SAUMLAKI, LaskarMaluku.com – Calon Bupati Kepulauan Tanimbar nomor urut 3 Ricky Jawerissa sedikit grogi ketika menjawab pertanyaan dari Calon Wakil Bupati nomor urut 2 Kevin Keliduan saat debat pasangan calon kedua yang digelar KPU Kabupaten Kepulauan Tanimbar di Saumlaki, Senin (18/11/2024) dan disiarkan langsung di TVOne.

Bahasa tubuh dari Ricky Jawerissa tergambar panik ketika Kelvin Keliduan menanyakan bahwa Blok Masela menjadi primadona di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, tetapi juga menjadi primadona konglomerat lokal sehingga membeli tanah-tanah masyarakat yang merupakan hak ulayat dengan harga yang sangat murah, padahal masyarakat berpotensi mendapatkan keuntungan yang lebih.

Menjawab pertanyaan tersebut, Ricky Jawerissa mengatakan, tanah-tanah yang sudah dijual oleh masyarakat itu merupakan hak mereka, mereka menjual karena mereka susah.

“Mereka menjual tanah mereka karena mereka susah, mereka  membutuhkan biaya untuk menyekolahkan anak, mereka membutuhkan biaya untuk berobat, membutuhkan biaya untuk membangun keluarga mandiri dalam melaksanakan usaha-usaha,”jawab Jawerissa diplomatis seraya menambahkan, jadi kalau berbicara tentang tanah-tanah yang sudah dijual, itu hak mereka sebagai masyarakat adat, sebagai pemilik petuanan ketika mereka membutuhkan mereka jual.

Sayangnya, Ricky Jawerissa ketika diberikan waktu satu menit untuk menjawab menghindar memberikan argumentasi alasan konglomerat lokal memanfaatkan kondisi masyarakat dan membeli tanah dengan harga murah.

Menanggapi jawaban Jawerissa, Kelvin Keliduan sangat menyayangkan posisi Ricky Jawerissa yang saat proses jual beli tanah itu terjadi menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD KKT.

“Saya kira beban moril sebagai anak-anak Tanimbar itu perlu kita jaga dengan baik. Bapa calon bupati dari nomor urut 3 saat itu menjabat sebagai anggota DPRD KKT dan menjabat sebagai Wakil Ketua butuh moril untuk melihat hal-hal seperti itu. Kita harus jaga tanah masyarakat,”tegas Kelvin seraya menambahkan, masyarakat menjual tanah mereka dengan harga murah sama halnya seperti menukar perunggu dengan berlian.

“Apakah kita harus melepaskan berlian mereka sementara merekalah yang mempunyai tanah dan hak ulayat,”tanya Kelvin.

Dengan lantang, lelaki berprofesi sebagai lawyer ini mengatakan Melkianus-Kelvin setelah dilantik kami akan memperjuangkan hak-hak masyarakat Bomaki, Lermatang, dan Latdalam. (L03)