AMBON, LaskarMaluku.com – Aktivis Risman Soulisa bersama salah satu rekannnya, melakukan unjuk rasa di depan kantor DPRD Kota Ambon. Tuntutan utamanya adalah
meminta DPRD Kota Ambon jangan ikut-ikutan naikan tunjangan seperti yang terjadi di DPR RI, sebagai representasi masyarakat Kota Ambon mereka harus menolak

Pantauan media ini di lapangan, berbeda dengan aksi demo di lokasi lain, di DPRD Kota Ambon aksi demo yang berlangsung Senin (1/9) hanya di datangi 2 orang aktivis dengan satu orang yang bertindak sebagai orator.

Keduanya masuk ke halaman parkir kantor DPRD Ambon yang berlokasi di kawasan belakang soya kecamatan Sirimau sekitar pukul 15.00 WIT saat semua perhatian dipusatkan ke demonstrasi di kantor DPRD Provinsi Maluku di kawasan Karang Panjang.

Di tengah pengawalan yang tidak begitu ketat, Aktivis Risman Soulisa yang dibekali pengeras suara mulai menyampaikan orasi. Soulisa menyentil kenaikan tunjangan anggota DPR.

Dirinya berharap hal itu tidak berlaku untuk DPRD Kota Ambon yang anggaran dan pendapatan daerahnya belum mampu untuk mensejahterakan rakyat.

“Soulisa juga tegas meminta DPRD memberikan himbauan kepada aparat keamanan untuk tidak menjadikan masyarakat sebagai “Samsak” Saat meyampaikan keluhan masyarakat.

Ditempat yang sama, menanggapi tuntutan tersebut, Ketua DPRD Kota Ambon, Mourits Tamaela, mengatakan bahwa DPRD Kota Ambon menolak kenaikan tunjangan anggota DPR.

Menurutnya gejolak ekonomi di masyarakat yang tidak stabil menjadi faktor tidak pantasnya kenaikan tunjangan dimaksud.
“Apa yang disuarakan oleh kawan kawan kita, DPRD dari awal sudah mengkaji. Kami sepakat apa yang menjadi tuntutan melihat kondisi ekonomi bangsa yang tidak baik baik saja, kenaikan hal hal yang dimaksud kami rasa belum pantas dilakukan, ” pungkasnya.

Soal koordinasi dengan aparat terkait pengamanan demo yang humanis. Tamaela mengaku Komisi I DPRD Kota Ambon bersama pimpinan DPRD telah melakukan pertemuan dengan Polresta Ambon maupun Kodim, dan bersepakat untuk mengawal aksi secara baik tanpa ada gesekan yang berujung tindak kekerasan.

Usai mendengar pernyataan ketua DPRD, kedua aktivis aksi selanjutnya meninggalkan kantor DPRD Kota Ambon dengan tertib.(L06)