AMBON, LaskarMaluku.com – Akademi Maritim Maluku (AMM) Ambon dibawah naungan Yayasan Pendidikan Verdaco, telah meluluskan kurang lebih tiga ribu mahasiswa.
AMM sendiri berdiri pada tahun 1991 dan kini telah memasuki usia ke-34 tahun.
AMM memiliki tiga jurusan utama yang memang dikondisikan dan disesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja di Provinsi Maluku dalam kaitan dengan peningkatan Sumber Daya Manusia, baik jurusan Neutika, Teknikal dan jurusan KPN atau Tata Laksana Pelayaran.
Meski demikian, tiga jurusan itu, sama sekali kurang mendapat perhatian dari pemerintah; baik pemerintah daerah dan pemerintah pusat, termasuk jauh dari perhatian DPRD Provinsi Maluku.
Padahal mahasiswa yang didik di tempat ini adalah anak Maluku, anak bangsa yang perlu mendapat sokongan dan atau sentuhan semua pihak, utamanya para pengambil kebijakan di daerah ini.
Perjuangan anak bangsa yang telah mengecap pendidikan di Akademi Maritim Maluku ini, kendati selama ini dilaksanakan atas kemauan dan kerja secara mandiri, tetapi terbilang cukup sukses.
Lantaran hampir semua lulusan dari tiga jurusan ini, kebanyakan dari mereka telah bekerja pada sektor pemerintah dan swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Bahkan beberapa alumni telah berkerja di luar negeri. Ini yang sangat membanggakan para dosen yang mengabdi pada kampus ini.
Ketiga jurusan ini otomatis punya sistim kegiatan operasionalnya berbeda.
Yang pertama untuk KPN itu AMM menempatkan mereka di perusahaan pelayaran BUMN maupun di kantor-kantor administrasi pelabuhan. Mereka ini bisa di tempatkan di seluruh Indonesia, kemudian Jurusan Nautika Teknika, berkaitan dengan masalah perwira-perwira laut maka kegiatan praktekkan di kapal-kapal milik swasta dan pemerintah, dalam hal ini praktek dalam memenuhi standar ujian Diploma bisa terealisasikan, tetapi kalau ujian UKP atau ujian Keahlian Pelaut, maka diperlukan harus memenuhi standar berdasarkan IMO internasional Maritim Organization.
“Berdasarkan standar itulah, yang sampai sekarangpun pihak AMM belum bisa memenuhi standard yang diminta Dirjen Perhubungan Laut. Seperti misalnya harus memiliki SIM Simulator, bagi kita swasta cukup besar biayanya, apalagi bagi kami Indonesia Timur begini, karena itu dapat mencakup beberapa milyar per SIM simulator, ini yang menyebabkan kita belum bisa di audit berdasarkan harus memenuhi standar-standar yang seperti itu, sehingga kami sangat mengharapkan bantuan, baik pemerintah daerah, DPRD provinsi, maupun pemerintah pusat dimana pendidikan akademi maritim (AMM) ini, hanya satu-satunya ada di bagian Maluku,”pinta Asisten 3 AMM Jan Marantika, AMD, SE M.Si saat diwawancarai LaskarMaluku.com di kampus AMM di Jalan Dr Kayadoe Kudamati Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon, Provinsi Maluku belum lama ini.
Dirinya menambahkan kalau pendidikan dan pelatihan untuk menunjang keahlian para mahasiswa dibutuhkan dana yang cukup besar.
“Kalau diklat pemerintah ada, seperti di Sorong, Sulawesi dan di Jawa, tapi untuk kita mau terjun masuk dalam rangka untuk mengambil ANP 3 atau ahli Nautika 3, maupun KTT 3 atau ahli Nautika kami kan harus memenuhi standar yang diminta Dirjen Perhubungan Laut itu, kalau bisa diaudit dulu, kami belum bisa diaudit karena standar kami belum miliki, salah satunya adalah SIM simulator” Intinya pemerintah tidak boleh menutup mata terhadap pendidikan AMM, jadi kami sangat mengharapkan itu karena kami sudah berdiri selama 34 tahun, dan termasuk lembaga pendidikan yang masuk usia matang yang membantu pemerintah untuk memajukan anak-anak bangsa,”harapnya.
