AMBON, LaskarMaluku.com – Pertamina dan Asosiasi Sopir Angkot (ASKA) menemui PJ Walikota Ambon Bodewin Wattimena, Rabu (22/2/2023) secara tertutup di ruang Darwin Balai Kota Ambon
Pertemuan yang dilakukan tersebut merupakan tindaklanjut dari pertemuan sehari sebelumnya bersama ASKA, yang mana telah disampaikan, bahwa aksi hari ini (Rabu red) lebih tertujuh kepada Pemerintah Provinsi atas beberapa kebijakan yang berlangsung di kawasan Terminal Mardika, dan juga terkait keberadaan transportasi online di Kota Ambon.
Demikian disampaikan Wattimena kepada wartawan, Senin (22/2/2023).
Dirinya mengajui jika dampak yang terjadi akibat dari aksi damai hari ini, secara langsung dialami oleh warga kota ini.
Oleh sebab itu, sebagai tanggungjawab Pemerintah terhadap warganya, pihaknya akan membantu memfasilitasi apa yang menjadi tuntutan ASKA itu, yaitu soal pembangunan lapak di Terminal Mardika.
“Kami akan berkoordinasi dengan pihak yang membangun. Dan semalam saya minta untuk hentikan sementara pembangunan di Terminal dan kalau bisa bersihkan itu lapak-lapak dalam Terminal,”kata Pj Walikota.
Kemudian soal transportasi online yang beberapa kali kami sudah sampaikan itu bukan kewenangan Pemkot untuk menentukan batas-batas bawah dari transportasi online itu atau angkutan tidak dalam trayek. Itu tanggungjawab Pemprov.
Kendati demikian terkait hal itu, Wattimena mengaku telah berkoordinasi dengan Kadis Perhubungan Provinsi dan menyampaikan apa yang menjadi tuntutan ASKA.
Sementara itu soal pengisian BBM di SPBU, yang butuh antrian lama, kemudian dibatasi BBM nya, itu yang ditindaklanjuti hari ini dengan menghadirkan pihak Pertamina SPBU dan juga ASKA itu sendiri. Guna mengetahui apa penyebab dan kendala sehingga sering terjadi antrian tunggu di SPBU.
Dan penjelasannya bahwa, pihak Pertamina/SPBU juga sedang berupaya mengatasi persoalan itu.
Salah satunya dengan memperbaiki sistem penggunaan Qr-code. Yang mana dalan sistem ini masing-masing Sopir Angkot punya jatah 60 liter per hari.
“Ini yang saya sudah minta ke Disperindag, untuk segera koordinasi dengan Pertamina, dan diambil tindakan. Bahkan saya juga akan bahas ini dengan Forkopimda. Jadi kalau ada kondisi ini kami juga akan lakukan sidak. Kalau memang ada yang nakal-nakal segera disingkirkan, jangan merugikan konsumen. Itu inti pertemuan hari ini.
Pada prinsipnya, Pemerintah Kota berupaya menfasilitasi apa yang menjadi tuntutan ASKA. Karena kondisi ini tentunya merugikan warga kota yang kesehariannya beraktivitas menggunakan Angkutan Kota, harus terhambat dengan aksi ini.
“Jadi pertemuan ini bukan untuk kepentingan apa-apa, tetapi untuk memastikan warga kota dapat terlayani dengan baik.
“Kalau tetap ada aksi hari ini, sementara kemarin kami sudah lakukan pertemuan bahkan saya sudah buat video pendek untuk minta jangan mogok, tapi masih juga mogok. Mereka sendiri yang rasakan bagaimana dampaknya,”ujar Wattimena.
Dia menambahkan bahwa kepentingan terkait warga kota ini bukan hanya hari ini tetapi panjang kedepannya. Apa yang menjadi tuntutan sudah difasilitasi.
“Padahal kemarin saya sudah minta kalau mau lakukan aksi kalau bisa perwakilan saja jangan semua karena dampaknya kita semua yang rasakan,”ujarnya.
Selain itu Wakil Ketua ASKA, Ely Singkery juga menuturkan, bahwa hasil pembicaraan dalam pertemuan itu minimal ada hal yang disepakati, terutama hal teknis terkait pengisian BBM di SPBU.
Yang mana dari pihak Pertamina akan memperbaharui hal-hal yang menjadi tuntutan.
“Kami merasa puas dengan pertemuan tadi, kami berharap bukan hanya sebatas bicara tetapi tindak lanjuti ini supaya kami sebagai Sopir tidak merasa dirugikan,”tegasnya. (L06)