AMBON, LaskarMaluku.com – Amboina Jukulele yang diselenggarakan oleh TP PKK Kota Ambon berkolaborasi dengan Dinas Pariwisata dan AMO telah masuk pada tahapan technical meeting.
Kegiatan technical meeting tersebut berlangsung di ruangan Vlissingen Balai Kota Ambon lantai 2, Kamis (17/7/2025).sore
Pemerintah Kota Ambon kembali menggelar Lomba Jukulele Tingkat Kecamatan, sebagai bagian dari komitmen dalam memperkuat ekosistem musik lokal.
Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara TP PKK Kota Ambon, Dinas Pariwisata, dan Ambon Music Office (AMO) yang diselenggarakan untuk kedua kalinya.
Acara ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sarana edukatif dan apresiasi terhadap warisan musik khas Ambon, sekaligus mendukung predikat Ambon sebagai UNESCO City of Music.
Direktur Ambon Music Office, Ronny Loppies, menekankan pentingnya pemahaman yang mendalam terhadap alat musik jukulele dalam lomba ini. Menurutnya, lomba ini harus menjadi ajang eksplorasi dan inovasi suara dari jukulele secara utuh, bukan sekadar permainan nada biasa.
Kami ingin lomba ini murni jukulele. Vokal atau instrumen lain boleh sebagai pelengkap, tapi yang utama adalah bagaimana anak-anak mengeksplor bunyi dari seluruh bagian jukulele dari senar hingga body-nya. Inilah yang akan memperkaya warna musik Ambon,” jelas Loppies saat melakukan pertemuan di Ruangan Vllisengen, Kamis 17 Juli 2025.
Ia juga menegaskan pentingnya technical meeting sebagai momen menyamakan persepsi terkait kriteria penilaian lomba agar pelaksanaan berlangsung objektif dan profesional.
Sementara itu, Ketua TP PKK Kota Ambon, Lisa Wattimena, melalui Sekretaris TP PKK Florensa Matahelamual, berpesan agar para pelatih menanamkan nilai-nilai sportivitas dan kecintaan terhadap seni musik kepada peserta didik.
Perlombaan ini bukan semata-mata mencari juara. Tapi bagaimana anak-anak belajar mencintai musik sebagai bagian dari jati diri orang Ambon, membentuk karakter lewat seni, dan menghargai budaya lokal,” ujarnya.
Tercatat, 85 peserta dari berbagai kecamatan di Kota Ambon telah mendaftarkan diri untuk mengikuti lomba jukulele yang akan melalui tahap penyisihan di tingkat kecamatan, sebelum melaju ke tingkat kota untuk memperebutkan Piala Bergilir dan bonus pembinaan.
Ia juga mengingatkan para pelatih untuk memahami juknis (petunjuk teknis) dan kriteria penilaian secara baik agar tidak terjadi kesalahpahaman dengan dewan juri saat lomba berlangsung.
Ingat, yang berlomba adalah anak-anak, bukan pelatih. Jadi pelatih harus bisa menjadi teladan, bukan egois,” tegasnya(L06)