JAKARTA, LaskarMaluku.com – Deretan stand berjejer rapi dengan produk-produk local dari sejumlah keuskupan di Indoensia yang dijual disela-sela rangkaian Sidang Agung gereja Katolik Indoensia (SAGKI) 2025 di Hotel Mercure Ancol, tanggal 3-7 November 2025.
Tak ketinggalan, Keuskupan Amboina menampilkan aneka produk local karya umat Katolik dari berbagi wilayah. Dari kerajinan tangan berupa kain tenun khas Tanimbar yang didesain menjadi syal dan tas, tetapi ada juga minyak kayu putih khas Pulau Buru. Hasil laut berupa ikan asin Balobo dan terasi udang dari Kepulauan Aru juga meramaikan stand Keuskupan Amboina, serta jajanan khas Kei Embal, yang terbuat dari singkong yang diolah dengan cita rasa keju, kacang, maupun kopi bahkan cita rasa rumput laut. Ada juga roti kenari dan bagea dengan bahan dasar sagu yang dijual di stand pameran milik Keuskupan Amboina.
Minyak kayu putih merupakan salah satu produk unggulan Keuskupan Amboina yang laris manis dihari pertama pembukaan SAGKI 2025, sementara produk-produk lain juga diminati para peserta. Ketua KWI Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, O.S.C. yang berkunjung pun berminat dengan ikan asin balobo khas Kepulauan Aru.

Pameran ini tidak sekadar ajang jual beli, melainkan menjadi ruang perjumpaan yang hangat di antara para peserta SAGKI. Di balik setiap stand, tersimpan kisah tentang perjuangan, harapan, dan semangat pemberdayaan umat, kisah tentang bagaimana iman diwujudkan dalam karya nyata untuk menopang kehidupan bersama.
“Melalui pameran, berbagai potensi daerah dapat diperkenalkan, yang pada akhirnya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi local,”ungkap Person in Charge (PIC) Keuskupan Amboina, RD Alex Lesomar kepada media ini di sela-sela pameran.
Menurutnya, dari kerajinan tangan, makanan khas daerah, hingga produk sosial kreatif, semuanya hadir dalam satu ruang yang menggambarkan wajah iman yang hidup dan kreatif.
“Kegiatan ini menjadi kesempatan berharga bagi setiap keuskupan untuk memperkenalkan hasil karya masyarakatnya. Kami berharap Gereja tidak hanya berfokus pada kehidupan liturgis, tetapi juga turut menggerakkan umat agar bersama-sama memajukan berbagai aspek kehidupan,”Harap RD Alex Lesomar ujarnya.

Toko OBOR dan RAPTIM – dua lembaga di bawah naungan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) – juga turut hadir meramaikan pameran. Toko OBOR menawarkan berbagai buku rohani dan benda devosi, sementara RAPTIM memperkenalkan layanan perjalanan ziarah rohani. Kehadiran mereka memudahkan peserta untuk mendapatkan bahan bacaan rohani sekaligus informasi seputar wisata iman.
Selain itu, pameran juga menghadirkan produk-produk unggulan dari Pertapaan Rawaseneng yang semakin mendekatkan karya monastik kepada masyarakat luas. Tak ketinggalan, tersedia pula berbagai merchandise resmi dari Pastoral Yubileum 2025, yang menjadi pengingat akan semangat Gereja dalam menyongsong tahun rahmat tersebut.
Melalui pameran ini, SAGKI 2025 tidak hanya menjadi peristiwa sinodal, tetapi juga perayaan iman yang diwujudkan dalam kreativitas dan kerja bersama umat di seluruh Indonesia. (L02)
