AMBON, LaskarMaluku.com – Direktur Politeknik Negeri Ambon, Dady Mairuhu, ST.M.M mengatakan, dua hal yang sangat penting bagi masyarakat di wilayah kepulauan yakni konektivitas dan bagaimana menjamin keberlanjutan kehidupan baik masyarakat dan ekosistem yang ditempati.

“Berbicara tentang konektivitas, dalam pikiran para insan vokasi berarti kita berbicara tentang teknologi apa yang harus dikembangkan untuk membuat pulau-pulau ini dapat saling terhubung,”ungkap Mairuhu saat membuka Seminar Nasional Terapan Riset Inovatif (Sentrinov) ke-10, di Swissbel Hotel Ambon, Kamis (19/9/2024)

Sentrinov sendiri merupakan suatu agenda pertemuan ilmiah tahunan yang diselenggarakan secara bergantian oleh Politeknik Negeri Se-Indonesia dibawah naungan ISAS (Indonesian Society of Applied Science) dan Politenik Negeri Ambon dipercayakan sebagai tuan rumah Sentrinov ke-10

Menurut Mairuhu, teknologi apa yang dapat dikembangkan supaya masyarakat di wilayah – wilayah kepulauan dapat menikmati kualitas kehidupan yang sama seperti kehidupan masyarakat di wilayah kontinental atau wilayah lain yang telah maju.

“Soal keberlanjutan berbicara tentang bagaimana insan vokasi menciptakan teknologi atau pendekatan untuk memastikan bahwa ekosistem ini akan tetap eksis hingga ribuan tahun lagi,”ungkapnya.

Mairuhu menambahkan, 2 hal yang coba diusung melalui tema SENTRINOV tahun 2024 ini : “Innovation of Applied Technologies for Connectivity and Sustainability”.

Inovasi yang menghasilkan karya teknologi untuk menjawab kebutuhan konektivitas dan keberlanjutan.

Lantaran itu, insan vokasi harus bisa membuat masyarakat di pulau-pulau terluar tidak harus menempuh perjalanan sulit hanya demi mendapatkan layanan kesehatan maupun layanan lainnya.

Politeknik harus mampu membuat Indonesia menyala dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Rote (kata Tiktokers : menyala abangkuu!!). Entah ada ataupun tidak adanya layanan Perusahaan Listrik Negara.

“Para peneliti vokasi harus bisa membuat gempa bumi tidak lagi menyebabkan masyarakat kehilangan nyawa secara sia-sia. Dan masih banyak lagi hal yang lainnya harus dilakukan oleh insan vokasi,”harap Mairuhu. (L02)