AMBON, LaskarMaluku.com – Dinas Perhubungan Kota Ambon menggelar Fokus Discussion Grup (FGD),menghadirkan Mr. Daniel Soler selaku Director of Transit and Mobility Office Heneppin Country, USA.Kamis (23/1/2025) di Ruangan Vlisingen lantai dua Kantor Balai Kota Ambon
Daniel Soler merupakan pimpinan perhubungan di Heneppin Country,USA
Penjabat Walikota Ambon, Dominggus Kaya mengungkapkan, kehadiran Daniel Soler selaku pimpinan perhubungan di Heneppin Country yang setara ditingkat provinsi, kiranya dapat memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi Dinas Perhubungan Kota Ambon dalam upaya mengatasi berbagai masalah terutama kemacetan di Kota Ambon.
“Daya dukung Kota Ambon menghadapi masalah cukup berat dengan luas wilayah sebesar 377 km persegi dan luas daratan hanya 359,64 km persegi, berkarakter gunung dan Bukit sehingga gunung dan bukit dominan pemukiman penduduk yang berjumlah 359.611 jiwa berada pada daerah pesisir inilah bukti yang menunjukkan kepadatan penduduk kota Ambon yang mencapai 1532 orang/KM Persegi,”jelas Kaya.
Menurutnya, transportasi Kota Ambon akan sangat ramai, padat dan sibuk serta macet.Sehingga itulah yang menjadi masalah yang harus kita hadapi bersama kini dan ke depan
Untuk itu ada beberapa hal penting yang menjadi bahan diskusi dalam forum tersebut diantaranya, berdasarkan data Dishub Kota Ambon ditahun 2023 terdapat kurang lebih 2.138 kendaraan angkutan Kota yang beroperasi setiap harinya.
“Jika dibandingkan dengan panjang Jalan Kota Ambon 309,01 km2, maka hal ini menjadi potensi permasalahan yang serius untuk ditangani, “jelasnya.
Kedua, berkaitan dengan titik akhir dari semua rute transportasi umum di Kota Ambon, hanya Terminal Mardika yang menjadi satu-satunya terminal yang menampung dan melayani berbagai rute angkutan umum yang masuk ke Kota Ambon.
Sehingga dengan demikian maka tentu mengakibatkan jumlah kendaraan yang masuk hanya menumpuk ke satu titik lokasi sehingga menimbulkan kesulitan tersendiri sehingga butuh solusi untuk mengurangi kondisi kemacetan di tengah kota, “ujarnya.
Ketiga, permasalahan parkir yang menjadi tanggung jawab pengelola dari Dinas Perhubungan Kota Ambon, menurut Kaya masih belum tertangani dengan maksimal. Baik dari segi ruang parkir yang tidak representatif juga tidak memadai untuk menampung jumlah kendaraan yang parkir sehingga menambah catatan buruk dalam sistem pengelolaan parkir
Dengan berbagai kendala dan permasalahan yang ada, Kaya berharap bahwa Mr. Daniel Soler selaku kepala Dinas di Henepoin Country dapat memberikan masukan maupun hal positif dalam membantu Pemkot Ambon terkait berbagai kendala tersebut.
“Inilah adalah beberapa gambaran sesuai kondisi kenyataan yang kita alami bersama saat ini. Saya yakin dan percaya bahwa setiap kita yang hadir di dalam ruangan ini memiliki kegelisahan sekaligus semangat yang sama untuk mengatasi permasalahan transportasi termasuk permasalahan parkir yang sangat terbatas di Kota Ambon.
Oleh karena itu mari kita pergunakan waktu ini sebaik-baiknya dalam forum FGD untuk memberikan sumbangsih pemikiran sebagai solusi tindak lanjut dan juga rekomendasi yang tepat untuk mengatasinya.
Kaya menambahkan, kedepannya Pemkot akan berupaya untuk memperkuat kolaborasi seluruh stakeholder dan pemangku kepentingan sehingga berbagai masalah transportasi dan parkir di kota Ambon dapat teratasi.
“Saya sangat berharap semoga FGD yang dilakukan hari ini memberikan kontribusi yang sebesar-besarnya bagi pemerintah kota Ambon untuk mengatasi permasalahan transportasi umum termasuk juga permasalahan parkir di Kota Ambon manise
Sementara itu, Mr Daniel Soler. Kepada media mengungkapkan, kehadirannya di Kota Ambon ini merupakan follow Up dan tindak lanjut dari kehadiran salah satu staf Dishub Kota Ambon, Yesti Tanasale saat mengikuti salah satu program yang disponsori oleh Pemerintah Amerika. Yang mana Yesti ditempatkan di kantor perhubungan yang dipimpin oleh dirinya.
Kata Soler, Yesti mengundang saya untuk datang dan melihat kondisi di Kota Ambon dan melakukan observasi dan diskusi terkait berbagai permasalahan yang dihadapi di Kota Ambon.
“Jumlah angkutan di Kota Ambon menumpuk, mesti ada kebijakan yang diambil seperti memberlakukan jam-jam tertentu untuk angkutan kota beroperasi dan masuk maupun keluar terminal. Tetapi hal itu harus diikuti dengan kebijakan serta tindakan tegas dari pemerintah apabila ada yang melanggar,” ungkapnya
“Mesti ada jam-jam operasional tententu yang harus diterapkan oleh pemerintah dengan regulasi dan aturan tertentu. Dan saat menjalankan hal itu, pemerintah harus bertindak tegas dengan melibatkan semua pihak termasuk kepolisian
Ia memastikan selain itu akan ada masukan yang lain bagi Dishub Kota Ambon sehingga berbagai masalah transportasi dan parkir bisa teratasi. (L06)