Menurut Marantika, alumni AMM Verdaco sudah tersebar banyak baik di pemerintah, swasta, maupun BUMN, tetapi untuk menghasilkan perwira-perwira laut dari kita langsung itu belum bisa karena terkendala dengan hal yang tadi.
“Padahal Provinsi Maluku ini adalah wilayah kepulauan yang mestinya mendapat perhatian khusus dari pemerintah daerah untuk menjadikan peningkatan di SDM Maluku untuk menjadi perwira-perwira laut, “ujar Jan Marantika.
Menurutnya dari hasil kerjasama yang dilakukan selama ini, sumber daya manusia anak-anak Maluku umumnya masih tertinggal, jika dibandingkan daerah lainnya di Indonesia khususnya yang berkaitan dengan “Perwira Laut”
“Ada daerah-daerah yang jauh dari pantai, tapi mereka punya perwira laut cukup banyak, sementara kita di Maluku yang hanya 1 meter dari laut, kita kekurangan perwira laut. Ini yang kami harapkan perhatian pemerintah daerah, DPRD provinsi, dan pemerintah pusat, untuk bagaimana membuat kebijakan dalam mengurangi angka pengangguran di Maluku,”jelas Marantika seraya menambahkan, kami punya sekolah yang menciptakan manusia-manusia trampil, tapi kita harus memenuhi standar yang dikeluarkan oleh Dirjen.
Lantaran itu, perlu adanya campur tangan pemerintah daerah, DPRD Propinsi, dan Pemerintah Pusat untuk melihat anak-anak bangsa khususnya dalam mempersiapkan diri untuk menjadi perwira-perwira laut’ “harap Marantika.
Alumni Bekerja di Luar Negeri
Jan Marantika sendiri adalah lulusan angkatan ke-3 AMM dan kini menjabat sebagai Asisten 3. Dirinya mengaku selain kerjasama dengan berbagai pihak, banyak lulusan AMM telah banyak bekerja ke luar negeri.
Maka wajar atas nama AMM dirinya menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah turut mendukung dan menunjang kegiatan praktek dari para mahasiswa.
Meski demikian, berbagai kekurangan dan kelebihan yang dimiliki diperlukan kerjasama dan perhatian khusus dari pemerintah daerah bersinergi, berkolaborasi dalam memberdayakan anak bangsa, Anak Maluku kedepan bersaing, berkontribusi membangun provinsi ini.
“Sampai sekarang, kami punya alumni ini sudah banyak kerja di luar negeri, khususnya untuk jurusan Nautika Teknika dan bahkan di Ambon pun kami punya alumni di kapal-kapal. Tetapi untuk memenuhi standar akademis untuk mencapai ANP 3 itu yang belum,”pungkasnya.
AMM Verdaco belum memenuhi standar yang diminta oleh Dirjen Perhubungan berdasarkan auditing pada lembaga pendidikan kami untuk memenuhi standar IMO ini yang bikin kita harus merangkap.
“Karena belum memiliki alat-alat yang bisa memenuhi standar IMO, sehingga kami meminta bantuan pemerintah untuk tidak menutup mata, untuk melihat anak bangsa, anak Maluku, anak seribu pulau ini, agar mereka bisa berkarya sebagai perwira-perwira laut dan bisa bersaing dengan perwira-perwira laut yang ada di Indonesia, maupun dunia internasional,”harap Jan Marantika.
Kerjasama Dengan DUDI
Dalam penerapan stuan pendidikan vokasi yang lebih dikhususkan pada keahlian, AMM Verdaco bekerjasama dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri yakni perusahaan swasta untuk kegiatan praktek.
Dirinya mencontohkan, perusahaan Citra Baru Adi (CBA) di Surabaya dan kami cukup berterima kasih karena mereka yang menunjang kami mempraktekkan anak-anak kami di kapal mereka.
Selain itu, PT DOK Pasifik Wayame, Bakamla RI, kerjasama dengan diklat-diklat perhubungan, pelayaran, misalnya contoh kemarin kami bekerjasama dengan BP3 Podomoro Jakarta untuk melakukan kegiatan sertifikat keterampilan kelautan yang baru selesai 2 minggu yang lalu (bulan November).
“Ini membuktikan kami terus berupaya membangun meningkatkan Sumber daya Manusia (SDM) dari pendidikan vokasi yang selama ini kami laksanakan” tutup Marantika. (LO5)