AMBON, LaskarMaluku.com – Lingkaran Survei Indonesia (LSI) merilis hasil survei yang cukup menarik perhatian publik Maluku, karena dari hasil survei yang dirilis lembaga pimpinan Denny JA ini mencatat kalau tinggat elaktabilitas Jeffry Apoly Rahawarin (JAR) mampu melewati elaktabilitas Gubernur Maluku Murad Ismail dan juga Wakil Gubernur Barnabas Orno.
Demikian rilis hasil survei LSI yang disampaikan Jumat (25/8/2023) petang, di Hotel Santika Premier, Ambon.
Hasil survei LSI bertajuk ‘Isu Ekonomi, Pesona Penantang & Redupnya Petahana Dalam Pilgub Maluku 2024’ Elektabilitas Jeffry mencapai 18,7 persen, disusul Murad 18,4 persen, dan Barnabas 8,9 persen. Angka elektabilitas kedua tokoh ini hanya berbeda dalam margin of error survei.
Secara teori dan pengalaman, tentunya Jeffry lebih diuntungkan dengan statusnya sebagai challenger (penantang). Sebaliknya sebagai petahana, Murad dalam posisi yang lebih sulit.
15 bulan jelang pilkada, elektabilitas Murad justru kalah dari Jeffry sebagai penantang. Hal ini mengindikasikan bahwa publik Maluku tak menginginkan kepemimpinan saat ini berlanjut. Mereka ingin perubahan dan pergantian kepemimpinan.
Dari 18 nama yang diuji, ada 16 nama yang bisa dikategorikan sebagai penantang. Namun dari 16 nama tersebut, selain Jeffry, tak ada cagub yang signifikan secara elektabilitas. Elektabilitas tokoh-tokoh tersebut rata-rata hanya dibawah 10 persen.
“Hanya Jeffry dan Murad yang elektabilitasnya di atas 15 persen dan jarak elektabilitasnya jauh dibandingkan dengan nama-nama cagub lainnya,” ujar Peneliti Senior LSI Denny JA, Adjie Alfarabi.
Dengan begitu, pertarungan pilkada Maluku per hari ini hanyalah pertarungan head to head dua tokoh, antara petahana vs pendatang baru, yaitu Jeffry versus Murad.
“Secara teori dan pengalaman, tentunya Jeffry lebih diuntungkan dengan statusnya sebagai challenger (penantang),” lanjut Adjie.

Sebaliknya, sebagai petahana, Murad dalam posisi yang lebih sulit. Murad seharusnya memiliki elektabilitas yang tinggi. Namun 15 bulan jelang Pilkada, elektabilitasnya yang kalah dari Jeffry.
“Itu mengindikasikan bahwa rakyat Maluku tak menginginkan kepemimpinannya berlanjut. Mereka ingin perubahan dan pergantian kepemimpinan,” ungkapnya.
Adjie mengungkapkan, berdasarkan hasil survei, ada empat alasan kuat yang menjelaskan rendahnya elektabilitas Murad.
Pertama, kepuasaan terhadap kinerja Gubernur dan wakil gubernur di bawah 50 persen.
Mereka yang menyatakan puas terhadap kinerja Murad sebagai Gubernur hanya sebesar 40,7 persen.
Sementara mereka yang menyatakan tak puas atas kinerja Murad sebagai gubernur sebesar 50,3 persen.
Kedua, Murad dinilai gagal menjalankan tugasnya sebagai gubernur.
“Mereka yang menyatakan Murad berhasil sebagai gubernur sebesar 41,8 persen, sementara mereka yang menyatakan Murad gagal sebagai gubernur sebesar 48,4 persen,” bebernya.
Ketiga, mayoritas tak ingin Murad menjadi gubernur lagi. Mereka yang menyatakan berkeinginan Murad menjadi gubernur lagi hanya sebesar 20,5 persen.
Sementara mereka yang menyatakan tak menginginkan Murad menjadi gubernur lagi sebesar 53,6 persen.
Keempat, Murad adalah gubernur paling disalahkan atas status Maluku sebagai provinsi termiskin keempat di Indonesia.
Dari responden yang tahu hal itu, sebesar 43,6 persen menyalahkan Gubernur sebagai orang paling bertanggung jawab atas status Maluku tersebut.
“Yang menyalahkan presiden hanya sebesar 14 8 persen, dan yang menyalahkan bupati/wali kota sebesar 6,4 persen,” terang Adjie.
Mengapa hanya Jeffry yang muncul sebagai penantang yang moncer? LSI Denny JA menemukan ada empat alasannya.
Pertama, Jeffry adalah cagub paling disukai. Meskipun popularitasnya hanya 60,2 persen, di bawah tokoh lainnya, namun tingkat kesukaan Jeffry paling tinggi dibanding semua cagub lainnya, yaitu sebesar 73,9 persen.
Kedua, Jefrry adalah kandidat cagub yang paling banyak terpampang ruang publik, lewat baliho/billboard dan spanduk.
Ketiga, Jefrry adalah kandidat yang paling banyak kampanye dari rumah ke rumah. Survei menunjukan bahwa relawan dan atribut Jefrry paling banyak diterima oleh publik Maluku dibanding kandidat lain.
Keempat, Jeffry paling dominan di media sosial. Pengguna media sosial di Maluku mencapai 54,5 persen.
Dan Jefrry adalah kandidat yang paling banyak dilihat di media sosial dan paling disukai.
LSI Denny JA melakukan survei tatap muka (face to face interview) dengan menggunakan kuesioner kepada 800 responden di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Maluku.
Dengan 800 responden, margin of error survei ini sebesar 3,5 persen. Survei dilakukan 13 Juni-1 Juli 2023.
Begitu juga dengan elektabilitas penantang lain yang kini masih dibawah 10 persen, namun butuh ektsra kerja keras.
“Penantang lain masih bisa mengejar dalam 15 bulan kedepan, tapi kata dia harus kerja ekstra keras untuk mengejar karena selisihnya sudah diatas 10 persen,”tuturnya.
Sementara, dari hasil survei juga kata Adjie, isu ekonomi jadi yang paling seksi pada Pilgub Maluku nanti. (*/L02)