AMBON, LaskarMaluku.com – Kenaikan harga tiket pesawat yang melampaui batas-batas kewajaran, dinilai sangat membani masyarakat Maluku.
Mahalnya tiket pesawat, turut mempengaruhi kehadiran anggota DPRD Provinsi Maluku yang mengikuti Rapat Paripurna.
Rapat Paripurna DPRD Provinsi Maluku dalam rangka pengumuman calon pimpinan definitif DPRD provinsi Maluku masa jabatan 2024-2029 itu, hanya diikuti oleh 26 anggota dewan.
Ketua Sementara DPRD provinsi Maluku, Benhur George Watubun, ST, SH mengaku sangat kecewa dengan kemahalan tiket dari sebuah maskapai penerbangan.
Menurutnya, ketidakkewajaran harga tiket pesawat itu dinilai melampaui dan membenahi masyarakat.
“Coba perhatikan tiket pesawat itu dari Jakarta Ambon kan setelah bimtek itu Rp 14 juta, ada yang 9 juta, itu juga membebani kita juga tidak tau, kita berharap Maskapai jangan secara sepihak menaikan harga tiket kalau pun ada banyak kunjungan ke Maluku tapi tolong diperhatikan jangan sampai hal-hal seperti ini lalu membuat terjadi orang melakukan protes, ” tandas Watubun kepada LaskarMaluku.com usai menghadiri Rapat Paripurna DPRD Provinsi Maluku yang dilaksanakan Senin malam (7/10/2024).
Rapat Paripurna DPRD Provinsi Maluku dalam rangka pengumuman calon pimpinan definitif DPRD provinsi Maluku itu dipimpin oleh wakil ketua sementara, Irawadi dari Fraksi Nasional Demokrat NASDEM.
Masih menurut Watubun, praktek monopoli dari maskapai penerbangan tertentu berdampak pada indikasi terjadinya kenaikan harga tiket pesawat secara sepihak.
“Ada maskapai yang baru saja diresmikan itu kami berharap maskapai itu yang harus melayani masyarakat kita supaya jangan ada dominasi dan monopoli permainan tiket, seraya bersyukur atas penambahan armada oleh PT Garuda untuk melayani rute penerbangan di wilayah Maluku. Kita bersyukur garuda sudah menambah armada jadi ada penerbangan malam juga selain pagi, “ujar Watubun.
Mahalnya tiket pesawat dari maskapai penerbangan semisalnya Batik Air, dinilai secara sepihak menaikan harga tiket pesawat kondisi ini menjadikan sebagian besar anggota DPRD provinsi Maluku yang ikuti Bintek di Jakarta, tidak bisa pulang ke Ambon.
“Orang punya jatah tiket 5-6 juta rupiah tapi harga tiketnya Rp 14 juta, jadi kemungkinan kedepan DPRD Maluku akan meninjau kembali kemahalan tiket pesawat ini.
“Jadi kita akan sampaikan nota keberatan, mereka harus mengklarifikasi dulu soal kenaikan harga tiket yang dinilai terlalu mahal dan kemahalan itu ada pada maskapai Batik Air, ” sebut Watubun. Sembari berharap maskapai baru yang belum lama ini diresmikan, sebisanya melayani rute Jakarta – Ambon dan sebaliknya.
“Ada maskapai penerbangan baru, kita berharap dia bisa masuk Ambon, “pinta wakil rakyat dari dapil enam (6) ini. (L05)