AMBON, LaskarMaluku.com – Pelaksana Tugas (PLT) Sekda Maluku, Suryadi Sabirin mengungkapkan kalau kondisi trouble di kawasan Tugu Trikora dan sekitarnya telah dilaporkan kepada pemerintah pusat. 

Kendati begitu, aparat keamanan khususnya wilayah hukum Polres Ambon dan Pulau Leasa, dinilai tidak mampu mengeleminir setiap prakondisi yang ditimbulkan. Akibatnya bentrok antar pemuda ini, dilatar belakangi oleh  minuman keras. 

Kendati begitu, analisa memungkin kalau kondisi itu ditenggarai oleh adanya setingan pihak tertentu yang menghendaki terjadi kekacauan di kota Ambon menjelang pelantikan calon gubernur dan wakil gubernur Maluku terpilih. 

“Kejadian di Minggu (12/1/2025) pagi itu, kita rapat dan usai pertemuan pak gubernur laporkan keadaan situasi kota Ambon kepada pak Menteri dalam negeri, “ungkap Suryadi Sabirin kepada awak media di gedung DPRD Provinsi Maluku Karang Panjang Ambon, Selasa (14/1/25) siang usai dirinya mendampingi rapat bersama beberapa OPD dengan Komisi 1 DPRD Maluku.

Rapat komisi 1 DPRD Maluku dengan PLT Sekda Maluku dengan beberapa OPD tersebut,  membicarakan soal PPN 12 persen yang akan diberlakukan di provinsi Maluku.

Rapat di kantor Polresta Ambon dan Pulau-Pulau Lease itu, kata Sekda membicarakan soal instabilitas keamanan dan langkah-langkah pencegahan serta bagaimana mengantisipasi isu yang berkembang di kalangan masyarakat.

“Pada rapat itu, saya juga hadir mendampingi pak gubernur, dan rapat di Polresta, dicari oknumnya lalu penyebab apa? “Penyebabnya miras, tentu ini akan diikuti dengan peraturan soal minuman keras (miras), termasuk membicarakan soal pelaku pencurian motor yang sudah terdeteksi aparat keamanan, disamping pendirian pos-pos aparat keamanan, jadi intinya usai pertemuan pak gubernur langsung melaporkan kepada pak Menteri, “tandas Sabirin.

Sampai sejauh ini kondisi keamanan di wilayah hukum Polresta pulau Ambon telah kondusif. Kondisi ini tercipta berkat kesadaran masyarakat untuk tidak mengulangi peristiwa masa lampau. Karena sejarah mencatat bahwa kondisi itu memperparah sendi-sendi kehidupan orang basudara.

Walau begitu, kondisi yang tercipta di Minggu pagi itu, tentunya sangat disayangkan lantaran Polresta lamban mengantisipasi setiap permasalahan yang ditimbulkan. Apalagi pra kondisi itu nampaknya mulai ada setingan di tanggal 31 Desember 2024 lalu, hingga bermuara pada kejadian Tugu Trikora.

Apapun analisisnya, yang sangat diharapkan adalah kesadaran masyarakat kota Ambon khusus dan Maluku umumnya, untuk mampu menahan diri dari setiap unsur provokasi yang menyesatkan. Kita Haris Ingat Kita Punya Gong Perdamaian lambang penyatuan dan kedamaian orang Basudara di Maluku. (LO5).