AMBON, LaskarMaluku.com – Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, SH,.LLM, menyatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas PU provinsi dan pihak Balai Jalan dan Jembatan agar Jembatan penghubung antara Desa Dian Darat dan Rumdian Kecamatan Manyeuw, Kabupaten Maluku Tenggara, segera diatas dalam waktu dekat.
Hal itu disampaikan gubernur Lewerissa setelah menyikapi Jembatan penghubung antara Desa Dian Darat dan Rumdian Kecamatan Manyeuw, Kabupaten Maluku Tenggara, patah dan nyaris memakan korban jiwa, Selasa 11 Maret 2025 sekira pukul 05.00 WIT pagi.
“Saya sudah koordinasi dengan dinas PU, saya juga sudah koordinasi dengan kepala balai jalan dan jembatan segera atasi dalam waktu dekat ini, “Ungkap Gubernur Hendrik Lewerissa seraya menegaskan kalau jembatan toatwat sudah dibuka untuk digunakan sementara kendati jembatan itu belum diresmikan.
“Kita dapat laporan jembatan Toatwat – Dian sudah dibuka untuk digunakan sementara meskipun jembatan itu belum diresmikan, tapi demi kepentingan umum Jembatan dibuka supaya masyarakat bisa gunakan sebagai jembatan alternatif, “Jelas Lewerissa, kepada awak media di halaman Kantor Bank Maluku dan Maluku Utara, usai buka puasa bersama yang diprakarsai Bank Plat merah itu Selasa (11/03/25).
Acara buka puasa bersama yang melibatkan para Direktur Utama dan jajarannya itu, ikut menghadirkan para bupati dan walikota sebagai pemegang saham.
Menurut Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, pihak telah berkoordinasi semoga dalam waktu dekat jembatan tersebut segerah diatasi. Hanya saja upaya perbaikan ini tentu diperlukan suatu koordinasi dan kebijakan matang soal penggunaan anggaran guna mempercepat perbaikan jembatan dimaksud.
Jembatan penghubung antara Desa Dian Darat dan Rumadian Kecamatan Manyeuw, Kabupaten Maluku Tenggara, ini terjadi, ketika sebuah kendaraan angkot yang ditumpangi para ibu penjual dari Desa Dian Darat hendak menuju ke Pasar Langgur sekira pukul 05.00 WIT. Kejadian begitu cepat, ketika sang supir mobil yang sudah biasa mengantar jemput para penjual di Pasar Langgur itu, dengan cepat menghentikan laju mobil yang melintas di atas jembatan yang panjangnya sekira 15 meter tersebut.
Prak,!!! bunyi retakan membuat besi dan kayu penghubung jembatan ambruk, beruntung mobil tidak terperosot masuk ke dalam laut.
Warga yang mendengar bunyi patahan jembatan berlari keluar melihat apa yang terjadi. Teriakan minta tolong dari ibu – ibu sontak membuat warga gotong royong menyelamatkan angkot yang nyaris terjun ke laut.
Salah satu warga sekitar jembatan, Rensa Fatubun menuturkan saat kejadian ada satu unit kendaraan angkot yang mengangkut para penjual dari Desa Dian Darat menuju Pasar Langgur. Naasnya, ketika melintas di jembatan seketika ambruk dan salah satu bahu jembatan masuk ke laut.
“Ada ibu-ibu dalam mobil mau jualan ke pasar. Ketika melintas di pertengahan jembatan, langsung patah (ambruk). Beruntung supir segera menginjak rem mobil dan tidak ikut ambruk dengan jembatan ke laut, ” tutur Rensa saat dihubungi media ini, Selasa (11/3/2025).
Dari penuturan warga sekitar, jembatan itu sudah berusia puluhan tahun. Bahkan, diceritakan sudah dibangun sejak tahun 1979.
“Dari cerita orangtua, jembatan sudah dibangun dari tahun 70-an,”kisahnya.
Menurut Rensa, jembatan tersebut sudah tidak layak pakai. Apalagi kondisi fisik jembatan yang sudah termakan usia. Padahal, tahun 2024 lalu, sudah sempat terjadi patahan dan sempat diperbaiki patahan tersebut sehingga kembali digunakan. (Tim)