AMBON, LaskarMaluku.com – Lagu Tanah Papua membahana di aula UPTD Balai Pelatihan Kesehatan Provinsi Maluku.

Di aula ini diselenggarakan pelatihan Pengelolaan Kesehatan Lingkungan pada Situasi Bencana Tahun 2025. Kerjasama Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat Daya dengan UPTD Balai Pelatihan Kesehatan Provinsi Maluku.

Lagu “Tanah Papua” telah diakui sebagai aset daerah oleh Pemerintah Provinsi Papua Barat dan Yance Rumbino menerima penghargaan serta sertifikat hak cipta atas karyanya.

Berikut ini kita bisa simak lagu Tanah Papua, gaya bahasanya sangat sederhana tapi menginspirasi kita ketika mendengar syairnya.

“Di sana pulauku
Yang kupuja s’lalu
Tanah Papua, pulau indah
Hutan dan Lautmu
Yang membisu s’lalu
Cendrawasih, burung emas
Gunung-gunung, lembah-lembah
yang penuh misteri
Kan kupuja selalu
keindahan alammu yang mempesona
sungainya yang deras mengalirkan emas
sio ya Tuhan, terima kasih

Lagu sempat membuat haru para peserta pelatihan yang berasal dari kabupaten kota, Provinsi Papua Barat, termasuk, Kepala Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Provinsi Papua Barat Daya, Dr Naomy Netty Howay, SKM. M.Kes.

Naomy Netty katakan, biasanya kegiatan sedemikian dilakukan diluar Provinsi Papua Barat Daya, akan tetapi kali ini, pelatihan pengelolaan Kesehatan lingkungan pada situasi Bencana, tahun 2025 ini dilaksanakan di kota Ambon ibukota provinsi Maluku, sekaligus kita membangun kerjasama (PKS) dengan UPTD Balai Pelatihan Kesehatan Provinsi Maluku. Disamping
berkaitan dengan proses efesiensi anggaran.

“kegiatan-kegiatan serupa selama ini kita buat di luar baik di pulau Jawa, Makasar (Sulsel), dan disaat saya dipercaya menjadi kepala Dinas, saya ambil kebijakan untuk dilaksanakan di provinsi Maluku berdasarkan pendekatan budaya, adat, kekeluargaan kita yang telah terjalin selama ini, apalagi dengan adanya transparansi yang menunjang antara Provinsi Papua Barat Daya ibu kota Sorong, maupun dengan provinsi Maluku, sekaligus penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS), ” Kata Kadis Kepala Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Provinsi Papua Barat Daya, Dr Naomy Netty Howay, SKM. M.Kes, kepada LaskarMaluku.com, disela-sela pembukaan kegiatan pelatihan tersebut, Rabu (8/10/25).

Ia berharap, Pelatihan Pengelolaan Kesehatan Lingkungan Pada Situasi Bencana Tahun 2025
Kerjasama Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat Daya dengan UPTD Balai Pelatihan Kesehatan Provinsi Maluku ini sebagai kegiatan awal yang nantinya bisa diikuti lima kabupaten dan satu kota di provinsi Papua Barat Daya, khususnya dinas Kesehatan yang membutuhkan sertifikasi bisa dilakukan di kota Ambon ibu kota provinsi Maluku.

“Ini berkaitan dengan efesiensi anggaran’ kita bisa dapat lebih murah dan mudah jika dibandingkan dengan dilaksanakan di Jawa atau Sulawesi Selatan misalnya, ” ujar Dr Naomy Netty Howay, M.Kes, sembari menyampaikan ucapan terimakasih kepada UPTD Balai Pelatihan Kesehatan Provinsi Maluku dan jajarannya dari awal perencanaan hingga dilaksanakannya kegiatan pelatihan dimaksud.

Kegiatan Pelatihan Kebencanaan dilaksanakan untuk memperkuat kesiapsiagaan menghadapi bencana, Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Provinsi Papua Barat Daya bekerjasama dengan Balai Pelatihan Kesehatan Provinsi Maluku, melaksanakan kegiatan pelatihan pengelolaan kesehatan lingkungan pada situasi bencana tahun 2025 yang berlangsung 8 – 17 Oktober 2025.

