AMBON, LaskarMaluku.com – Sebanyak 66 peserta Siwa SD dari lima Sekolah yang tergabung dalam Gugus Huherina Satu Manipa Barat Kecamatan Kepulauan Manipa Kabupaten Seram Bagian (SBB), mengikuti pelaksanaan Ujian Sekolah (US) atau Ujian Nasional (UN) tahun ajaran 2022/2023.
Pelaksanan US tersebut dipusatkan di SD Alhilal Luhutuban yang dipercayakan sebagai tuan rumah.
Sekolah-sekolah yang ikut dalam US tersebut, yakni diantaranya, SD Alhilal Luhutuban dengan jumlah peserta sebanyak 12 orang, SD Inpres Aman Jaya jumlah peserta US kurang lebih sabnyak 19 orang, SD Inpres Kelang Asaude sebanyak 15 orang, SD Kristen Tumalehu Timur 5 orang, SD Negeri Tumalehu Barat (Tombar) berjumlah sebayak 15 orang.

Sebelum acara pelaksanaan US di mulai diawali dengan upacara dengan menyanyikan lagu Indonesia raya kemudian di ikuti dengan pembukaan Sampel Ujian oleh Koordinator Wilayah (Korwil) Kecamatan Kepulauan Manipa Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dinas pendidikan Kabupaten SBB, La Kadir didampingi pengawas US yang juga Kepala Desa Negeri Luhutuban, Musa Bin Musa Pellu didampingi Kepala sekolah SD Alhilal Luhutuban, Umar Wael dan di saksikan oleh Babinsa dan Babinkamtibmas Luhutuban serta para dewan guru maupun siswa.
Dan dilanjutkan dengan pembacaan Tata Tertib pengawas ujian nasional untuk para dewan guru dan peserta UN
Usai pembukaan sampel ujian kemudian dilanjutakan dengan pemasangan kartu tanda pengenal kepada peserta US sebagai tanda bahwa siswa tersebut benar-benar peserta US yang ikut dalam pelaksanaan ujian sekolah tersebut.

Kepala sekolah SD Alhilal Luhutuban, Umar Wael, mengatakan sekolah-sekolah yang tergabung dalam gugus Huherina satu itu terdiri dari lima sekolah, yakni SD Tumalehu Barat, SD Kristen Tumalehu timur, SD Inpres Kelang Asaude, SD Inpres Aman Jaya dan SD Alhilal Luhutuban. Nah jumlah peserta yang mengikuti pelaksanaan US secara keseluruhan dari total lima sekolah itu sebanyak 66 orang peserta untuk tahun ini.
“Karena kita SD Alhilal Luhutuban ditunjuk sebagai tuan rumah pelaksanaan ujian karena setiap tahun dilaksanakan seperti ini, jadi tiap tahun ini bergilir pada Huherina satu ini. Kali ini untuk SD Alhilal Luhutuban kedepan pada tahun depan nanti yaitu ada pada SD Inpres Aman jaya,” kata Wael, kepada media ini, Senin (8/5/2023).
Wael menambahkan, harapan dari pelaksana ujian ini, pertama kita berharap dengan adanya ujian bersama ini ada tercipta suasana kekeluargaan agar siswa itu bisa saling kenal satu dengan yang lain termasuk guru-guru juga begitu, itu positif dari pada ujian bersama ini.
Selain itu, dirinya juga berharap semoga pelaksanaan ujian seperti ini tetap berjalan secara terus menerus karena sangat besar manfaat dari pada ujian bersama ini ketimbang ujian sendiri-sendiri atau ujian pada sekolah masing-masing.
“Jadi saya berharap dari ujian yang berstandar nasional kali ini kelulusannya bisa menghasilkan lulusan yang berkualitas dan tentu harapan saya peserta ini bisa lulus dengan hasil yang maksimal dengan nilai yang bagus sesuai yang diharapkan, itu harapan kami,”ungkapnya.

2 Tahun Tidak Terima Dana BOS
Lebih lanjut, Wael juga, mengatakan kendala saat ini yang ada pada SD Alhilal Luhutuban yang ia pimpin ini, sangat terkendala dengan dana, dimana sejak tahun 2021 tahap III itu pihaknya tidak menerima dana bantuan operasional sekolah (BOS) lagi sampai saat ini. Tapi tahun ini bukan saja kami disini yang belum menerima BOS tetapi khusus untuk pulau Manipa terutama Huherina satu ini ada pada dua sekolah yakni SD Alhalil Luhutuban dan SD Kristen Tumalehu Timur yang hingga saat ini belum menerima dana BOS tersebut.
“Jadi perlu diketahui tidak hanya saja pada sekolah yang disebutkan diatas tapi juga dialami pada SD Dusun Labuan timur telah mengalami hal yang sama,” pungkasnya.
Wael juga menambahkan, bahwa ada juga bertamba, ada bebarapa sekolah lain yang juga belum mendapatkan pencairan dana BOS karena dananya belum masuk sampai saat ini. Jadi kami memang kendala pertama ini dana. Selain itu kami juga punya center kelas juga mengalami kerusakan dan intinya menyangkut dengan fasilitas sekolah banyak yang mengalami kerusakan, karena tidak ada dana untuk kita perbaiki sehingga lingkungan yang menyangkut dengan kebutuhan sekolah itu rusak karena itu tadi kita kendala dengan dana.
“Akibat dari belum ada dana sehingga lingkungan sekolah kami ini boleh di bilang amburadul, mulai pagar sekolah, taman maupun yang lain, intinya yang menjadi kebutuhan sekolah, itulah kendala yang kita hadapi saat ini,” tandasnya.
Oleh karena itu, dirinya menyatakan, semoga ada kepedulian dari pemerintah Kabupaten dalam hal ini dinas pendidikan SBB untuk bisa menjadi perhatian khusus.
“Semoga ini bisa di respon dengan baik, sehingga anak-anak kita juga bisa melaksanakan proses belajar dengan baik dan ini salah satu meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di Maluku,” pungkasnya.
Ia juga mengatakan, dan yang paling di sayangkan lagi kami punya guru, itu guru-guru kami selama dua tahun ini belum mendapatkan insentif, tidak ada gaji, karena tidak ada dana.

Olehnya itu memang kami berharap dari pihak dinas pendidikan bisa melihat ini, kalau bisa dari pihak daerah bisa mengisikan kalau bisa ada BOSDA untuk itu, sehingga guru-guru yang di sekolah ini bisa tetap menjalankan tugasnya dengan tetap mengajar sehingga sudah tentu kualitas dari pada siswa itu dia bisa tercapai salah satunya menjaga mutu dan kualitas pendidikan di daerah ini.
“Untuk kita ketahui bersama, tenaga pengajar kami tidak bisa memaksakan mereka untuk dating mengajar, apa lagi mereka ini honor dan tidak dapat insentif. Jadi kadang mereka juga mencari penghasilan di luar. Jadi sekali lagi saya mau katakana bahwa mereka selama dua tahun ini tidak dapat insentif karena kendala dengan dana,”ungkapnya seraya menambahkan, melalui kesepakatan orangtua murid, maka diambil Langkah untuk mereka membantu pihak sekolah
“Untuk itu kami sangat mengharapkan perhatian dari dinas untuk segera bisa melihat ini, sehingga kami bisa menerima dana BOS tersebut yang sudah dua tahun ini belum kami terima,” tutupnya. (L04)