AMBON, LaskarMaluku.com – Pemerintah Kota Ambon bersama Pusat Pengendalian Lingkungan Hidup(Pusdal LH) Sulawesi–Maluku (SUMA) menggelar Aksi Bersih Pantai dan Laut Teluk Ambon.

Kegiatan ini digelar dalam upaya memperkuat kolaborasi dan meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan. Kegiatan berlangsung, Jumat (28/11/2029), di Pantai Wainitu.

Hadir, Sekkot, Robby Sapulette, Forkopimda, para Pimpinan OPD, komunitas peduli lingkungan, siswa-siswi SMA 1 dan SMA 2, pengelola bank sampah, para ASN lingkup Pemkot Ambon, serta undangan lainnya.

Kegiatan ini mengusung tema: “Menuju Indonesia Bersih 2029”.

Wali Kota Ambon, Bodewin M. Wattimena, dalam sambutannya menyampaikan, mengapresiasi kehadiran para ASN, komunitas peduli lingkungan, perusahaan, dan seluruh pihak yang terlibat. Aksi bersih ini tidak hanya menjadi bentuk kolaborasi dengan Pusdal LH SUMA, tetapi juga wujud nyata kepedulian bersama untuk menjaga Ambon tetap bersih dan sehat.

“Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Pemerintah memulai dan menginisiasi pembersihan, tetapi masyarakat juga harus ikut berpartisipasi. Kita semua punya tanggung jawab yang sama,” tegasnya.

Ia mengungkapkan, kondisi pengelolaan sampah di Ambon saat ini masih jauh dari ideal. Keterbatasan sarana dan prasarana membuat pemerintah belum mampu mengangkut seluruh sampah setiap hari. Karena itu, kesadaran masyarakat menjadi modal utama dalam menjaga kebersihan kota.

“Kalau Indonesia ditargetkan bersih pada tahun 2029, maka Ambon harus lebih dulu bersih. Modal kita adalah semangat-semangat pemerintah, semangat masyarakat, dan kesadaran bersama untuk tidak membuang sampah sembarangan,” ujarnya.

Wattimena mengajak seluruh peserta aksi untuk menjadikan kegiatan ini sebagai momentum menjaga lingkungan secara berkelanjutan.

“Pastikan kita tinggal di lingkungan yang bersih, bukan lingkungan yang penuh polusi. Mari sama-sama bekerja, menjaga kota ini untuk kita semua,” tandasnya

Sebelumnya Kepala Pusdal LH SUMA, Azri Rasul, dalam sambutannya menandaskan kondisi persampahan di Ambon yang masih memprihatinkan. Kota Ambon menghasilkan 256 ton sampah per hari, namun hanya 180 ton yang masuk ke TPA. Dari jumlah itu, yang berhasil dikelola belum mencapai 10 persen.

“Lebih dari 20 persen sampah ada di luar sistem, di lahan terbuka, selokan, sungai, kanal, hingga bermuara ke laut,” jelasnya.

Menurut Azri, permasalahan ini terjadi karena sebagian masyarakat masih memiliki perilaku tidak ramah lingkungan.

“Penanganan sampah bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab seluruh warga,” tegasnya.

Azri juga mengingatkan bahaya mikroplastik yang kini banyak ditemukan di perairan Ambon, termasuk pada ikan dan kerang yang dikonsumsi masyarakat. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa mikroplastik dapat memicu penyakit berbahaya, termasuk kanker.

“Ini bukan ancaman jauh, tetapi masalah nyata yang harus kita tangani bersama,” ujarnya.

Ia berharap aksi bersih ini tidak hanya menjadi kegiatan seremonial, tetapi mampu membangkitkan kesadaran masyarakat sekitar pantai untuk terus menjaga kebersihan lingkungan bersama RT dan RW.

“Terima kasih atas komitmen kita semua. Mari terus bergerak menjaga Ambon, menjaga lingkungan, dan menjaga masa depan kita,” pungkasnya.

Pada akhir sambutan, Wattimena membuka kegiatan aksi bersih pantai dan laut Teluk Ambon, sekaligus ia menyerahkan komposter (alat pengurai sampah organik) kepada Lurah Wainitu. (L06)