AMBON,LaskarMaluku.com – Gelaran Pilkada serentak mulai kian terasa ketika partai politik (Parpol) membuka pendaftaran sekalian membentuk tim penjaringan dari masing-masing Parpol untuk menerima pinangan para bakal calon.
Meski begitu, bakal calon gubernur dan bakal calon gubernur yang sudah menyatakan kesediaan untuk maju membangun Maluku adalah FCT dan AV.
Pasangan ini membuktikan keseriusan mereka melalui mekanisme pengambilan dokumen formulir pendaftaran di empat partai politik, yakni DPD PDI Perjuangan Maluku, DPW Perindo, DPW PKB dan DPD Hanura.
Proses pengembalian itu tidak terlepas dari bagaimana meyakinkan keseriusan bakal calon ini.
Duet Tetelepta-Vanath dengan tagline TEPAT voor Maluku punya kerinduan untuk mengubah wajah pembangunan Provinsi Maluku, dari segala bentuk ketertinggalan yang dirasakan masyarakat pasca lima tahun terakhir.
Konsep membangun Maluku yang digaungkan FCT dan AV tentu mulai menghipnotis sejumlah elemen massa yang datang memberikan dukungan riil kepada Deputi I Kepala Staf Kepresidenan, Febry Calvin Tetelepta dan Abdullah Vanath. Ini terlihat ketika proses pengembalian dokumen formulir pendaftaran ratusan massa bergerak berjalan kaki mengiringi perjalanan ke gedung Banteng Kekar Mancong Putih di Jalan Cut Nyadien Karang Panjang Ambon.
Kebetulan saja Posko Pemenangan TEPAT berjarak kurang lebih 500 meter dari Kantor DPD PDI Perjuangan Provinsi Maluku.
Proses pengambilan dokumen formulir ini telah menunjukan bahwa pasangan ini serius untuk membuat perubahan untuk Maluku.
Apalagi dengan pengalaman FCT selama menjabat sebagai Deputi I Kepala Staf Kepresidenan, dan telah mengunjungi berbagai provinsi dan kabupaten kota di Indonesia utamanya soal-soal kemajuan pembangunan di provinsi di Indonesia tentu bagi seorang FCT melihat dan merasakan itu, serta membenamkannya dalam hati, ko mereka bisa dan mengapa kit di Maluku tidak?
FCT memaparkan ini persoalan esensi yang mesti dimaknai Provinsi Maluku sudah waktunya dirubah maindset-nya, kita tidak boleh banyak bertepuk Tangan, Stop Tepuk Tangan, Kita Tidak Boleh Sombong. Niat itu mesti diperjuangkan, agar kita bisa ANGKAT MUKA’ kita angkat derajat kita harus melalui sebuah perubahan besar yaitu masyarakat Maluku yang mendiami sembilan kabupaten dan dua kota kita perlu, bagaimana meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat, menciptakan konektifitas bagi daerah-daerah beranda Terdepan yakni daerah yang berbatasan dengan negara lainnya. Terdepan, Tertinggal dan Terluar atau 3 T.
Kondisi keprihatinan tersebut telah dirumuskan ya melalui gagasan yang nantinya dituangkan dalam kebijakan pasangan Febry Calvin Tetelepta dan Abdullah Vanath.
Hal ini bukan konsep semata, dari pendekatan yang telah dilakukan diberbagai tempat di Maluku, serta kerendahan hati dari seorang FCT dan AV maka tidak mengherankan arus dukungan kepada pasangan TEPAT bak mengalir seperti Air kepada pasangan bakal calon gubernur dan bakal calon wakil gubernur FCT-AV pada perhelatan kepala daerah provinsi Maluku dalam agenda serentak pada 27 Nopember 2024 kian deras.
Pasangan ini tengah mencari jati diri mereka melalui dukungan rekomendasi dari empat parpol dimulai dari proses pengambilan formulir pendaftaran hingga pengembalian dokumen sebagai bukti keseriusan bertarung pada kontestasi pemilihan gubernur Maluku
Selangkah lagi pasangan ini bakal mengantongi rekomendasi PDI Perjuangan, PKB, Hanura dan Parpol lainnya termasuk Perindo.
