AMBON, LaskarMaluku.com –  Rumah Generasi Kota Ambon menggelar training layanan Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) yang akses bagi anak remaja dan orang muda dengan disabilitas dan kusta di Ambon. Kegiatan berlangsung di lantai 5, Manise Hotel, Jumat (29/9/2023).

Menurut Adriani Erupley sebagai Kordinator Program Body Talk bahwa, kegiatan ini bertujuan agar Penyedia Layanan memiliki kemampuan dalam menerapkan pelayanan HKSR kepada anak remaja dan orang muda dengan disabilitas dan kusta.

Selain itu juga, memastikan layanan HKSR dapat diakses oleh anak remaja dan orang muda dengan disabilitas dan kusta.

“Untuk hari ini kegiatan layanan kesehatan seksual dan reproduksi yang akses bagi anak remaja, orang muda dengan disabilitas dan kusta bagi Puskesmas yang bertujuan agar penyediaan layanan di setiap Puskesmas maupun pendidikan,” ungkapnya.

Dijelaskan, untuk pelayanan di Puskesmas sudah ada layanan tersebut, sedangkan untuk pendidikan harus ada guru bahasa isyarat di setiap sekolah-sekolah di Kota Ambon.

Dirinya berharap adanya kerjasama dan partisipasi dari setiap guru-guru yang telah di latih untuk menjadi fasilitator HKSR agar dapat memberikan informasi dan edukasi bagi setiap anak-anak yang didampingi. Hal ini penting, karena banyak sekali kasus kekerasan seksual yang terjadi pada anak.

“Dan mohon kerjasama dari setiap instansi di Kota Ambon untuk melihat ini menjadi kerja kita bersama, agar Kota Ambon terhindar dari kasus kekerasan seksual,”harapnya

Tak hanya itu, ia juga berharap setiap kantor di Kota Ambon harus memiliki tenaga bahasa isyarat.

Dirinya berharap, kegiatan body talk ini pada kesehatan seksual dan reproduksi ini baik pemerintah, guru dan puskesmas bisa melihat ini sebagai sesuatu yang diprioritaskan.

“Program body talk ini berbicara tentang kesehatan seksual dan reproduksi, sebab stigma dari masyarakat anak dan orang mudah yang mengetahui tentang pendidikan ini mereka mungkin menganggapnya tabu, tapi melalui program ini kami membuat kegiatan melalui workshop, sosialisasi dan kegiatan bersama anak-anak, guru dan OPD terkait untuk mendiskusikan serta mensosialisasikan agar stigma ini tidak boleh dianggap tabu karena banyak sekali kekerasan seksual terjadi pada anak,” terangnya.

Peserta yang di undang dalam kegiatan ini dari Dinas Kesehatan Kota Ambon, Dinas Pendidikan Kota Ambon, Dinas PPKB, DP3AMD Kota Ambon, P2TP2A, Dinas Sosial Kota Ambon, perwakilan guru dari SLB Leleani 2, SLB Negeri Kota Ambon, Guru SMP 5, SMP 16, dan Forum Anak (Negeri Latuhalat dan Desa Nania), Puskesmas, dan Pemerintah Desa Nania dan Negeri Latuhalat. L06)