KESUI, LaskarMaluku.com – Sedikitnya empat (4) unit Long Boad dikerahkan untuk melakukan proses pencaharian terhadap empat (4) warga Kesui -Watubela yang hilang kontak di perairan laut antara Amarskaru dan Selat Bermuda Pulau Igar, Kecamatan Kesui Watubela, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) Rabu (24/5/2023) siang.

Pejabat Desa ILILI, Kecamatan Watubela- Kesui (Wakate)’ Husni Samion

Pejabat Desa ILILI, Kecamatan Watubela- Kesui (Wakate)’ Husni Samion kepada media ini, Kamis (25/05/23) malam mengungkapkan, empat long boat sejak dari pagi hingga malam terus melakukan pencaharian di sekitar lokasi dimana diduga para pengguna Long Boat fiber bermesin 40 PK ini, tenggelam dan hilang kontak.

“Proses pencarian dilakukan sekitar selat bermuda palau Igar dan sekitar perairan Pulau Gorom. Satu buah long boat terdiri dari tiga sampai empat orang, mereka dilengkapi dengan bantal renang dan sarana komunikasi berupa Hand Phone (HP). Proses pencarian dimulai dari pukul 0.6.00 WIT hingga pukul 20.00 WIT, atau pukul 8 malam proses pencaharian dihentikan,”urainya.

Empat unit long boat yang dikerahkan untuk proses pencaharian itu, ikut di dalamnya Kapolsek Pulau Mesti dan Kepala Sayahbandar Pelabuhan Kesui.

Segala upaya telah dikerahkan untuk mencari mereka, hanya faktor laut yang tidak bersahabat, ketinggian gelombang mencapai 3 sampai 4 meter menjadi kendalannya, “ujar Pj desa ILILI itu.

Sajauh ini seluruh tim disiagakan di Desa Watubela, untuk besok dilanjutkan proses pencarian.

Selat Bermuda Pulau Igar ini, bukan untuk pertama kalinya menelan korban jiwa. Seantero Masyarakat kesui, Teor dan Pulau Gorom umumnya tahu betul tentang kondisi pusaran laut dan gelombang tinggi di selat ini. Hanya saja terjadi faktor kelalain ketika tidak atau mengetahui warning dari BMKG Maluku soal larangan adanya kondisi perairan Maluku, yang bersahabat saat ini.

Menurut salah satu tokoh masyarakat desa Karlomin Peruanan Thamher Warat Pulau Kesui, Anton Idi mengatakan, jika situasi normal, apabila long boat dengan mesin 40 PK, maka perjalanan antara Dusun Derak, Desa Loku, Amarskaru hingga pulau kesui ditempuh hanya bisa dalam satu jam tapi jika gelombang ditempuh dalam waktu  satu setengah jam.

“Yah mereka ini keluar dari sana Dusun Derak sekira pukul 11.00 wit entah sampai dengan sore hari ketika adanya saling kontak, mereka belum tiba; baik di desa Effa – Lahema pun belum tiba, keberadaan mereka belum di ketahui no kontak mereka tidak aktif, maka mulai  dilakukan koordinasi untuk proses pelaporan dan pencaharian, Ungkap Anton.

Menurut perkiraannya, long boat milik Ali Lahmadi, warga desa Rumadurun, Kecamatan Kesui – Watubela ini, sebenarnya sudah tidak layak digunakan karena long boat itu sudah tua dan tidak mampu bertahan terhadap gelombang laut yang menggelorah saat ini.

“Ini faktor kelalaian karena memaksakan kehendak di tengah situasi laut yang tidak bersahabat,” tandas Anton.

Dari penuturannya, awalnya long boat itu dari Desa Sumelang, menuju Desa Air Nanang untuk menjemput mayat Fatima Rumada, seorang lulusan Akademi Keperawatan (Akper) lulus dan berkerja disalah satu Apotik di Jakarta. Karena sakit korban kemudian datang ke Ambon dan di rawat di salah satu Rumah Sakit di Ambon.

Fatimah Rumada meninggal dunia ketika di rawat di rumah sakit ini, pada 19 Mei 2023 lalu dan atas permintaan pihak keluarga maka jenazah diantar menggunakan Ambulance sampai ke desa Air Nanang untuk dijemput, “Long Boat nahas itu” guna proses pemakaman di dusun Derek, Desa Loku, Amarskaru.

Usai dari proses pemakaman itu, selang beberapa hari di Dusun Derek maka keluarga hendak pulang ke desa Sumelang, sayangnya takdir berkendak lain. Long Boat yang mereka tumpangi hilang kontak sampai sejauh ini. Proses pencarian masih terus dilakukan. Setidaknya empat unit long boat milik warga, disiagakan di Desa EFFA – ILILI untuk proses pencarian lanjutan.

Keluarga meminta, proses pencarian terus dilakukan, karena keyakinan mereka, keluarga masih hidup. Sebab long boat nahas itu, tersedia beberapa gen Bahan Bakar Minyak (BBM) yang bisa digunakan sebagai alat penolong.

Keempat warga Kesui – Watubela yang hilang itu masing masing;

Abdul Karim Maluku asal Negeri EFFA.

Jaramia Rumasukun/Rumakafin asal Negeri EFFA.

Sahrul Dimata asal Desa Sumelang.

Abdulrahman Ellagan asal desa Sumelang.

Namun berdasarkan data pihak kepolisian Polsek Pulau Gorom melaporkan setidaknya enam orang teridentifikasi berada dalam long boat nahas ini.

“Hilangnya Long Boats yang membawa masyarakat sebanyak 6 Orang yang sampai saat ini belum di temukan. Pada hari Kamis Tanggal 25 Mei 2023, Pukul 08.30 Wit, bertempat di Polsek Pulau Gorom telah datang melaporkan Kehilangan Long Boat Fiber warna Hijau yang membawa masyarakat sebanyak 6 Orang, keluar pada Pukul.10.00 Wit tujuan Desa Effa Kec.Wakate dari Dusun Derak Desa Amarsekaru Kec.Pulau Gorom.

Adapun Identitas Korban hilang Sebagai berikut;

1.Abdul Karim Kaliki dari Negeri Effa

2.Jaramia Rumasukun/Rumakefing dari negeri Effa

3.Sahrul Rumadan dari Negeri Sumelan

4.Abdlrahman Ellagan dari negeri Sumelan

5. Ridwan Urat

6. Anak kecil belum diketahui identitasnya.

Setalah Pihak Keluarga memastikan bahwa keluarga yang keluar dari Dusun Derak belum sampai ke Desa Effa, pihak keluarga melakukan pencarian ke Pulau terdekat dan mencari Informasi namun belum ada Informasih ditemukan sehingga pihak keluarga korban melaporkan ke Pihak Kepolisian.

Langkah-langkah Pencarian Korban

Setelah menerima laporan, pihak Kepolisian dan Sabandar Gorom melakukan Pencarian para korban menggunakan KM.PRIMAX di lokasi hilangnya korban, namun sampai dengan saat ini belum ada tanda tanda para korban ditemukan mengingat kondisi cuaca alam pada saat dilakukan pencarian tidak bersahabat; ombak besar sehingga menghambat proses pencarian.

Perlu diketahui pada saat korban keluar/berangkat dari Dusun Derak menuju Desa Effa Kondisi Alam sangat tidak Bersahabat ( Ombak Besar ) Sampai dengan saat ini, masih dilakukan pencarian para korban, tentunya akan di informasi kan lebih lanjut, tulis keterang polsek setempat yabg diterima media ini, pukul 01.00 dini hari WIT. (L05)