Kendati begitu’ semuanya berpulang pada tingkat kesukaan masyarakat melalui hasil survei nanti, “tingkat kesukaan (elektabilitas) sungguh diperlukan bak keinginan kader dan simpatisan PDI Perjuangan Maluku kepada FCT yang adalah kader yang sejak lama berproses di Banteng Kekar, Mancong Putih ini Tim penjaringan menantikan kehadiran FCT dan rombongan dengan lagu dari group GOD BLESS, Ahmad Albar dengan judul “RUMAH KITA”
Hanya bilik bambu tempat tinggal kita
Tanpa hiasan, tanpa lukisan
Beratap jerami, beralaskan tanah
Namun, semua ini punya kita
Memang semua ini milik kita sendiri
Hanya alang-alang pagar rumah kita
Tanpa anyelir, tanpa melati
Hanya bunga bakung tumbuh di halaman
Namun, semua itu punya kita
Memang semua itu milik kita
Haruskah kita beranjak ke kota
*”Yang penuh dengan tanya?
Lebih baik di sini
Rumah kita sendiri
Segala nikmat dan anugerah Yang Kuasa
Semuanya ada di sini
Rumah kita
Lebih baik di sini
Rumah kita sendiri
Segala nikmat dan anugerah Yang Kuasa
Semuanya ada di sini
Rumah kita,”*
Yang menjadi pertanyaan mengapa lagu ini diputar ketika menyambut kehadiran FCT dan rombongan massa tatkala mengembalikan dokumen kelengkapan formulir pendaftaran.
Bisa jadi PDI-P menghendaki figur seorang FCT yang punya kerendahan hati, dia suka menyapa dan berjabat tangan dengan siapa saja ketika berjumpa dengannya, orangnya sederhana dan murah senyum kata ibu indah yang datang dari jazirah Leihitu, untuk berikan dukungan kepada FCT dan AV.
“Pa Febry begitu rendah hati, dia menyapa dan menyampaikan terima kasih kepada semua masyarakat yang mengantar dirinya bersama Pak Vanath mengembalikan formulir pendaftaran di empat partai politik hari ini. Luar biasa bagitu rendah hati,”ujar Caca Indah penuh semangat.
Hal serupa juga dikemukakan, Raul Pellu, tokoh masyarakat Maluku ini juga memberikan apresiasi kepada FCT dan AV.
Raul bilang pasangan memang sangat cocok, dan dia ajak orang Maluku, stop dikotomi TNI-POLRI pada perhelatan Pilkada Maluku, kita bertarung sehat pada konsep bagaimana membangun Maluku kedepan, semua orang punya kesempatan untuk bangun Maluku yang lebih baik.
Dan pasangan ini kata Pellu, pasangan yang TEPAT voor buat perubahan bagi Maluku.
“Stop sudah dengan dikotomi militer dan polisi, saatnya setiap bakal calon punya kesempatan, dan beta lihat figur dua orang ini cocok, tegas dan berani ambil keputusan, “ungkap Raul Pellu.
“Awalnya saya tidak begitu mengenal bapa yang satu ini tapi cukup familiar kalau jabat tangan dengannya hangat betul murah senyum, bapakai necis, “ujar Pellu.
Kehadiran rombongan FCT yang kemudian disambut dengan lagu rumah kita masih menjadi bahasan dalam tulisan ini.
Alasan dibalik proses diputarnya lagu “Rumah Kita, pasti ada maunya dari kader-kader PDI Perjuangan se-Maluku untuk Febry Calvin Tetelepta patut dan layak direkomendasikan DPP, karena beliau adalah kader murni.
Walau begitu, keputusan ada pada Dewan Pimpinan Pusat DPP PDI Perjuangan, melalui keputusan Ketua Umum, Ibu Megawati Soekarnoputri.
Tim penjaringan DPD hanya boleh menerima apa yang diisyaratkan dan mekanisme pendaftaran tetapi yang menentukan itu adalah kewenangan DPP, kata salah seorang tim penjaringan.
Kendati memang demikian, proses ini mesti harus dijawab dengan “lagu berjudul Menanti Kejujuran” antara perbuatan, harapan mesti diwujudkan melalui sebuah keyakinan dan Perjuangan.
Lagu Rumah Kita dan Menanti Kejujuran adalah lagu Rock yang dinyanyikan oleh Ahmad Albar dan populer di tahun 1988 hingga saat ini.
Lagu terlaris buah karya gitaris Ian Antono dan Theodore KS, jurnalis musik dan kontributor koran Kompas sampai sejauh ini masih digemari pencinta musik tanah air, termasuk kader dan pengurus DPD PDI P Provinsi Maluku. Lagu “Rumah Kita” milik God Bless ini mengisahkan perjalanan seorang Ian Antono di belatika musik Indonesia, lalu apa kaitannya dengan FCT? Mungkin saja kader dan simpatisan PDI P Maluku merindukan sosok seorang Febry Calvin Tetelepta untuk tetap berada di rumah PDI Perjuangan, rumah milik kita bersama, milik perjuangan kaum Marhein
Marhaenisme adalah ideologi yang menentang penindasan manusia atas manusia dan bangsa atas bangsa. Ideologi ini dikembangkan oleh Presiden pertama Negara Republik Indonesia, Ir. Soekarno, dari pemikiran Marxisme yang diterapkan sesuai dengan karakteristik Indonesia.
