LANGGUR, LaskarMaluku.com – Masyarakat Ohoi Tutrean, Kecamatan Mei Besar Selatan, Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) geram dengan kebijakan Pejabat Bupati Malra, Jasmono yang tidak konsisten dan sengaja memprovokasi kehidupan orang sodara dalam penempatan pejabat kepala pemerintahan di ohoi itu.

Pasalnya pergantian pejabat di desa hanya dalam hitungan satu bulan saja. Sebelumnya Jasmono menunjuk camat Kei Besar Selatan, Jakob Pedro Ubra dan dalam hitungan satu bulan sajan kembali diganti dengan Yunus Hendrik Rahankubang.

Sumber media ini dari Malra menyebutkan, warga menolak karena selain sudah terjadi pergantian sebanyak tiga kali dalam tahun ini, Rahankubang yang baru ditunjuk diduga terlibat dalam penggelapan dana desa ketika menjabat staf pemerintahan di Tutrean.

Penggunaan dana desa tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Buntutnya warga melakukan aksi priotes dengan melakukan oemalangan dan sasi adat terhadap kantor desa/ohoi dan sekolah. Warga juga melakukan oemalangan jalan di ohoi.

Warga menuding Pj Bupati Malra sengaja memprovokasi masyarakat OhoinTotrean dalam penempatan pejabat kepala pemerintahan tersebut agar terjadi bentrok. Padahal menjelang pilkada, tugas Pj Bupati adalah bagaimana menciptakan kondisi yang konfusif. (L08)

LaskarMaluku