Pelatihan yang berpusat di aula UPTD Balai Pelatihan Kesehatan Maluku, dibuka Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Provinsi Papua Barat Daya Dr. Naomi Netty Howay, S.KM., M.Kes

Dalam sambutannya, Naomi mengatakan bencana diklasifikasikan menjadi tiga jenis utama yaitu bencana alam, bencana non-alam, dan bencana sosial. Karena ini harus diketahui semua pihak khususnya tenaga Kesehatan lingkungan.

“Para peserta yang mengikuti pelatihan ini akan memperoleh sertifikat, tapi ini sekaligus menjadi syarat dan acuan bagaimana bisa mengelola situasi darurat,” ungkap Naomi.

Hal yang sama dikatakan Kepala UPTD Balai Pelatihan Kesehatan Maluku Syahrin Gailea S.KM., M.K.M, bahwa dengan kolaborasi dan silaturahmi dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam bidang kesehatan lingkungan, serta siap hadapi bencana yang merupakan tantangan nyata di wilayah timur Indonesia.

Seperti diketahui wilayah Maluku dan Papua Barat Daya memiliki karakter, geografis dan potensi bencana yang hampir serupa. Mulai dari gempa bumi, banjir hingga cuaca ekstrem.

“Karena itu peningkatan tenaga kesehatan lingkungan dalam penanganan bencana menjadi sangat penting. Karena dapat meningkatkan kemampuan, ketrampilan dan koordinasi lintas sektor, agar respon disetujui bencana bisa cepat dan tepat,” tandas Syahrin Gailea.

Untuk diketahui pelatihan Kebencanaan tersebut diikuti oleh Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat Daya 5 orang, Dinas Kesehatan Kota Sorong 5 orang, Dinas Kesehatan Kabupaten Sorong, 5 orang, Dinas Kesehatan Kabupaten Tambrauw, 5 orang, Dinas Kesehatan Kabupaten Raja Ampat 5 orang, Dinas Kesehatan Kabupaten Sorong Selatan 5 orang dan Dinas Kesehatan Kabupaten Maybrat lima (5) peserta total 35 peserta.

Sepintas kita diperkenalkan dengan lagu “Tanah Papua”

Pencipta lagu ini adalah Yance Rumbino, seorang maestro musik Papua yang juga dikenal sebagai seorang guru. Beliau telah berpulang pada 30 Mei 2024 dan karyanya terus dikenang karena keindahan nada dan makna lirik yang mendalam.
Karya Legendaris: Lagu “Tanah Papua” yang diciptakan oleh Yance Rumbino sangat melegenda dan terkenal hingga ke mancanegara.

Yance Rumbino menciptakan lagu ini saat bertugas sebagai guru di daerah pedalaman Papua, yang menginspirasinya karena kondisi geografis dan tantangan mengajar.

Lagu “Tanah Papua” telah diakui sebagai aset daerah oleh Pemerintah Provinsi Papua Barat dan Yance Rumbino menerima penghargaan serta sertifikat hak cipta atas karyanya.

Usai lagu Tanah Papua ikut pula dinyanyikan lagu “Gandong LaMari Gandong,”

Ungkapan “ale rasa beta rasa” bukan hanya dikumandangkan pada acara acara formal, tetapi turut mempengaruhi dunia musik Maluku. Banyak syair lagu yang menyuarakan hubungan persaudaraan sebagai wujud dari makna “ale rasa beta rasa”. Syair-syair lagu tersebut adalah sebagai berikut.

Gandong la mari Gandong Mari jua ale yo, beta mau bilang ale Katong dua satu Gandong Hidop ade deng kaka, sungguh manis lawang e

Ale rasa beta rasa, katong dua satu gandong Gandong e, sio gandong e Mari beta gendong, beta gendong ale jua Katong dua, cuma satu gandong e

Satu hati, satu jantong e.

Syair lagu di atas menunjukan bahwa orang Maluku merupakan orang-orang yang memiliki hubungan persaudaraan secara genealogis (sedarah). Oleh karena itu hubungan sebagai adik, dan kakak di antara sesama orang Maluku yang berbeda kampung-negeri, dan agama menjadi sesuatu yang sangat erat, sangat manis, penuh kekerabatan.

Sebagaimana hubungan di antara orang yang ada dalam satu keluarga inti. Hidup persaudaraan itu terbangun dalam suatu rasa senasib-sepenanggungan, hidup yang saling menopang, mendukung atau tolong-menolong, hidup tanpa perbedaan, sehingga dua hati, dan dua jantung ingin dijadikan satu sebagai respons atas rasa persaudaraan. (Andi Sagat)