Jakarta, LaskarMaluku.com – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyampaikan telah menerima revisi rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD) Blok Masela, Maluku.

Dalam usulan revisi rencana pengembangan tersebut, diketahui terdapat tambahan biaya investasi sekitar US$ 1 miliar atau sekitar Rp 15,5 triliun (asumsi kurs Rp 15.550 per US$) dari perkiraan investasi awal sebesar US$ 19,8 miliar atau Rp 307,89 triliun.

Seperti dilansir cnbcindonesia.com, Deputi Eksplorasi, Pengembangan dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas Benny Lubiantara mengatakan, revisi PoD Blok Masela saat ini tengah dalam proses pembahasan dengan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji.

Menurut Benny, nantinya nilai investasi untuk pengembangan Blok Masela tidak akan bergeser jauh. Namun, akan ada biaya tambahan sebesar US$ 1 miliar, menyusul adanya penambahan fasilitas penangkapan karbon atau Carbon Capture Storage (CCS) untuk proyek itu.

“Mereka sudah mengajukan. Kemarin kan sebenarnya tinggal nunggu ke yang perubahan participating interest (PI) aja. Jadi secara resmi di-submit oleh PI yang baru ini. CCS itu sekitar US$ 1 miliar, itu CCS-nya aja,” kata Benny ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Senin (6/11/2023).

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan proyek Lapangan Abadi, Blok Masela dapat beroperasi pada 2029 mendatang. Hal ini menyusul masuknya konsorsium PT Pertamina (Persero) dan Petronas di Blok Masela, menggantikan Shell yang hengkang dari blok tersebut.

Adapun operator Blok Masela yaitu Inpex Masela Ltd.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji mengatakan, konsorsium yang terdiri dari Inpex, Pertamina, dan Petronas telah sepakat jadwal beroperasi Blok Masela dapat direalisasikan pada 2029.

“Kalau perencanaannya akan maju 2029. Saya kira ketiga partisipasi Inpex, Petronas dan Pertamina sudah sepakat untuk bisa ke 2029, first gas,” kata Tutuka usai acara Penghargaan Keselamatan Migas tahun 2023, dikutip Rabu (4/10/2023).

Tutuka menyebut, saat ini konsorsium Blok Masela tengah melakukan revisi rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD). Dalam revisi tersebut, konsorsium akan menambahkan fasilitas CCS ke dalam rencana pengembangan.

“Itu rencananya, sekarang bikin detailnya. Salah satunya memasukkan CCS, abis itu kalau sudah tercapai baru diselesaikan POD-nya yang lebih komprehensif,” katanya.

Untuk diketahui, Lapangan Abadi Blok Masela diperkirakan akan membutuhkan investasi sebesar US$ 19,8 miliar, yang ditargetkan dapat memproduksi sebanyak 1.600 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) gas atau setara 9,5 juta ton LNG per tahun (mtpa) dan gas pipa 150 MMSCFD, serta 35.000 barel minyak per hari. Semula proyek ini diharapkan bisa beroperasi pada kuartal kedua 2027. (*/L02)