LASKAR – Setelah delapan bulan menjabat sebagai Uskup Diosis Amboina, Mgr Seno Ngutra, melakukan tatap muka dengan perwakilan umat dari berbagai paroki di Keuskupan Wilayah Kota Ambon.

Menurut Uskup Seno, ketika dirinya dipercaya dan terpilih menjadi Uskup Diosis Amboina, banyak perjalanan pastoral telah dilakukan hingga pada daerah dan atau tempat terpencil yang selama ini tidak dijamah atau disapa, dirinya telah sampai. Ini dilakukan untuk melihat perkembangan dan kehidupan umat Katolik dari dekat.

Kunjungan pastoral itu, baik di Pulau Seram, Pulau Buru, Wilayah Kepulauan Tanimbar, Maluku Barat Daya, Aru, Kepulauan Kei hingga Maluku Utara.

Kegiatan ini kata Uskup Seno tidak terlepas dari upaya dirinya menyaksikan dari dekat kehidupan umat dan bagaimana pelayanan dari para imam-imam Diosesan kepada umatnya ibarat mottonya ”Bertolak ke Tempat Yang Paling Dalam, atau Duc In Altum”.

Dari kondisi yang dilihat dan dialami ini, tentu memerlukan sebuah terobosan kedepan yang harus dibicarakan dan didiskusikan bersama untuk kedepan menjawab semua permasalahan dan tantangan yang dihadapi.

Pertemuan Yang Mulia, Mgr Seno Ngutra dengan para utusan se-Paroki Kota Ambon ini turut di dampingi oleh Sekretaris Keuskupan, RD Agus Arbol.

Kegiatan ini berlangsung di Gereja Santa Maria Mater Dey,  Kompleks Goa Maria Air Louw, Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon, Selasa (3/1/2023). Kegiatan tatap muka ini dilaksanakan bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) Keuskupan Amboina, yang dirayakan setiap 03 Januari tiap tahun berjalan.

Kegiatan tatap muka ini, baru pertama dilaksanakan setelah ia ditahbiskan menjadi Uskup Diosis Amboina, terlepas dari kunjungan kanoniknya ke paroki-paroki di wilayah Kota Ambon.

Uskup Seno Ngutra mengutarakan, setiap pemimpin memiliki karakter kepemimpinan yang berbeda. Namun dari gaya kepemimpinan ini tentu harus meneruskan dan melanjutkan apa yang belum diselesaikan oleh Uskup pendahulunya Mgr PC. Mandagi MSC.

“Tetap harus dipahami bahwa setiap pemimpin yang baru tentunya dengan gaya kepemimpinan dan gaya pendekatan yang baru. Karena itu ada banyak hal yang ditinggalkan bapak Uskup Mgr Mandagi dan itu pasti kita teruskan dan lanjutkan tetapi juga ada hal praktis baik ditataran kebijakan maupun ditataran praktis yang memang harus diatur kembali sesuai dengan medan Pastoral,”ungkapnya.

“Apalagi dengan ‘Moto saya ‘’Duc In Altum’’ Bertolak ke Tempat Yang lebih Dalam’’ itu dengan tujuan supaya saya betul-betul mengetahui realitas di lapangan, kebutuhan-kebutuhan ril baik para Imam maupun umat di lapangan. Dengan pengetahuan dan pengalaman itu lalu, kita akan membawa dalam rapat para pastor bersama Uskup untuk menentukan kebijakan-kebijakan yang sesuai untuk menjawab apa yang kita temukan itu,”urai Uskup Seno Ngutra.

Menurut Uskup, upaya dilakukan pendekatannya bukan dari atas tetapi dari bawah keatas.

“Jadi selalu tidak Up on down tetapi dari bawah supaya betul-betul menjawab kebutuhan di lapangan dengan membenahi struktur dengan melibatkan awam sehingga tujuan konsep berjalan bersama hirarki dan awam dapat terjawab,”ungkapnya.

Perayaan Hut Keuskupan kata Uskup kedepan bisa dirayakan secara bergilir pada semua paroki di Kota Ambon dan tentu kedepan diatur sedemikian baik supaya pertemuan utusan dari paroki, berjalan dengan lancar,  “ujarnya.

Perjumpaan Mgr Seno dengan para utusan paroki di kota Ambon ini diikuti dengan sesi permasalahan yang diutarakan oleh masing-masing paroki untuk menyampaikan permasalahan yang dialami selama ini di setiap paroki.

Semua yang diutarakan tidak semuanya dijawab oleh yang Mulia. Pertanyaan yang diutarakan terkait dengan batas-batas pelayanan paroki hingga permasalahan status tanah milik Keuskupan Amboina.

Terkait dengan status kepemilikan Keuskupan Amboina ini, diberikan kepercayaan kepada RD Agus Ulhayanan menanganinya. Dan proses penanganan dan penataan sementara ini dilakukan pada wilayah Kepulauan Kei dan Kepulauan Tanimbar (KKT), wilayah lainnya menyusul.

Kegiatan itu dipandu oleh Sekretaris Keuskupan Amboina, RD Agus Arbol dan semua paroki diberikab kesempatan untuk menyampaikan atau mengutarakan setiap persoalan yang dihadapi termasuk penyelerasan misa kudus.

Usai tatap muka dengan Uskup dilanjutkan dengan misa syukur di gereja Santa Maria Mater Dey dan bertindak sebagai selebran utama adalah Yang Mulia, Mgr Seno Ngutra ikut didampingi oleh sejumlah pastor, antara lain, Vikaris Jenderal (Vikjen) Keuskupan Amboina, RD Anton Kawole, Pastor Paroki Maria Bintang Laut (MBL) Benteng Ambon, RD Amandus Oratmangun, Pastor Paroki Passo, RD Lucky Kelwulan, Pastor Paroki Ahuru, Carol Jamrewav MSC, Pastor Paroki Laha, RD Paul Titirlolobi, RD Igo Revo dan Pastor Paroki Poka, RD John Luturmas.

Perayaan misa Kudus memperingati HUT Keuskupan Amboina itu, dimeriahkan oleh Koor pendukung dari Orang Muda Katolik (OMK) Paroki Maria Bintang Laut Benteng Ambon.

Sekretaris Uskup Diosis Amboina, RD Agus Arbol mengungkapkan, perayaan misa syukur HUT sekaligus juga dengan misa syukur Natal dan Tahun Baru dari Mgr Seno dengan utusan umat dari paroki se-kota Ambon.

Acara ini diisi dengan sesi foto bersama Uskup dengan perwakilan utusan dari Paroki maupun para Suster yang ikut pada misa syukur dimaksud.  Kegiatan ditutup dengan jamuan makan bersama. (L05)