AMBON, LaskarMaluku.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai sektor jasa keuangan terjaga stabil di tengah ketidakpastian geopolitik global.
Meski begitu, OJK mencermati dan melakukan asesmen berkala terhadap perkembangan kondisi geopolitik global yang berpotensi meningkatkan volatilitas pasar keuangan.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menjelaskan, lembaga-lembaga internasional kembali menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada 2025 dan 2026
Dalam laporan terbarunya, Bank Dunia dan OECD menilai bahwa ketidakpastian perkembangan geopolitik masih membayangi prospek pemulihan ekonomi ke depan.
Kemudian, ketidakpastian perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok sedikit menurun setelah tercapainya kerangka kesepakatan dagang antara kedua negara
Di sisi lain, tensi geopolitik terlihat kembali meningkat, terutama di kawasan timur-tengah seiring terjadinya Perang Israel dan Iran, disusul serangan AS terhadap fasilitas nuklir utama di Iran. Namun, tekanan terhadap pasar keuangan dan harga minyak mereda setelah gencatan senjata Israel dan Iran diberlakukan
Dari sisi eksternal, neraca perdagangan pada Mei 2025 mencatatkan surplus cukup besar setelah sempat mengalami tekanan pada bulan sebelumnya.
Kinerja ekspor menunjukkan perbaikan, terutama didorong oleh pertumbuhan positif pada ekspor produk pertanian dan manufaktur dalam tiga bulan terakhir.
“Peningkatan ini berhasil mengimbangi penurunan yang terjadi pada ekspor produk pertambangan dan komoditas lainnya,” jelasnya.
Dalam hal ini, OJK mencermati dan melakukan asesmen berkala terhadap perkembangan kondisi geopolitik global yang berpotensi meningkatkan volatilitas pasar keuangan dan kinerja debitur sektor riil yang memiliki exposure terhadap risiko terkait.
Di samping itu, kata Mahendra, OJK juga meminta lembaga jasa keuangan untuk melakukan asesmen atas perkembangan terkini dan melakukan asesmen lanjutan.
“Ini diharapkan mampu mengambil langkah antisipatif untuk memitigasi potensi peningkatan risiko,” tutupnya. (L06)