AMBON, LaskarMaluku.com – Gempa berkuatan 7’9SR yang terjadi di Laut Kabupaten Kepulauan Tanimbar Selasa, (10/1/2023) pukul 00.47 dinihari telah memasuki hari ketiga, namun proses pendataan masih terus dilakukan.

Hanya saja proses pendataan terkendala kerena faktor kondisi cuaca yang kurang bersahabat untuk menjangkau beberapa daerah lainnya. Selain itu masalah komunikasi yang tidak mendukung mengakibatkan proses pendataan terhadap kerusakan pasca gempa belum rampung 100 persen.

Meski begitu, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Tanimbar telah melakukan langkah-langkah koordinasi dengan instansi terkait guna mengantisipasi langkah penanganan darurat.

Demikian dikemukakan Penjabat Bupati Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) Daniel Indey kepada awak media di Ambon, Rabu (11/1/2023).

Menurut Indey dari komunikasi dengan para camat dan beberapa kepala desa di hampir 10 Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, diidentifikasi bahwa pada umumnya terdapat kerusakan ringan.

“Pengecekan lewat Camat dan Kepala Desa secara kontinue dan maraton kemarin sampai kami mengumpulkan data-data dan disimpulkan hanya kerusakan ringan saja. Bangunan pemerintah diantara Kantor Bupati, Kantor DPRD, Rumah Sakit Santa Goreti, Puskesmas kategori rusak ringan, sedangkan rusak berat itu rumah warga hanya beberapa saja,”ungkap Indey seraya mengaku jika pihaknya masih terus mengupdate data kerusakan.

Dirinya menambahkan, surat pernyataan tanggap darurat sudah dikeluarkan terhitung tanggal 10 – 24 Januari 2023 sudah diserahkan ke BPBD Provinsi maupun ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat.

Menjawab pertanyaan awak media soal identifikasi wilayah atau kecamatan yang mengalami dampak terparah menurut Indey hampir semuanya tidak terkena fatal, bahkan ada kecamatan yang sama sekali tidak mengalami kerusakan atau tidak sama sekali terkena dampak yakni Kecamatan Wermartian, tidak terdampak kemudian Kecamatan Tanimbar Utara hanya tiga rumah warga mengalami rusak ringan.

Sementara soal konsentrasi pengungsi, kata Indey tidak ada lantaran mereka umumnya mengungsi ke rumah-rumah keluarga karena kebanyakan dari mereka rumahnya rusak ringan.

“Jadi kalau mendengar kekuatan gempa 7’5 SR itu memang besar dan cukup dashyat, tapi puji Tuhan disana umumnya hanya kerusakan ringan saja, dan kebanyakan rumah yang rusak itu adalah rumah warga semi parmanen, kecuali kantor Bupati mengalami keretakan dari lantai 1 sampai lantai 4 bahkan ada plafon yang lepas termasuk ruang kerja bupati, “rincinya.

Soal munculnya Pulau di Desa Teneman Kecamatan WuarLabobar, menurut Indey, munculnya batuan dan lumpur yang akhirnya mengeras di pinggir pantai desa Taneman.

“Jadi informasi yang disampaikan oleh Kades Taneman Bapak Bony Kelmaskossy itu yang benar bukan batuan dan lumpur muncul ditengah laut, tapi dipinggir pantai, ujar Pj Bupati Daniel Indey. (L05)