehu, hingga kini masih terus diupayakan, guna mensejajarkan pelabuhan tersebut setara pelayanannya dengan menagemen Bandara Pattimura. Hanya saja perencanaan Pelabuhan Laut milik Direktorat Perhubungan Laut ini, masih terkendala dengan anggaran pembangunan.

Hal ini dikemukakan, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas II Tulehu, Rusandi.

Menurutnya, pengembangan pelabuhan umum ini direncanakan sebagai pelabuhan terintegrasi. Ini dimaksudkan untuk menjadikan pelabuhan ini kedepan semakin maksimal dalam pelayanannya.

“Palabuhan konteiner ini juga terkait dengan rencana pembangunan Ambon New Port yang rencananya dibangun di Desa Waai, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, ini kan mau dijadikan sebagai pelabuhan terintegrasi, pelabuhan laut, Pelabuhan Perikanan, dan Pelabuhan Konteiner,”jelasnya.

Untuk Tulehu sendiri, lanjut Rusandy, fasilitas pelabuhan yang tersedia sekarang ini sudah cukup bagus, namun diperlukan proses penambahan dan pemantapan area pelabuhan supaya daerah atau kawasan pelabuhan itu, nampak modernisasi.

“Dan untuk pengembangannya kedepan di 2024,  sementara diusulkan ke pemerintah pusat, “ujarnya kepada media ini, Kamis, (02/03/2023) di Ambon.

Proses perencanaan pembangunan yang tengah diusulkan ke pemerintah pusat melalui Direktorat Perhubungan Laut ini, jelas Rusandy, terkait dengan Replacement Dermaga 4 sama pembangunan fasilitas sisi darat lain.

“Misal ada gudang penampungan, WC umum, peninggian elevasi jalan dalam pelabuhan dan pintu masuk dua termasuk tempat pengolah sampah itu yang sementara pengembangan di 2024. Saat ini kita sementara finalisasi untuk dokumen Deta Engineering Design (DED), yang dokumennya kita sudah usulkan ke Jakarta melalui Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, “jelasnya.

Ia menegaskan, apa yang diusulkan sudah sesuai dengan mekanisme perencanaan yang dipersyaratkan dalam setiap usulan penganggaran.

“Usulan perencanaan di Tahun 2024 sementara ini kita siapkan dokumennya, dan giliran Maluku pembahasannya ditanggal 06 Maret 2024. Jadi pelabuhan kita ini berupa pelabuhan penyangga untuk mendukung pengembangan Ambon New Port dan Pelabuhan Perikanan untuk mendukung Program Nasional LIN (Lumbung Ikan Nasional), “kata Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas II Tulehu ini,

Kendati perjuangan untuk kawasan Tulehu hingga Kawasan Desa Waai, Kecamatan Sahutu, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) sebagai obyek vital pengembangan, Ambon New Port, Lumbung Ikan Nasional (LIN) yang kini hanya sebatas wacana. Namun diperlukan kebijakan pemimpin kedepan yang mampu untuk mewujudkan mimpi tersebut. Kendati untuk mewujudkan hal itu, tidak semudah membalik telapak tangan.

Apakah pengusulan anggaran itu menjadi bagian dari pendukung kebijakan Ambon New Port dan lainnya?

Menanggapi hal itu, baik Rusandi maupun Margarita Wattimuri menipis hal itu.

Menurut Rusandy, kebijakan alokasi anggarannya terdapat pada DIPA KSOP Kelas I Ambon.

Kepala Syahbandar Tulehu, Margarita Wattimury

Hal senada juga dikemukakan, Kepala Syahbandar Tulehu, Margarita Wattimury

Menurut Margarita, SPOnya Ambon dan pembebasan lahan itu sempat DIPAnya masuk SPO Ambon tapi tidak terserap banyak dan dikasih kembali anggarannya, sudah sempat masuk untuk pembebasan lahan, tapi tidak tau persoalannya seperti apa, tidak terealisasi.

Dikatakan, sampai sekarang tidak ada kabar lagi soal pembangunan Ambon New Port. “Saya harus tegas bahwa pengusulan anggaran tersebut dia terpisah dari pengembangan Ambon New Port,”jelasnya.

Ketika ditanya soal UPP Kleas II Tulehu ini merupakan Pelabuhan percontohan, Wattimury menjelaskan, pelabuhan percontohan itu sudah dari tiga tahun yang lalu kalau tidak salah.

Dikatakan, sejak tiga tahun lalu sudah ditetapkan pelabuhan Tulehu dan beberapa pelabuhan untuk menjadi pelabuhan percontohan sehingga pelabuhan Tulehu ini diprioritaskan untuk mendukung pengembangan pembangunan terminal penumpang yang memadai tentu didukung dengan beberapa fasilitas pendukung lainnya.

Yang memadai ketika betul-betul orang masuk merasa nyaman duduk didalamnya dan juga penempatan Xray dari tiga tahun yang lalu.

“Penampatan Xray untuk tahun lalu karena daya listrik tidak memadai sehingga belum difungsikan. Satu tahun lebih tidak difungsikan dan baru kita panggil teknisi dari Jakarta untuk perbaiki mengoperasikannya bersamaan dengan metadetektor di pintu,”jelas Wattimuri.

Pelabuhan Tulehu kata Wattimury, kedepan dibuat setara dengan pelayanan seperti Bandara Pattimura Ambon, namun butuh proses yang sangat panjang dan sosialisasi kepada masyarakat, untuk mendukung apa yang  direncanakan dari pengembangan pelabuhan umum ini.

Terkait pelabuhan Tulehu sabagai pelabuhan percontohan itu, sebagaimana ditambahkan oleh PPK Syahbandar, Pelabuhan Tulehu, Rusandy, bahwa telah diputuskan dari Pusat sejak 2018 lalu, sejak diputuskan itu maka pihaknya mengusulkan anggaran untuk pembenahan fasilitas.

Menurut Rusady, anggaranya sudah diusulkan di tahun 2018 dan 2019 tetapi tidak ada realisasi, dan di tahun 2020 juga begitu tidak dapat anggarannya karena sudah ada dasarnya yaitu penetapan Direktur Jenderal Perhubungan Laut terkait dengan penetapan pelabuhan Tulehu sebagai Pelabuhan Percontohan dari empat pelabuhan yang ada di Indonesia di tahun 2021.

“Itu baru diloloskan pembangunan publik area, terus rehabilitasi terminal penumpang. Terminal penumpang ini ada dua kita rehab menjadi kan satu konsepnya itu mungkin seperti di bandara yang dominannya kaca, tidak yang pake beton,”ungkap Rusandy.

Sementara mengenai pengamanan pelabuhan, Rusandy mengatakan jika pihaknya membangun pagar setinggi 2 meter ditambahkan menjadi 2,5 meter, sehingg tidak ada lagi orang yang lompat dari pagar tersebut.

Sedangkan, terkait dengan kapal PLN, sudah dibangun dermaga khusus di Desa Waai. “Ini kan pilot project pemerintah sebagai pengganti kapal Turki, cuma dari sisi keamanan dan kenyamanan belum aman dari angin dan ombak,”tutupnya. (L05)