AMBON, LaskarMaluku.com – Walikota Ambon, Bodewin Wattimena, meresmikan gedung Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) BPBD Kota Ambon, Kamis (16/10).

Dalam sambutannya Walikota Ambon Bodewin Wattimena berharap dengan kehadiran Pusdalops ini dapat memperkuat komitmen Pemerintah Kota (Pemkot) dalam mengadapi potensi bencana yang sering terjadi di Kota Ambon.

Kota Ambon termasuk daerah dengan kategori resiko bencana yang sering terjadi apalagi sedang berada dalam musim penghujan. Sehingga berbagai bencana seperti Banjir, longsor, cuaca eksre bahkan hingga gempa sering melanda kota Ambon.

“Kita tidak tahu kapan bencana akan datang dan kita juga tidak bisa menolak bencana yang datang. Tetapi paling tidak kita punya persiapan yang matang dalam menghadapi dampak dari bencana. Dengan berbagai peralatan yang ada saat ini maka diharapkan ialah kita bisa bergerak cepat dan tanggap dalam membantu masyarakat yang terkena dampak bencana, “jelas mantan Sekretaris DPRD Maluku itu

Dengan diresmikannya Pusdalops maka walikota berharap akan memperkuat sistem penanggulangan bencana di Kota Ambon. Karena BPBD Kota Ambon telah didukung dengan fasilitas yang mumpuni dan terintegrasi secara digital.

“Dengan hadirnya Pusdalops ini, penanganan bencana bisa dilakukan lebih cepat dan terukur. Ke depan, koordinasi tidak lagi manual lewat telepon, tapi sudah berbasis digital.

Karena hal ini yang kita butuhkan yaitu data, lokasi bahkan dampaknya seperti apa itu semua bisa terpantau melalui sistem digital yang terukur dan cepat dan bisa diapdute, “jelasnya.

Ia juga berharap agar BPBD mampu memaksimalkan gedung Pusdalops dengan baik untuk meningkatkan kinerja dan efektifitas.

Sementara itu, ketua BPBD Kota Ambon, Frits Tatipikalawan mangakui bahwa Kota Ambon merupakan satu dari 60 daerah yang memperoleh bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Olehnya itu ia optimis dengan kehadiran Pusdalops dapat meningkatkan kinerja BPBD Kota Ambon.

“Tentu bentuan yang diperoleh akan dimaksimalkan dengan baik untuk kepentingan seluruh masyarakat Kota Ambon.

“Selama 13 tahun terakhir, tercatat sebanyak 1.243 kejadian bencana di Kota Ambon, dengan tanah longsor menjadi kejadian paling dominan yaitu sebanyak 995 kasus,” ungkapnya

“Kota Ambon masuk kategori sedang dalam klasifikasi risiko bencana nasional. Ini menjadi tantangan besar yang harus dihadapi secara serius,” kata Tatipikalawan.

Dijelaskan, sejak berdiri tahun 2012 berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6, BPBD Kota Ambon terus berupaya membangun sinergi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat dan lembaga internasional.

Berkat penilaian koordinatif yang baik, BPBD Kota Ambon termasuk dalam 60 daerah di Indonesia yang menerima bantuan pembangunan pusat pengendalian operasi penanggulangan bencana dari pemerintah pusat.

“Bantuan ini mencakup gedung, perangkat teknologi informasi, serta peralatan simulasi kebencanaan seperti Virtual Reality (VR). Ini adalah investasi besar untuk mengurangi risiko bencana di Ambon,” ujarnya.

Ucapan terima kasih kepada Wali Kota Ambon dan seluruh pemangku kepentingan yang telah mendukung BPBD selama 13 tahun terakhir. Menurutnya, kolaborasi dengan BMKG, TNI-Polri, dan pihak lainnya menjadi kunci keberhasilan dalam pengurangan risiko bencana di kota ini.

“Kami harap semua ini tidak hanya menjadi pencapaian hari ini, tetapi awal dari peningkatan layanan kebencanaan yang lebih cepat, tepat, dan terukur di Kota Ambon. (L06)