Kelompok yang mendasari diri pada pengalaman kepemimpinan Pa Karel Alberth Rahalalu, menurut pemahaman kader PDI-P hanya ada pada Febry Calvin Tetelepta dan Abdul Vanath.
Kalau FCT selama ini berada pada level nasional dan ikut merumuskan sejumlah kebijakan presiden sudah tentu mengetahui ukuran dan skala prioritas yang akan dibuat untuk provinsi Maluku.
Demikian halnya AV pengalamannya sudah tidak diragukan lagi dalam skop membangun kedaerahan, ketika menjabat Bupati dua periode di Kabupaten SBT, banyak terobosan telah dilakukan dengan mengubah wajah kabupaten hasil pemekaran Induk Maluku Tengah ini.
Dulu kepemimpinan Pa Karel, banyak disukai masyarakat Maluku dan hampir semua daerah-daerah terpencil dikunjunginya hanya dengan kapal Siwalima, Kesui – Teor, hingga beberapa daerah serambi terdepan, terluar dan tertinggal pa Kerel rela menyebrangi lautan guna mengunjungi tempat-tempat yang disebutkan, tujuannya melihat dari dekat bagaimana kondisi masyarakat setempat apa yang mesti dibuat dan diprogramkan dalam rencana kerja kedepan, bukan duduk ditempat, tepuk tangan sambil menghayal bak cerita dongan semasa abunawas, tebang pohon ini akan kenal pohon ini, atau cerita kancil dan tupai, yang kerena kesombongan tupai akhirnya jatuh ke lumpur pula, hmm”
Jadi bukan soal Comparre tetapi masyarakat Maluku mendalam figur seperti KA Rahalalu ada pada FCT. Konteks membangun Maluku kedepan tersirat dari penyataan mantan bupati SBT.
Ada sesuatu yang berbeda ada pada Calon Gubernur FCT.
FCT kata Vanath menguasai wilayah pusat dan pada saya menguasai wilayah perkampungan. Tentu sudut pandang kami tentang membangun Maluku ini ada yang harus dieksekusi melalui pusat tetapi ada aspirasi dan, faktor-faktor di masyarakat yang saya sangat tahu karena, pengalaman saya menjadi Bupati dua periode dan juga orang kampung, mengerti sekali, “ujar Vanath
Ini perpaduan yang menarik karena beliau orang Pusat orang Istana yang biasa merancang Indonesia, dan saya orang daerah yang mengetahui secara benar dinamika masyarakat, ini satu perpaduan kalau ini tidak terjadi keseimbangan maka aspirasi dari Pusat itu terlalu besar, tidak ada aspirasi dari bawah ini bisa jomplang, itu salah satu indikator. Dan kemiskinan Maluku mesti diperbaharui.
“Kemiskinan terbesar itu didominasi oleh petani. Sama dengan seorang dokter yang mendiagnosa penyakit sakitnya jantung, tapi obat yang diberikan salah, ini artinya “Out of Context melaksanakan suatu pembangunan diluar konteks. Contoh yang bisa dilihat dari dana pinjaman PT SMI apa yang bisa dirasakan masyarakat pasca covid, dana ini tujuannya untuk pemulihan masyarakat Maluku, tapi fakta yang dirasakan saat ini adalah membebani hutang daerah hingga tahun 2027. Dan jika dicicil setiap tahun pemerintah provinsi harus gelontorkan Rp 136, 600.000.000 juta sekian guna menutupi hutang yang ditanggalkan kepemimpinan sebelumnya.
Dan masih banyak hal yang perlu dibenahi demi sebuah perubahan di Maluku demi kesejahteraan rakyat.
Mengantisipasi kondisi riil nanti, DPR Maluku harus memfungsikan pengontrolan ketak serta membentuk masyarakat sipil (civil society) demikian halnya pembentukan lembaga bantuan hukum untuk mengawasi proses Pemilukada yang bersih dan jujur.
Karena kalau hanya meletakan semua itu pada KPU dan Bawaslu, pergerakan mereka sangat terbatas maka diperlukan partisipasi masyarakat untuk ikut berpartisipasi serta. (Andi Sagat)