AMBON,Laskar Maluku.com – Wali Kota Ambon Bodewin Wattimena menegaskan bahwa penyediaan akses air bersih bagi masyarakat merupakan bagian dari 17 program prioritas Pemerintah Kota Ambon yang telah disampaikan sejak masa kampanye dan kini menjadi komitmen bersama pemerintah daerah.

Hal tersebut disampaikan Wali Kota usai meresmikan Layanan Air Bersih Perumda Tirta Yapono di kawasan Kezia, Gunung Nona, Sabtu (20/12/2025).

“Apa yang kami sampaikan kepada warga saat kampanye hari ini menjadi komitmen pemerintah kota. Salah satunya adalah memastikan masyarakat yang selama ini belum terakses air bersih, perlahan-lahan kita berikan akses tersebut,” ujar Bodewin Wattimena.

Ia mengungkapkan bahwa hingga saat ini Pemerintah Kota Ambon telah membuka layanan air bersih di sekitar enam titik, dan masih terdapat sejumlah titik lain yang sementara dikerjakan, termasuk di wilayah Amori. Upaya tersebut diharapkan dapat memberikan dampak langsung bagi masyarakat.

Menurut Wali Kota, hadirnya layanan air bersih di Kezia Gunung Nona menjadi contoh nyata hasil kerja keras pemerintah dan Perumda Tirta Yapono, mengingat warga setempat telah 23 tahun tinggal di kawasan tersebut tanpa akses air bersih.

“Hari ini aksesnya sudah diberikan. Tinggal pemasangan jaringan ke rumah-rumah warga. Semua sepakat, kalau dikelola PDAM, masyarakat memasang meteran dan membayar sesuai pemakaian. Itu memang tugas pemerintah,” jelasnya.

Bodewin menargetkan dalam lima tahun kepemimpinannya, akses air bersih dapat dibuka di wilayah-wilayah yang selama ini belum terjangkau. Hingga akhir tahun 2025, tercatat sekitar 2.000 kepala keluarga di Kota Ambon telah menikmati akses air bersih.

“Ini kebahagiaan seorang pemimpin, ketika masyarakat merasakan dampak nyata dari apa yang kita lakukan. Tahun depan, kalau bisa kita buka enam titik lagi, maka dalam lima tahun akan semakin banyak warga yang terlayani,” katanya.

Ia menegaskan bahwa program air bersih kini bukan lagi program pribadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota, melainkan telah menjadi program prioritas Pemerintah Kota Ambon, yang harus didukung oleh seluruh pihak, mulai dari PDAM, DPRD Kota Ambon, hingga perangkat daerah terkait.

Terkait biaya pemasangan jaringan dan meteran, Wali Kota menyatakan bahwa pemerintah membuka ruang relaksasi dan kebijakan khusus, terutama bagi masyarakat kurang mampu. Skema pembayaran administrasi dapat dilakukan secara dicicil, bahkan memungkinkan adanya bantuan dari pihak lain.

“Kalau ada masyarakat yang mampu dan mau membantu, misalnya satu orang menanggung satu rumah yang tidak mampu, itu sangat mungkin. Sehingga warga cukup membayar iuran bulanan sesuai pemakaian,” ujarnya.

Menjawab pertanyaan mengenai lambannya akses air bersih di wilayah perbukitan selama puluhan tahun, Bodewin menjelaskan bahwa kendala utama terletak pada sumber air yang berada di wilayah rendah, sehingga membutuhkan biaya besar untuk mengalirkan air ke daerah ketinggian.

Namun demikian, ia memastikan bahwa Pemerintah Kota Ambon terus melakukan terobosan. Beberapa wilayah seperti Kuda Mati Atas dan Kezia telah terpenuhi, dan ke depan perhatian akan diarahkan ke kawasan lain yang masih mengalami kesulitan air, termasuk Benteng dan Batu Merah.

“Kalau pengelolaan air sudah kembali ke PDAM, kita akan berupaya menyelesaikan persoalan ini secara menyeluruh, termasuk penyelesaian dengan pihak investor, agar pelayanan air bersih di Kota Ambon bisa lebih maksimal,” pungkasnya.

Peresmian layanan air bersih di Kezia Gunung Nona ini menjadi bagian dari upaya berkelanjutan Pemerintah Kota Ambon dalam menjamin hak dasar masyarakat terhadap air bersih, sekaligus mendorong peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan warga Kota Ambon.(L06)